Sahabat ada disaat kita sulit.
Sahabat selalu menyemangati kita di saat orang orang menjatuhkan kita.
Sahabat selalu ada di saat susah maupun senang.Kehilangan satu sahabat = kehilangan sepuluh ribu teman
~Cakrawala~
⬇️⬇️⬇️
Tiba tiba ada yang menepuk pundak Nisa hingga sang empunya pundak kaget.
"Ngapa lu ngelamun aja?" Tanya Dita heran
"Ga, ga apa apa hayu masuk kedalam" ujar Nisa langasung ngacir kedalam.
Dita yang melihat hanya geleng geleng kepala lalu ikut masuk kedalam.
Setibanya di dalam Nisa melihat Iyan sedang memandang kosong jenazah Ardi dengan air mata yang terus terjatuh ke pipi miliknya.
Jika nanya Yuda kemana maka jawabannya dia sudah bertukar kepribadian begitu masuk kedalam rumah dengan Iyan.
"Dendam lu hiks udah gua balesin hiks Di, semoga lu tenang hiks disana, tunggu kami hiks disana" gumam nya sambil terisak pelan.
Sahabat sahabatnya yang melihat juga tak kuasa menahan air mata nya keluar, mereka pun menangis dalam diam.
Nisa yang melihat Iyan sedang menangis pun matanya berkaca kaca dan langsung mengelus pundaknya supaya menenangkan Iyan.
Iyan, Rendi, Wahyu dan Farhan tak henti hentinya menangis di samping jenazah sahabat orok mereka.
Rendi,Iyan,Wahyu,Ardi,Farhan itu sudah sahabatan sejak masih bayi, karena mereka semua pernah tinggal di komplek yang sama alhasil mereka pun akrab sampai sekarang.
Iyan yang tak kuasa menahan tangis nya langsung keluar dari rumah Ardi semua itu tak luput dari pandangan Nisa dan sahabat sahabatnya.
Nisa yang melihat Iyan keluar pun langsung pergi menyusul.
Dia mencari Iyan di halaman depan tetapi tidak ketemu, alhasil dia mencari sampe depan pagar dan dia melihat Iyan sedang memukul tembok di samping nya sampai tangannya berdarah untuk melampiaskan emosi serta kesedihannya.
"Hiks ga guna gua jadi sahabatnya" nangis Iyan di batinnya.
"Kalo gua selalu bersamanya ga akan ini terjadi hiks"
"Yan tenang oke, ikhlasin sahabat kita" ujar Arka menenangkan
"Betul kata Arka, ikhlasin nanti dia berat loh disananya" timpal Axel.
"Huaaa sahabat orok gua hilang satu" histeris Dimas.
"Kita hanya bisa diam saja melihatnya, kita juga merasakan sakit yang di rasa Iyan, lebih baik kita tenangkan diri masing masing, berikan waktu sendiri untuk Iyan" ceramah Arka panjang lebar.
Nisa yang melihat Iyan sedang memukuli tembok membulatkan matanya dan langsung menahan tangan Iyan yang mau memukul tembok lagi.
"Udah cukup, jangan sakitin diri kamu, ikhlasin Ardi" ujar Nisa tapi di hiraukan oleh Iyan.
"Tuh tangan kamu luka, hayu ikut aku kita obatin" ucap Nisa sambil menarik pergelangan tangan Iyan, tetapi Iyan tahan karena tak mau beranjak dari duduknya.
"Luka ini?" Ujarnya sambil memperlihatkan luka akibat pukulan ke tembok tadi.
"Tak sebanding dengan rasa sakit disini" lanjutnya sambil menepuk nepuk dada nya dan menangis.
Jika laki tidak boleh menangis itu salah besar, laki laki boleh menangis kok karena laki laki juga mempunyai air mata :).
"Ikhlasin nanti Ardi nya ga tenang loh disana" ujar Nisa lembut
KAMU SEDANG MEMBACA
IYAN (COMPLETED)
Teen Fictioncerita ini langsung gue pikirkan tak ada sekalipun plagiat dan jangan sekali kali memplagiatkan cerita ini karena ada hukumnya loh. **** Udah Ada Sequelnya **** 17++ Mengandung kata kata kasar Geng? Cinta? Alter ego? Masa kelam? Mau tau? Baca aja