Bel istirahat sudah berbunyi dari tadi sekarang Iyan dkk serta Nisa dkk sedang berada di kantin untuk mengisi perut mereka.
"Gimana ceritanya sampe Farhan ke tusuk?" Tanya Luna
Iyan hanya melirik dan mengangkat bahunya Acuh, Luna pun hanya memutar bola matanya malas.
"Ini bibir sama pelipis kamu udah di obatin belum beb?" Tanya Luna ke Ardi
"Udah kemarin di rumah sakit" ujar Ardi
"Entar mau kerumah sakit?" Tanya Dita dan di angguki oleh mereka bersembilan
"Kalo mau ke rumah sakit,nanti kumpul dulu jalan bareng bareng sama anak anak cakrawala" ujar Wahyu sambil memakan makanannya
"Kamu jangan pernah ikut tawuran lagi ya, kemarin kamu hampir di tusuk tuh" ujar Nisa ke Iyan
"Hmm udah siap nerima segala resiko" ujar Iyan datar.
"Tapi kamu kemarin hampir ke tusuk" ujar Nisa
"Udah biasa sayang, bahkan aku juga pernah ketusuk waktu masih sekolah di sas jaya, kalo ga percaya tanya aja para curut tuh" ujar Iyan sembari menunjuk sahabat sahabatnya dengan dagunya.
"Tuh udah tau udah pernah ketusuk masih bae ikut tawuran" cibir Nisa
"Tau nih kalian tawuran bae, sayang nyawa kalian" ujar Dinda
"Kami tak akan menyerang kalo tak di usik ataupun di serang duluan" ujar Rendi datar
Dan terjadilah perdebatan yang cewek ngomel ngomel, yang cowok membela diri.
Tanpa mereka sadari Fiya datang dengan 2 antec antec nya.
"Hai Iyan, nanti jangan lupa cari gaun buat pertunangan besok" ujar Fiya sambil bergelayut manja di lengan Iyan, sontak mereka semua langsung mengalihkan tatapannya ke Fiya
"Kok gua berasa liat monyet lepas ya?" Ledek Dita
"Apa maksud lo" ngegas Fiya
"Loh kenapa lu nyaut?lu merasa kalo lu monyet?" Tanya Dita dengan senyum miring
Dan Fiya pun terdiam.
"LEPAS" ujar Iyan sambil menyentakan tangannya Fiya di lengannya.
"Ih kamu kok gitu sih, kan kita besok mau tunangan" ujar Fiya manja
"Ck, sejak kapan gua mau tunangan ama lo? Tau diri dikit gua ada pacar ga mungkin ninggalin dia, walaupun besok acara tunangan konyol itu terjadi, lu pikir gua akan diam aja dan mengikuti? Ngga gua akan berontak besok, ga perduli mau keluarga gua atau keluarga lu malu ga perduli gua" ujar Iyan datar
"Bang jangan permaluin keluarga" ujar Dinda
"Ga perduli gua dek, selama papah ga batalin tunangan itu gua ga akan pulang ke rumah" ujar Iyan lalu menarik tangan Nisa untuk berdiri lalu pergi dari kantin.
Mereka pun hanya melihat punggung Iyan yang secara perlahan menghilang di balik tembok.
"Najis udah di tolak mentah mentah masih ge ngarep, siapa suruh dulu lu selingkuhin dia, otak lu dimana?" Ujar Wahyu sarkas
"Malu dikit orang mah, abang tuh ga cocok sama sampah seperti lu" ujar Dinda ngegas lalu pergi dari situ bersama Amel
Mereka pun melirik Sinis Fiya dan antec antecnya, setelah itu pergi tanpa berkata kata dengan tatapan tajamnya
Rendi yang tepat berada di samping Fiya pun membisikan sesuatu di kupingnya.
"Bitch jangan harap bisa dapatkan Iyan kembali" bisiknya lalu pergi dari situ
KAMU SEDANG MEMBACA
IYAN (COMPLETED)
Teen Fictioncerita ini langsung gue pikirkan tak ada sekalipun plagiat dan jangan sekali kali memplagiatkan cerita ini karena ada hukumnya loh. **** Udah Ada Sequelnya **** 17++ Mengandung kata kata kasar Geng? Cinta? Alter ego? Masa kelam? Mau tau? Baca aja