------ Happy Reading ------
Sebelum baca jangan lupa difollow dulu..
Terima kasih..Bright yang terlebih dahulu keluar kelas. Ia duduk dibawah pohon depan fakultas ekonomi menunggu Win Metawin, sambil mendengarkan musik lewat earphone yang ia gunakan. Selama menunggu, banyak para mahasiswa terutama dari kaum hawa yang histeris melihat sosok pria tampan yang duduk sendirian dibawah pohon. Karena tidak mau menyia-nyiakan kesempatan, parah wanita itu memfoto Bright menggunakan ponselnya. Dan Bright hanya diam dan tidak memperdulikan dengan kebisingan dari para wanita yang berdiri membuat setengah lingkaran dihadapannya. Beberapa saat kemudian, satu wanita datang menghampiri dan memberikannya cokelat, Bright pun menerima dan mengucapkan ' Terima Kasih ' padanya.
Win yang mendengar kebisingan didepan fakultas segera menghampiri kerumunan tersebut. Karena ia sudah tau sosok yang tengah dikerumuni dan dipuja oleh para wanita yang mengintarinya." Hmm. Bright ." Panggil Win pada pria yang sedang duduk memainkan ponselnya.
Bright menengadahkan kepala dan bangun saat melihat Win yang sudah berada didepannya. Dan setelah itu Bright memberikan cokelat pada Win yang tadi ia dapat dari salah seorang wanita yang memberikan padanya. " Nih coklat buat lo, soalnya gue gak suka coklat ." Ucap Bright, lalu memberikan cokelat itu ke Win. Win pun dengan senang hati menerima nya, dan tidak lupa mengucapkan ' Makasih ' pada Bright. Sedangkan sang Wanita tadi mendengus kesal melihat cokelat yang ia berikan untuk Bright malah diberikan lagi pada Win. Kemudian, Bright merangkul pundak Win dan membawanya berjalan menuju parkiran.
Nut, Namtan dan Khao kini terheran-heran dengan kedekatan Bright dan Win. Apalagi yang tadi sebelumnya Bright sudah memberikan Win sebatang cokelat, membuat mereka membelalak kan matanya. Namun bukan hanya mereka bertiga, semua wanita sama hal nya membelakak kan matanya tidak percaya ketika melihat itu, dan sekarang mereka bergelud dalam pikirannya masing-masing seolah bertanya-tanya ada hubungan apa diantara mereka berdua.
...
Bright dan Win yang sudah didepan mobil langsung masuk kedalam dan tidak lupa memasang safety belt. Kemudian Bright melajukan mobilnya keluar dari area kampus.
Selama didalam mobil, seperti biasa selalu diawali keheningan dari keduanya. Dengan sedikit keberanian Bright mencoba membuka obrolan." Hmm, Win ."
" Iya ."
" Kita mampir kerestoran dulu, lo mau gak??." Ucap Bright dan menoleh kearah Win.
" Boleh. Tapi kali ini gue ya, yang milih tempatnya?? ." Tanya Win. Dan tersenyum pada pria disampingnya.
Lalu Bright pun hanya bergumam sebagai jawabannya." Astaga manis banget senyumnya ." Ujar Bright dalam hati, ketika melihat Win tersenyum khas gigi kelincinya.
Kemudian Win mengarahkan Bright, kesebuah restoran yang tidak terlalu mewah namun terlihat indah bila dilihat. Nuansa alam yang begitu kentara karena dipenuhi berbagai macam tumbuhan, dari tumbuhan hias sampai buah-buahan. Sehingga restoran tersebut terlihat asri dan sejuk. Jika masuk kedalam restoran, ada sebuah taman yang tidak terlalu luas namun dipenuhi dengan kelinci yang melompat kesana kemari, sehingga siapapun yang melihat akan gemas dan ingin menangkapnya.
" Gimana, bagus gak tempatnya??." Tanya Win, dan Bright terdiam mengintari arah pandangnya kesekeliling restoran. Lalu bergumam.
Mereka pun duduk diujung dekat kolam ikan, setelah itu mereka mulai memesan beberapa makanan yang terbaik direstoran tersebut. Setelah selesai memesan Win mencoba membuka obrolan." Gue juga belom lama tau restoran sebagus ini. Soalnya waktu itu Phi Krist sama pacarnya ngajak gue kesini. Pas pertama kali gue liat, gue langsung kagum sama model restorannya, yang terlihat kaya taman. Apalagi meja yang gak disediain kursi kaya gini, jadi kita harus duduk lesehan, udah kaya lagi camping ." Ujar Win, yang masih mengagumi restoran tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Benci jadi Cinta (BrightWin)
RomantizmWin Metawin Jurusan Ekonomi tahun pertama itu sangat membenci Bright Vachirawit Jurusan Hukum tahun ketiga. Entah Setiap bertemu mereka seringkali berdebat sehingga sahabat dari masing-masing mereka pusing atas kelakuan sahabatnya itu. Tapi waktu te...