*23*

18.4K 1.3K 178
                                    

Pasangan ibu dan anak itu tengah berjalan bergandengan tangan di sekitar taman. Mereka akhirnya memutuskan untuk pulang ketika melihat jam sudah pukul sepuluh lewat, sesampainya di rumah keduanya di kejutkan dengan keberadaan dua orang yang akhir-akhir ini selalu mengusik ketenangan batin dan pikiran

"Darimana aja,? Udah tau hamil masih aja keluyuran, udah gitu ga ada pengawasan lagi. Niat jagain anak aku apa engga hah,?"

"A-aku--"

"Udahlah. Aku capek, mau istirahat." Meskipun ucapannya kasar, tapi Dara tau kalau Alfa sedang menyembunyikan sesuatu. Sorot mata laki-laki itu seolah ingin memberitau apa yang tidak bisa ia katakan lewat mulut

"Al, kamu ga kangen aku,? Ga ada niatan mau peluk aku sama Kenzo,?"

Langkah kaki Alfa berhenti. Ia berbalik menatap sendu istri dan juga anaknya. "Gausah manja, aku aja ga kangen masa kamu kangen sih," setelah itu ia langsung pergi, tidak mempedulikan Dara yang saat itu sudah berkaca-kaca

"Fan ka-" belum sempat menyelesaikan ucapannya, Fani langsung menyela.

"Maaf ya Dar, aku capek. Nanti aja," ia berbalik meninggalkan Dara. Air matanya menetes pelan, seumur hidup ini adalah pertama kalinya ia menyakiti sahabat satu-satunya yang sudah di anggap seperti saudara sendiri

"Hiks.. kalian jahat! Semua ga ada yang peduli sama aku, mereka jahat arghh.." Dara berteriak sembari mengacak rambutnya frustasi. Bumil itu lupa kalau ia sedang bersama dengan putra sulungnya yang kini tengah menangis

"Mom, Ken atut" cicit Kenzo

Dara berbalik menatap anaknya, rasa bersalah semakin menyerbu dirinya melihat pipi anak kesayangannya telah dibasahi air mata. Pasti Kenzo takut melihat melihatnya seperti ini.

"Maafin mommy sayang,"

Hatinya memang hancur tapi ia harus tetap kuat demi anaknya. Dia ingin Kenzo tumbuh menjadi anak yang selalu dilimpahi kasih sayang orang tua. Tapi mengingat hubungan antar dirinya dan juga Alfa, Dara kembali mengubur pikirannya sedalam mungkin.

Alfa mengira Dara adala wanita yang kuat. Dia selalu meninggalkan Dara karna berpikir kalau istrinya itu lebih tegar ketimbang Fani. Tapi dia lupa, sekuat dan setegar apapun seseorang, dia pasti ada titik lemah nya. Apalagi Dara adalah seorang wanita.

"Mommy, ke kamal Ken ." tangan mungil Kenzo bergerak menyentuh tangan sang mommy

"ayo"

* * * *

"Kenzo dikamar dulu, bisa ?"

"Iya mom"

Dara memperbaiki letak selimut Kenzo lalu segera keluar dari kamar itu. Ia berjalan cepat ke arah dapur dan segera mengambil bahan makanan untuk diolah. Wanita berbadan dua itu terlalu fokus pada aktivitasnya sampai tidak menyadari kalau ia sedang di tatap tajam oleh seseorang. "Argh.." erang Dara saat jarinya tidak sengaja teriris. Hanya luka kecil, tapi kalian pasti tau yang kecil itu rasa sakitnya lebih berasa.

Prang--

Pisau ditangan Dara jatuh begitu saja di lantai. Dara menatap kesal pada orang yang berani-beraninya melakukan hal kasar seperti itu padanya

"Aku udah bilang gausah kerja, masih aja ngeyel. Mau kamu tuh apasih,? Aku nikahin kamu bukan untuk dijadiin pembantu. Udah berulang kali aku saranin mending nyari ART tapi kamu malah nolak. Sok kuat banget sih kamu, kalo aslinya lemah mending gausah. Jangan karna pengen di cap menantu mandiri kamu sampai harus kayak gini" orang yang sedang membentak Dara saat ini adalah Alfa. Tanpa disadari cowok itu ikut meneteskan air mata, hanya saja tidak di lihat Dara karna wanita itu terus menunduk

"Jaga kandungan kamu Dar, sampai ada apa-apa sama anak kita, kamu orang pertama yang aku salahin"

"Aku masak bukan buat dinilai sama orang, aku masak karna tau itu udah kewajiban aku buat layanin kamu. " Dara tersenyum yang sialnya justru membuat Alfa semakin merasa bersalah. Ingin sekali ia merengkuh tubuh istrinya, tapi tidak bisa karna sekarang Fani tengah menatap keduanya tanpa berkedip

"Alfa.."

"Ya ?"

"Fani lagi hamil anak siapa,?"

"Aku."

Lagi dan lagi Dara hanya tersenyum tipis. Ia menarik lembut tangan Alfa dan menuntunnya ke sofa. "Coba cerita gimana kejadiannya sampe kamu bisa hamilin dia,?"

"Ga tau. Intinya itu anak aku,"

"Gitu yah" Dara manggut-manggut. "Gapapa asal kamu ga boleh pilih kasih, kamu harus tetep sayang sama Kenzo"

Alfa mendelik tidak suka mendengar ucapan Dara" iyalah, Kenzo anak aku mana mungkin pilih kasih"

"Bisa aja kan kamu tiba-tiba ga sayang sama Ken. Sama aku aja perasaan kamu bisa berubah, apalagi sama Ken"

"Gausah ngawur kamu"

Dara tertawa sinis, matanya kini fokus pada Fani yang tengah berjalan menuruni anak tangga. "Aku ke kamar dulu, oiya nanti kalo lapar pesen aja."

Mata Alfa memandang tubuh mungil Dara yang kian menjauh. Ia mengepalkan tangan menyesali perbuatannya tadi yang membentak wanita tercintanya.

"Maaf"

Suara ini lagi. Alfa sangat mengenali suara tersebut. Ia segera bangkit berdiri dan langsing melongos pergi tanpa mau menatap wajah Fani.

"Aku juga tertekan Alfa. Aku juga sakit hiks--" batin Fani


Sabtu 2 Januari 2021

StepmotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang