*10*

43.1K 3.3K 60
                                    

Jalanan yang macet, di tambah dengan cuaca yang panas semakin menambah kekesalan Dara. Gadis itu menggerutu pelan mengingat kejadian saat ia ditinggal sendiri oleh Fani. Sahabatnya itu pergi dengan alasan ingin menemani pacarnya membeli hadiah. Alasan yang klasik, tapi Dara juga tidak mungkin melarang. Akhirnya ia duduk sendirian di depan sekolah sambil menunggu jemputan yang katanya sudah akan sampai. Dan benar saja, beberapa menit kemudian mobil yang tadi pagi mengantarnya kini telah sampai.

"Pak, ini kita ga bisa cepetan dikit ya,? Panas banget astaga"

"Haduh maaf non. Ini di Jakarta. Jalanan harus macet, kalo ga macet namanya bukan Jakarta"

Dalam hati ia ingin menguliti siapapun orang yang ada di dekatnya, termasuk sang supir. Tapi itu tidaklah mungkin. Akhirnya,ia lebih memilih menatap keluar jendela daripada harus menghayati setiap detik perjalanan yang harus di lewati dengan bau asap kendaraan dan juga panas matahari.

Matanya membulat melihat tiga orang yang sangat di kenalinya sedang bersama di dalam mobil. Sesekali mereka tertawa ringan sambil menatap mainan yang mungkin saja baru di beli.

"Alfanizo ! Alfa,Fani,Kenzo"

Dara tersenyum tipis. Mereka bertiga adalah orang yang ia lihat di dalam mobil.
Sungguh keluarga yang bahagia, dengan Kenzo yang berada di pangkuan Fani, di tambah dengan senyum penuh keibuan milik Fani membuat siapa saja pasti berpikir bahwa Fani adalah ibu dari bayi yang sedang di pangkunya.

Tidak ingin melihat lebih lama, Dara segera menaikkan kaca mobil lalu memegang bagian dadanya yang terasa sesak

"Gapapa. Mereka pantas bahagia"

Air matanya jatuh perlahan, mengingat betapa kejamnya ia pada Kenzo.rasa bersalahnya semakin bertambah, di saat bayi itu membutuhkan dirinya ia pasti akan menolak dengan alasan belum siap menjadi ibu, tapi sahabatnya Fani dengan senang hati menjaga Kenzo dengan tulus. Seharusnya Fani yang bertanggung jawab merawat Kenzo ,bukan dirinya. Ia sama sekali tidak pantas untuk menjadi ibu dari seorang bayi polos.

👪👪👪👪👪

"Neng bangun neng. Udah sampe"

Sang supir kalang kabut melihat majikan mudanya terisak pelan. Ia tidak mau di tuduh jika telah membuat majikannya sedih

"Pak, saya kelihatan jahat yah ?"

"Neng nanya sama saya ?"

"Ish si bapak mah gitu. Emang yang ada disini siapa lagi kalau bukan bapak"

Dara menghembuskan nafas kesal kemudian berjalan memasuki rumah meninggalkan sang supir yang tengah kebingungan.

"Momy"

Langkah panjang gadis itu terhenti ketika mendengar panggilan untuknya dari arah dapur. Otaknya berpikir keras, antara memilih untuk ke dapur, atau tetap melanjutkan langkah kakinya ke dalam kamar

"Dar, nih si Kenzo manggil elo. Sini dong, jangan tinggalin dia gitu aja"

Dara mengangguk patuh. Ia berjalan ke arah dapur dengan menampilkan senyum palsunya.

Ketika sampai di dapur,bayi mungil itu reflek menyodorkan susu Milo sambil mengayunkan kakinya kegirangan. Dara tertawa kecil lalu menerima susu yang di berikan bayi tersebut.

"Kenapa baru balik,?" Suara berat milik Alfa terdengar begitu menyeramkan di telinga Dara. Seharusnya di sini yang bertanya dengan nada marah itu dirinya. Bukan Alfa.

"Ya elo pikir aja sendiri. Dikira nyari taxi itu gampang ? Gue juga udah usaha buat pulang cepet. Tapi tadi emang ga ada ojol ataupun taxi. Supirnya juga datengnya telat tuh"

Matanya berkaca-kaca menceritakan keadaan dirinya ketika ditinggal pergi oleh Fani. Ia sempat di ganggu oleh beberapa preman jalanan, untungnya mobil jemputannya segera tiba jadi para preman itu langsung kabur.

"Dar, maafin gue yah. Tadi gue emang disuruh bantu Jason pilihin hadiah buat mamanya. Lagian kalo gue ngajak elo juga pasti lo gak mau ngikut kan "

Tidak ada suara sahutan. Dara hanya mengangguk mengiyakan ucapan sahabatnya. Sedangkan Alfa, cowok itu langsung mengambil alih puteranya yang sedang berada di gendongan Fani, lalu sebelah tangannya menggenggam tangan Dara dan membawa gadis itu menuju kamar

Setelah sampai di kamar, pintu langsung di kunci. Tatapan Alfa menajam ke arah Dara.

"Tau kesalahan kamu hari ini,?"

"Eng-enggak"

"Yang pertama kamu ke sekolah ga pake pamit. Yang kedua, hp kamu ga aktif. "

"Hp gue tiba-tiba rusak."

Tidak mengerti dengan apa yang di bicarakan dua orang dewasa, baby Kenzo menangis minta di turunkan dari gendongan sang ayah kemudian merangkak mendekati Dara.

"Kenapa hm,? Mau momy gendong ?"

Alfa yang tengah dilanda rasa kesal seketika melongo mendengar ucapan terakhir Dara. Begitupun sebaliknya, seolah mengerti dengan ucapan Dara, baby Kenzo langsung bertepuk tangan senang.

"Kamu barusan bilang apa ?"

"Momy. Ada yang salah ?"

Alfa menggeleng pelan. "Gak. Karena kamu udah bisa terima Kenzo, pernikahan kita di percepat"


-----
Bersambung
Kalo ada yang nganggep cerita ini ga nyambung kita seserver. Aku juga ga ngerti sama jalan cerita ini, cuman kalo ga di lanjut, sayang aja sih. Jadi aku tetep ngelanjut cerita ini walau ga masuk di akal sekalipun.


StepmotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang