Cahaya Matahari menembus melalui celah gorden, membuat siapa saja yang masih tertidur pasti akan terganggu. Dara dengan laptop di atas perut, juga snack yang berada di sisi kiri dan kanan menjadi rutinitas setiap harinya. Saat ini, ia sedang mengecek tugas di google classroom lantaran keadaan yang tidak memungkinkan untuk melakukan pembelajaran secara langsung.
Sesekali ia menguap karena lelah begadang.tangannya bergerak lincah di atas sebuah kertas menulis semua materi yang di lontarkan dari Dosen.
"Kamu udah sarapan belom,?"
Dara yang sibuk menulis langsung terlonjak kaget ketika tubuhnya di peluk secara tiba-tiba.
"Lepasin ish. Malu tau"
"Ga mau. Aku beneran pengen peluk kamu"
"Ya tapi aku lagi sibuk"
"Bodo. Anak papa gimana di dalem ?"
"Bego banget ish, janin mana bisa ngomong"
Alfa menyentil bibir mungil istrinya yang suka mengumpat
"Dia emang ga bisa ngomong. Tapi dia bisa denger omongan aku"
"Ken sama mama dimana ?"
"Lagi jalan-jalan. "
Setelah itu tidak ada lagi percakapan, Dara sibuk menatap layar ponselnya sedangkan Alfa mengelus perut Dara yang masih rata
"Astaga aku harus cepet-cepet nih"
Cewek itu melompat dari atas tempat tidur kemudian berlari ke arah toilet.Alfa menggeram menatap istrinya yang sangat amat petakilan. Ia sendiri jadi bimbang apakah anaknya bisa bertahan atau tidak. Tapi jika anaknya tidak bisa bertahan, maka bisa di pastikan Dara akan mendapat hukuman yang setimpal
Sepuluh menit kemudian, Dara telah siap dengan kunci mobil yang ada di genggaman tangan kirinya.
"Jangan keluar! Temenin aku di rumah"
"Gabisa kak aku ada urusan sama temen"
"Kam--hoekk"
Tubuh kekar Alfa langsung terduduk lemas di lantai. Cowok itu memijat pelipisnya yang terasa pusing
"Astaga, kaka istirahat aja. Tunggu disini yah, aku ambilin air hangat"
Dara berjalan menuju dapur mengambil air hangat lalu kembali ke ruang tamu diamana suaminya tengah berbaring di atas sofa dengan tangan memijat pangkal hidung
"Nih minum dulu" perintah Dara
"Hoh !"
"Kok bisa sih aku yang hamil, kamu yang muntah. Ga ketuker apa!"
"Tau. Aku bukan Dokter"
Selesai memberi minum, Dara pamit keluar dengan jaminan bahwa dia akan pulang sejam lagi.
*******
"Mama--"
Sekilas Dara menoleh ke seberang jalan. Disana, terdapat mamanya beserta anaknya tengah melambaikan tangan ke arahnya.
"Sapa tuh, anak lo yah ?"
"Iya anak gue. Ganteng gak tuh ? Ah kalo aja bukan anak gue pasti udah gue adopsi"
"Anjim kan beruntung dia anak lu. Ga perlu cape-cape di adopsi"
"Heh kalo ngumpat jan disini ogeb, ada odading dalam perut gue"
Gala dan Frea mendengus pelan. Sebenarnya kalo Dara gak hamil mereka berniat untuk menguliti bumil itu hidup-hidup.
"Momi kok dicini ? Momi kan ndak bole kelual nanti adenya Ken atit"
Dara tersenyum melihat anaknya yang sudah berada di sampingnya. Sedangkan ibunya asik mengobrol dengan teman lamanya di meja paling depan
"Fak banget lah ish. Dulu lu ngapain aja dah, sampe punya anak pinter gini" celetuk Frea gemas kepada bocah berusia dua tahun yang tengah duduk di pangkuan sahabatnya Dara.
"Omongan lu ogeb di filter dulu napa. Ada bocah"
Frea tersenyum kikuk sambil menggaruk tengkuknya
Drrrttt
Drrrttt
Drrrttt
............Benda plat yang tergeletak di atas meja bergetar, menimbulkan bunyi bising. Dara tau siapa yang menelponnya, sudah pasti itu Alfa.mengingat dirinya sudah dua jam berada di cafe sedangkan tadi dia berjanji akan pulang sejam lagi.
"Momi ade nya Ken kok ndak gelak yah ? " tanya Kenzo sambil menyentuh perut yang mulai mengembung milik mominya
"Iyalah ga gerak, kan masih kecil, ade nya belum kuat buat nendang"
"Loh ade ndak boleh nendang pelut momi nanti momi sakit"
Dara mengangguk tidak lagi menjawab ucapan anak sulungnya. Bumil itu kemudian membereskan beberapa buku yang ada di atas meja lalu di masukkan ke dalam tas
"Gue duluan yah, laki gue dah nelpon. Bhay"
*****
Mobil Ferari berwarna hitam parkir sempurna di dalam garasi. Dara yang tengah berbadan dua keluar dari dalam mobil sambil menggendong anak sulungnya. Sedangkan ibu mertuanya tadi berkata bahwa ia akan pulang setelah bersenang-senang dengan teman lamanya, jadi, Dara memutuskan untuk pulang lebih cepat, apalagi setelah ia merasa perutnya sedikit sakit"Nah, Ken main disini dulu yah. Momi mau bawain air hangat buat dady dulu. Gaboleh nakal yah"
Bocah berusia dua tahun itu mengangguk sambil terus bermain dengan robot-robotnya. Sedangkan Dara melangkah pergi dengan tangan memegang gelas berisi air hangat
Ceklek..
"Kak, ini aku bawain air hangat. Minum dulu coba"
"Tau pulang juga kamu ? Udah tau suami sakit masih aja keluyuran. Niat nyari dadi baru buat Ken, sama debay yah ? Udah lupa kamu sama aku"
"Ih tapi tadi kakak juga izinin"
"Sejam doang izinnya. Tapi kamu malah lebih dari sejam"
Dara memijat pelipisnya pusing. yang hamil itu dia, kenapa jadi suaminya yang rewel macam Kambing kejepit kulkas.
"Ken dimana?" Tanya Alfa sembari menyentuh perut Dara yang mulai membesar
"Lagi main. Kasian anak aku sendirian, kakak lepasin dulu tangannya biar aku bawa Kenzo ke kamarnya"
Entah kenapa, Dara akhir-akhir ini merasa kalau sikapnya sangat tidak sopan kepada Alfa, sedangkan Alfa merasa kalau dirinya akhir-akhir ini sangat manja kepada Dara. Mereka sama-sama tidak menyadari bahwa hal tersebut di sebabkan oleh bayi yang ada dalam kandungan Dara
"Kak, aku pengen minta sesuatu"
"Apaan ? "
"Tapi tunggu aku bawa Kenzo ke kamar dulu. Kasian anak aku di tinggal sendiri, mana bibi lagi ada kerjaan lagi. Jadi ga bisa di mintain tolong buat jagain"
"Hm"
Alfa bergumam tidak jelas, ia menghembuskan nafa teratur ketika merasa matanya tidak lagi kuat untuk tetap terbuka. Apalagi menunggu Dara yang katanya ingin membawa anak mereka ke dalam kamar tapi sampai saat ini belum menunjukkan bola matanya
Bersambung
----------------------:) part ini ga nyambung❌
Aku beneran udah buntu jalan pikirannya jadi aku putusin buat kelarin ceritanya sampe sini ajaBtw nanti aku jarang up karna kuota abis, jadi --jangan nunggu cerita ini meskipun aku yakin emang gd yg nungguin
Udah sih itu aja, bhayy--
Happy Reading di part selanjutnya ( itupun klo ada newpart yah)
KAMU SEDANG MEMBACA
Stepmother
Teen FictionDara, gadis SMA yang tiba-riba mendapat panggilan baru saat berada di taman. Mommy, apa kalian percaya kalau Dara dipanggil seorang bayi dengan sebutan itu ? Cerita Mommy ini sama sekali tidak saya revisi. Bener-bener cuman muncul ide diotak trus la...