*12*

40.3K 3K 71
                                    

Happy Reading
🐞
----------

"Langsung pulang atau makan dulu?"

"Pulang aja deh. Kasian Fani sendirian"

Alfa mengangguk lalu menancapkan gas, pulang ke rumah.

" Momi au mam"

Dara tersenyum kemudian memberikan dot susu pada anaknya. Baby Ken minum dengan lahap, lalu setelahnya ia tertidur lelap ketika Dara membuka lagu tidur dan menepuk pelan punggung nya

"Udah cocok jadi orangtua"

"Lah emang selama ini apa ? Nenek ? Udah susah-susah jagain, malah dianggap belom cocok"

"Kan emang kemaren-kemaren kamu belom cocok jadi orangtua saodah!"

"Ngapain ngegas coba? Sans aja kalo ngomong, ga budek guenya"

"Omongan adalah doa. Semoga kamu budek beneran. Amin"

Dara memicingkan mata menatap Alfa. sepertinya ada yang berubah. Alfa kalau bicara itu sopan, tapi sekarang cara bicaranya sedikit kasar. Tapi gapapa, karena Dara lebih suka yang bar-bar ketimbang Alim. Kayak ada sensasi gimana gitu kalo adu bacot sama manusia bar-bar

"Dar,"

"Apasih ?"

"Besok kita nikah. Aku gamau denger alasan apa-apa "

"Ckck mau ngomong itu doang kan ? Yaudah iya besok nikah. Btw gue manggil elo kakak yah, berasa kasian aja gitu kalo pencapaian umur udah sangat tua tapi ga dihargai sama gue"

"Tolol nya diukur sayang. Udah jadi ibu juga ngomongnya pedes banget. Gada sopan-sopannya"

****

"Fani woi, lu tau gak kalo bu Siti besok cuti melahirkan, sumpah demi apa, perutnya bahkan ga keliatan monyong kedepan eh tiba-tiba dapet kabar beliau mau brojol."

Fani menghela nafas. Sekarang harusnya semua sudah tidur, tapi Dara dengan kejamnya memaksa Fani agar menemaninya begadang. Bukan hanya itu, Dara juga terus mengoceh tidak jelas, tanpa memperdulikan Fani yang nyawanya sudah mulai beristirahat dengan tenang. Heh bukan meninggal ya.

"Ish Fani.. dengerin gak sih gue ngomong apa"

Dengan jujur Fani menggeleng kepalanya membuat Dara mendengus kasar.

"Dara udah diem dulu ish. Gue ngantuk tau gak, mending lo istirahat nyiapin otak buat besok nikah. "

"Lo mah gitu, udah mulai jahat. Udah gak peduli lagi sama sahabat sendiri"

"Terserah elo deh yah. Capek gue, mau tidur. Mending lo juga tidur kalo gamau begadang sampe pagi jagain anak lo"

Benar saja, setelah Fani tidur suara tangis bayi terdengar. Dara dengan cepat langsung menutup mata tanpa berniat untuk menggendong ataupun menenangkan anaknya. Ia sedikit khawatir mendengar suara anaknya yang makin lama bukannya tenang, tapi malah semakin histeris. Ia jadi bingung, diamana keberadaan Alfa sampai tidak bisa menenangkan si bayi.

"Dar, Daraa..Daraa"

"Oy"

Sahut Dara sambil bangkit berdiri lalu mematikan tv dan segera beranjak menuju kamar

"Ya astaga, anak mama kenapa ? Kok matanya bengkak ? Kamu sakit yah ? Iya ? Sini sama mama, biar mama gendong"

Alfa menyerahkan puteranya yang masih terus menangis. Sedikit merasa lucu ketika melihat Dara yang juga ikut meneteskan air mata karena melihat baby Ken yang tak kunjung meredakan tangisnya.

"Momy hiks--"

"Jagoan mama gaboleh nangis. Kamu harus songong, fakboi dan gaboleh menye-menye. Okay?"

Tepat setelah mengucapkan kalimat yang penuh dosa itu, baby Ken langsung berhenti menangis. Bahkan ia langsung tertawa girang sambil mengayunkan kedua kakinya senang

Alfa terkekeh tanpa berniat memarahi Dara karena telah mengajarkan hal yang salah. Duda tampan itu sibuk mengotak-atik ponsel Dara yang akhir-akhir ini sering terdengar bunyi TING! tanda pesan masuk. Dan tentu saja itu membuat Alfa risih, jadi sekarang ia memutuskan untuk mengecek siapa yang selalu mengirim pesan untuk calon istrinya

"Buang tenaga aja. Ternyata yang chat kamu semuanya operator telkomsel. Nagih utang, minta bayaran collect, sama promosi pinjaman di koperasi. Suntuk banget hidup kamu Dar."

"Kakak ga tau bersyukur. Udah mending operator Telkomsel yang nge-chat. Kalo misalnya cowo-cowo yang chat terus gue bales gimana ?"

"Ya kalo kamu goblok sih pasti bales. Tapi kalo pinter pasti bakal di arsipin chatnya"

"Nahkan ngambek"

"Enggak sayang. Aku ga marah. Mending sekarang kamu naroh si bontot itu ke dalem box nya"

Dara mendengus, lalu membaringkan tubuh anaknya yang sudah kembali terlelap ke dalam box bayi.

"Gue mau lanjut nonton. Kakak disini jagain Ken. Awas kalo gue denger dia nangis lagi"

"Diem disini. Gausah kemana-mana"

"Ya tapi gue mau nonton. Ngegas mulu astaga"

"Yaudah sana pergi. Tapi kalo kamu beneran gamau anak kamu nangis berarti kamu tetep disini " Ancam Alfa sambil berancang-ancang mengagetkan putranya yang tengah tertidur

"Astaga kak, jangan gitu dong. "

"Terserah kamu sih"

"Ckck. Yaudah gue disini."

"Berdiri doang ? Sini tidur. Inget besok nikah. Aku cuman gamau kamu kecapean "

-----------
Bersambung
See you next part

StepmotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang