*16*

27.3K 1.7K 98
                                    

Selesai mengantar anaknya kedalam kamar, Dara segera kembali ke kamarnya dan Alfa, takut membuat suaminya menunggu. Padahal kenyataannya memang begitu. Ia sudah membuat Alfa menunggu, bahkan saking lamanya Alfa sampai ketiduran

"Kak, bangung ih aku pengen ngomong. Lagi ngidam akunya"

"Apa ?" Tanya Alfa dengan suara serak

"Tapi jangan marah yah, aku beneran pengen banget"

"Tergantung ! Kalo mintanya ga aneh-aneh aku ga bakal marah"

"Aku pengen jadi janda" ucap Dara takut-takut. Kepalanya menunduk begitu melihat tatapan dingin suaminya

"Itu ngidam apa emang kamu yang punya selingkuhan ?"

"Eh enggak kak aku beneran ngidam. Aku cuman pengen jadi janda,"

Alfa memijat pangkal hidungnya. Ia bingung harus bagaimana, lagian kenapa juga ngidam istrinya sangat berbeda dari ngidam bumil lainnya.

"Jadi aku harus gimana ?"

"Enggak tau. Pokonya aku mau jadi janda, gamau punya suami. Kakak ceraiin aja akunya" ucap Dara dengan polos

"Kamu gila ? Di perut kamu ada anak aku, ga mungkin aku ceraiin kamu Dar. Lagian ngapain juga aku harus nuruttin permintaan konyol kamu" bentak Alfa. Sumpah, kesabarannya di uji ketika Dara mengatakan ingin bercerai dengannya

"Jangan marah dong hiks.. kan nanti kita bisa rujuk lagi "

"Harusnya kamu tau Dar, pernikahan bukan mainan. Apa yang udah di persatukan Tuhan gaboleh di ceraiin manusia. Dan aku ga akan ngelanggar hukum yang ada dalam agama kita"

Tangis Dara pecah mengetahui bahwa keinginannya tidak di turuti. Dengan kesal ia melempar semua barang yang ada di sekitar sambil mengumpat pada suaminya. Untung saja aksi kekerasannya tidak di lihat oleh anak sulung mereka yang tengah tertidur

"Akh"

Ringisan itu terdengar ketika sebuah benda plat mendarat sempurna di pelipis Alfa. Cowok berwajah tampan itu memegang pelipisnya yang mengeluarkan darah lalu tatapannya beralih pada wajah istrinya yang tengah menatap takut ke arahnya

"Kamu ga kenapa-kenapa kan ?" Panik Alfa ketika melihat Dara yang tiba-tiba menangis

"Hua... hiks..hiks.. aku mau jadi janda. Gamau sama kakak hiks.."

"Minta yang lain aja yah sayang, aku beneran ga bisa turutin peemintaan kamu yang ini "

Dengan kepala yang sedikit pusing, Alfa mencoba meraih tubuh mungilnya untuk dipeluk namun segera di tepis oleh Dara. Wajah cantik bumil itu berubah horor dan tanpa di duga, cewek itu mengambil vas bunga yang berada di atas nakas lalu melemparnya ke arah kepala Alfa

Prang..

Darah mengucur semakin deras, yang ada di pikiran Alfa hanya satu. Ia takut terjadi hal yang tidak diinginkan pada istrinya dan juga anaknya. Apalagi melihat Dara yang tidak memakai alas kaki sedangkan di disekitarnya banyak sekali pecahan kaca yang berserakan

"Akh--kamu pengen jadi janda kan,? Aku turutin. Jaga baik-baik anak kita gaboleh telat minum susu, jaga Ken juga jang--argghh jangan bi-biarin dia sendirian"

Tubuh tegak nan kekar itu tumbang, Dara dengan wajah shock langsung menghampiri suaminya sambil terus terisak dan meminta maaf

"Kak, bangun hiks.. aku minta maaf aku gamau jadi janda. Tadi aku ga sengaja ngomong gitu hiks.. aku minta maaf"

Alfa tersenyum. Ingin sekali ia merengkuh tubuh mungil istrinya namun rasa sakit di bagian kepalanya membuatnya tidak mampu untuk merengkuh istrinya

"Cengeng. Ditinggal suami aja kok nangis"

Setelah itu semuanya gelap. Detakan jantungnya perlahan melemah, hembusan nafasnya mulai menghilang dan terakhir, ia meninggal Dara seorang diri

*****

"Momi, gimana sama dady ? Kenapa dady atit ? Ken nakal yah, atau dady malah kalna Ken celalu minta mainan ?"

Pertanyaan beruntun itu semakin membuat Dara merasa bersalah. Ia sendiri bingung bagaimana mungkin ia bisa melakukan hal tidak senonoh pada suaminya. Sungguh, dia tidak bisa mengontrol dirinya sendiri.

"Ken enggak nakal, momy sama ade bayinya yang nakal. Momy jahat sama dady hiks--"

"Udah sayang gapapa, Alfa kuat kok lagian kan tadi ga di sengaja " ucap Zeline mencoba menenangkan menantunya, walau dalam hati ia juga tidak kalah khawatir apalagi saat mendengar kabar bahwa putranya mengalami pendarahan di bagian otak

"Ma, Dara jahat sama kak Alfa. Dara takut ka Alfa kenapa-kenapa. Dara gamau di tinggalin hiks.."

"Momy jangan nangis, Ken ndak cuka liat momy sedih, kata dady, Ken alus jagain momy. Katanya ndak boleh buat momy cedih, kalo nanti dady liat momy nangis, pasti dady malah ama Ken"

Tak sanggup melihat wajah sedih putranya, Dara langsung merengkuh anaknya sambil memberikan ciuman bertubi-tubi

"Enggak. Dady ga bakal marahin Kenzo. Sekarang kita doa buat dady yah,"

"Ken yang doa biar Tuhan denger terus kabulin permintaan Kenzo "

Bocah berusia dua tahun itu mengangguk antusias lalu mulai menutup matanya

"Tuhan, jagain dady, ndak boleh ambil dady nya Ken sama ade bayi. Sembuhin Dady, bilangin ke Dady kalo momy sama Ken nangis. Susunya Ken juga udah abis, Ken ndak punya uang buat beli susu balu, soalnya tabungan Ken di simpen ama Dady "

Begitulah isi doa yang lebih mirip curhatan yang di sampaikan oleh Kenzo. Dara menangis, begitu juga Zeline. Kedua wanita dewasa itu sama-sama tidak menyangka jika bocah yang ada di hadapan mereka sangatlah pintar.

"Oma, Tuhan dengel ndak doanya Ken ?"

"Iya sayang, Tuhan denger kok"

"Telus kenapa dady belom bangun ?"

"Dady pasti bangun. Cuman belom saatnya"

Meskipun tidak mengerti, Ken tetap mengangguk. Tangannya kembali memegang tangan momy nya dengan alasan ingin menjaga

----------

See you next part

StepmotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang