*25*

19.2K 1.3K 159
                                    

^Happy Reading^
-
-
-

"Darimana kamu hah, tega ya nitipin anak di tetangga. Udah mulai selingkuh sekarang ?"

Dara barus saja menjemput anaknya di tetangga sebelah rumah, dan saat pulang ia di ceramahi habis-habisan sama Alfa

"Jangan ngaco deh! Aku ada urusan tadi"

"Urusan apa ? Kamu jalan ga izin sama aku. Kamu bahkan nitipin anak kita ke orang lain, sedangkan kamu? Aku gatau kamu lagi dimana. Gimana kalo misalnya dia kenapa-kenapa?" Tunjuk Alfa pada perut buncit Dara. Cowok itu mengusap wajahnya kasar lalu menjatuhkan diri di atas sofa.

"Khawatir juga kamu sama anak aku !"

Ucapan itu sontak membuat Alfa yang sedang memejamkan mata langsung membuka matanya dan menatap Dara tajam. "Ngomong lagi coba ?"

"Al, udah yah marahan nya. Aku gatau awalnya darimana tapi yang jelas aku udah capek. Bisa ngga kita baikan aja ?"

"Aku juga capek Dar."

Alfa merentangkan kedua tangannya dan langsung di sambut hangat oleh Dara. Bumil itu memeluk erat tubuh suaminya sambil berusaha menahan genangan air yang sudah siap tumpah dari matanya

"Kangen kayak gini hiks-- selama ini kenapa berubah ? Kamu udah ga sayang sama aku ? " tanya Dara dengan nada bergetar. Kepalanya di sandarkan di dada bidang Alfa sambil menghirup aroma maskulin yang menguar dari tubuh Alfa

"Maaf. Maafin aku sayang"

Akhirnya, setelah beberapa bulan membentengi diri, Alfa menyerah. Ia tidak sanggup jika lebih lama menyakiti istri tercinta apalagi istrinya tengah mengandung.

"Kamu ada mau sesuatu atau apa gitu, biar aku beliin."

"Belom ada"

"Nanti kalo mau apa-apa kasih tau biar aku beli"

Dara mengangguk pelan sambil tersenyum tipis

Dilain sisi, Fani yang melihat adegan mesra antara Alfa dan Dara menangis tersedu. Tidak ! Dia bukan menangis karna cemburu, tapi dia menangis karna takut kehilangan janin yang ada dalam kandungannya. Ayah biologis dari bayi dalam perutnya mengancam jika kehidupan Alfa hancur maka bayinya akan aman. Sedangkan jika kehidupan Alfa harmonis maka janin nya yang akan hancur

"Hiks-- aku harus gimana Dara.. aku gamau nyakitin kamu terus, tapi aku takut kalo aku janin aku yang dalam bahaya."

Fani mengusap air matanya kasar lalu mengelus perutnya lembut. "Apapun bakal mama lakuin buat kamu sayang. jadi, ayo kita hancurin hubungan aunty Dara."

Air mata yang tadinya hilang kini kembali menggenang, kalau begini siapa yang mau di salahkan? Masing-masing hanya ingin melindungi orang terdekat mereka.

Fani menghembuskan nafas pelan, lalu menatal pantulan dirinya di cermin. "Engga buruk!"

Cewek itu berjalan mendekati Dara dan Alfa dengan senyum mengembang. Sesampainya disana ia langsung menyambar lengan kiri Alfa dan membuat cowok itu tersentak kaget. "Kenapa ?" Tanya Alfa heran. Sebenarnya ia sedikit risih dengan kedatangan Fani, tapi ia hanya bisa bersabar dengan tingkah keterlaluan sahabat istrinya itu.

"Ak-aku ngidam."

"Jadi ?"

"Aku mau kamu cium ak-aku."

Dara yang tadinya diam kini bangkit berdiri dan angkat bicara. " Ngidam lo keterlaluan tau nggak."

"M-ma-maaf tapi ini kemauan bayi aku. Please.." Fani berlutut di hadapan Dara sambil mengatupkan kedua tangan dengan air mata yang terus merembes

"Tapi ini keterlauan Fan. Coba jeda sepuluh menit siapa tau ngidam gila kamu bakal ilang"

"Engga Dar, udah aku coba dari semalam tapi tetep aja ga bisa. Malah sekarang semakin menjadi"

"Ya tapi ga bisa gi--"

"Udah Stop!" Alfa melerai kedua bumil itu sambil menggeram tertahan

"Mau aku cium dimana ?"

"Bibir" jawab Fani

Dara kembali melotot di buatnya. Tangannya terangkat menampar pipi mulus Fani dengan pandangan tidak percaya

"Sejahat ini lo sama gue Fan ? Salah apa gue sama lo hah, tega ya lo hancurin rumah tangga gue."

Fani terisak pelan. Tamparan yang di layangkan Dara padanya bahkan belum cukup mengingat betapa kurang ajar dirinya pada suami sahabatnya itu.

"Maaf tapi ini kemauan bayi gue hiks--"

"Sayang, gapapa ya ?" Ucap Alfa pelan. Cowok itu hanya ingin agar segera menyudahi masalah yang ada.

''Engga Al, engga.. aku gamau hiks--hiks--" Dara menutup wajahnya dengan telapak tangan. Sedangkan Alfa, cowok itu hancur melihat wanita tercintanya menangis apalagu semua itu karna dirinya..

"Please Dara.."

Dengan berat hati Dara mengangguk. Perlahan Alafa mendekati Fani lalu mencium bibir bumil itu hampir semenit kemudian melepas pagutan mereka berdua.

Rasanya sakit. Amat sangat sakit, seolah ada ribuan benda tajam yang ditikam pada tubuhnya. Saat itu juga Dara menjadi orang yang paling hancur. Tanpa berbicara apapun lagi, Dara langsung berlari menuju kamar, mencari sosok mungil yang selalu menjadi penguatnya

Ketika membuka kamar, pemandangan pertama yang dilihatnya adalah putranya yang tengah tertidur lelap. Dengan langkah pelan, ia mendekati anaknya itu kemudian ikut membaringkan tubuhnya di samping sang anak

"Sehat terus yah sayang, kamu harus kuat supaya bisa jagain adek. Mommy ga kuat lagi"

Merasa terusik dengan tangisan Dara, Kenzo perlahan membuka matanya dan langsung mengelus kepala sang Mommy dengan tangan mungilnya

"Mom nanis ?"

"Eh ya ampun mommy berisik ? Maafin mommy sayang. Tidur lagi yuk"

"No. Mom nanis kenapa ?"

"Enggak ih, ini loh tadi kelilipan makanya momy nangis." Jawab Dara tanpa sedikitpun menunjukan raut sedihnya. Sebisa mungkin ia akan terus tersenyum demi membuat anaknya berhenti khawatir

"Dede nya Ken kapan lahil ya ?"

"Lagi tiga bulan. Abis itu Ken bisa gendong ade, bisa main sama ade. Janji yah harus jagain ade jangan biarin ade disentuh orang jahat."

Dara mengulurkan jari kelingkungnya dan di sambut hangat oleh Kenzo. "Janji"




****
Udah mau abis nih ceritanya
Uhuy seneng banget aku tuh.
Penasaran ga endingnya gimana ? Eh ga boleh penasaran. Nanti cepet mati. Mwihihihi canda zheyeng
Woiya, ada yang pengen di sampein buat Dara ?
Buat Alfa?
Buat Fani ?
Buat baby Ken ?
Ada engga ?

Jangan lupa vote sama coment.

StepmotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang