*32*

17.3K 1.3K 140
                                    

Mood author lagi anjlok
Jadi kalo part ini nyebelin harap di maklumin😄

******

Terpaan angin malam membuat sekujur tubuh wanita berbadan dua itu menggigil. Kulit kakinya sudah mengerut akibat terlalu lama di dalan air tapi mau bagaimana lagi tubuhnya di ikat di dekat sungai otomatis kakinya pasti akan terendam dalam jangka waktu yang lama.

"S-saga?" Tubuh Dara merinding menatap sosok lelaki yang berdiri di hadapannya. Dia Saga, lelaki itu membuka topengnya lalu menghempaskan benda itu ke sungai. Ah sungguh manusia tidak tau menjaga alam.

Dara menangis kencang melihat area mulut Saga yang robek. Lelaki itu lebih terlihat seperti hantu bibir sumbing ketimbang manusia normal.

"Bi-bibir kamu kenapa ? "

Tidak ada sahutan. Saga hanya menatap tajam Dara kemudian memberi perintah pada dua anak buah nya dengan cara menggerak-gerakan tangan alias mereka berbucara dengan menggunakan bahasa isyarat entah apa itu yang jelas Dara merasa tidak enak dengan yang sedang mereka rencanakan

Selang beberapa menit setelah mendapat perintah, dua lelaki kekar tersebut kemudian mengambil balok berukuran sedang sambil menyeringai tipis. Balok itu di arahkan pada bagian kaki sedangkan Dara hanya bisa mematung tanpa melakukan perlawanan. Memangnya kalau Dara melawan akan membuat 2 penjahat itu iba ? Tidak kan, jadi mending diam.

"Teriak dong biar makin seru, jangan diam aja !"

"Udah kena mental mungkin bro"

"Bwaahhahaha... gila kerjaaan kek gini seru juga yah, tau gitu udah dari dulu gue ikutan yang model gini"


"Makanya jangan jadi suami takut istri kan udah dari dulu gue ajakin"

"Hush diem, itu gue pencitraan doang biar dapet banyak jatah!"

Dara menyimak pembicaraan aneh antara 2 lelaki dewasa, lama kelamaan ia menjadi kesal menunggu kapan balok berukuran sedang itu di layangkan ke kakinya. "Cepet pukul, gausah ngomong gajelas" ketus bumil itu

"Sianjing udah tua juga sok-sokan mau ngegas, mau kita kenyet perut lu hah ?" Bentak pria berbaju merah karna merasa terganggu pembicaraan mereka di hambat orang.

Dara cemberut sembari menatap perutnya kasihan. Dasar setan, ngancem dikit bawa-bawa bayi. Beraninya ama kecebong hadeh..

"Saga sekarang dimana ?"

"JALANG SIALAN, PLAK..PLAK.." kedua pria itu menampar pipi bagian kanan dan kiri Dara secara bergantian. "Ngapain nanya bos kita? Mau ngemis-ngemis minta di lepasin? Sorry yah, bos Saga itu cinta mati sama Nyonya Fani"

Huek-- rasanya Dara ingin muntah Nanas saat itu juga. Lagian siapa yang mau mengemis minta di lepaskan ? Dia hanya ingin bilang supaya lain kali kalau bertemu orang itu  jangan lupa pakai masker, kalau hanya modal topeng saja nanti bibir sumbingnya keihatan. Kasian kalau di bully mana nanti kalau kena mental kan makin parah, calon hot daddy itu bund. harus di jaga seperti anak sendiri.

"Bos Saga itu gak bisa sembarang keluar apalagi cuman untuk ketemu jalang sialan macam lo"

Daripada menjawab ucapan unfaedah dari mereka berdua, wanita itu memilih untuk diam dan menyimpan tenaga. Kepalanya kembali menunduk dengan kondisi tubuh menggigil. Udara di sekitar memang sangatlah dingin

"Liat ? Baru aja sok mau adu bacot sama kita sekarang udah menggigil. Lemah !"

"Ini kalo gue gak hamil, abis lu pada!''
Dan sampai saat ini Dara masih menunggu kapan balok itu mengenai kakinya.

"Kasian suami lu gak dateng nolongin. The Real Princes tanpa Prince! Bwahahahaha--!!"

"Salah. The real Queen tanpa King"

****

"Gue udah dapet lokasi Dara di sekap. Tapi kita jangan kesana, gue dapat info kalau Dara bakal di lepas besok"

Alfa mengernyit. Sejak kapan Saga melepaskan musuh dengan keadaan masih bernyawa ?

Mengetahui apa yang sedang di pikirkan Alfa, cowok beranting salib itu kembali bersuara "dia tau lu gak nyakitin Fani jadi dia gak apa-apain Dara.

"Lu mau ngancurin Saga sekarang?"

"Jangan dulu gue masih inget pesan Dara." Alfa menghembuskan nafas kasar, dari nadanya tersirat kesedihan mendalam. "Dia takut kalo gue ngelukain Saga nanti kondisi Fani jadi drop"

"Dulu kan udah gue bilang cari cewek itu yang Queen of bullyng atau nggak ketua mafia. Jangan cari yang titisan malaikat atau bidadari, karna mereka ngelakuin apa-apa pake perasaan bukan logika. Seribu kali udah di sakitin tetep aja diem gamau balas. Susah sendiri kan," celoteh cowok beranting salib itu

"Sekarang urus anak lu dulu. Gue yakin kalo Kenzo yang kenapa-kenapa bini lu gak bakal diem"

"Hm pantau terus Dara, kalo ada apa-apa langsung telpon" Alfa menepuk bahu sahabatnya kemudian berjalan menjauh. Sedangkan sahabatnya itu menatap kepergian Alfa dengan mengumpat. "Giliran butuh sok bilang langsung telpon, kalau gak butuh gue chat biar online juga langsung centang satu. Sialan !"

****

TAK!

"Argh"

BUGH

"Ash..ud--udah.."

"Baru segini udah mau mati, tenang aja nanti sore lu bakal di pulangin ama bos gua. Liat? Kurang baik apalagi coba bos Saga"

PLAK PLAK PLAK--

kepalanya terasa amat pening karna sejak jam 5 sore tubuhnya dipukul, dibogem, dan bahkan ditendang oleh mereka berdua, untungnya kandungannya masih tetap selamat.

"Hiks... udah dong. dedek bayinya marah nih,Dia tendang loh" Dara merengut. Entah kenapa di saat tertentu dia merasa bukan dia yang menguasai tubuhnya atau lebih tepatnya seperti tubuhnya itu kehilangan kendali. Tetap bereaksi namun reaksinya seperti orang sakit jiwa

"Wah gilanya kambuh"

"AKU GAK GILA, AKU PUNYA ANAK. AKU PUNYA SUAMI, AKU GAK GILA."

See? Setelah habis berteriak Dara seperti orang linglung yang tidak mengetahui apapun.

Kepalanya menengok ke arah samping secara bergantian. Dalam pikirannya itu ia melihat sosok Alfa yang sedang berjuang untuk menyelamatkannya dengan memakai Kuda berwarna putih, juga mahkota megah di kepala.

"Liat tuh suami aku datang. Daddy ayo sini, momi sama dedek udah cape di pukul teyus" ia meniru suara cadel anak kecil bahkan wajahnya juga di imut imutkan yah meskipun faktanya memang imut beneran

"BUGH.. GILA MULU KERJAAN INI JALANG. WARAS KAPAN?"

Kepala Dara di cengkeram kuat lalu di tumbuk ke pohon besar tempatnya di ikat. Ia juga mendapat bogeman di bagian pelipis hingga membuat sudut matanya robek dan mengeluarkan darah.

"Jangan pukul, aku belum rasain sensasi rambut di sisir sama anak cowok."ia berucap dengan nada gemetar, menahan sakit di sekujur tubuh. Dan saat itulah baru mereka menghentikan aksi bejat mereka

"Kasian anak lu punya nyokap gila"

"Bakalan malu dia kalo udah gede"




-----------------------------------------
Aku mau bikin Fani juga di siksa sama orang. Ada yang setuju

Haii, maap baru update lagi.
Btw aku udah lama ga ikutin perkembangan cerita ini jadi kalo misalnya ga nyambung tolong di maklumi.

StepmotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang