"Momy.."
"Sayang.."
Dara tersenyum lebar sedikit meringis karna rambutnya di cengkram dua orang berbadan kekar
"Aku mohon lepasin, tugas kalian udah selesai kan," cicit Dara sedangkan 2 pria kekar itu mendengus. Salah satunya mengeluarkan pistol, Dara kira hidupnya akan segera berakhir sehingga ia memejamkan mata erat bersiap menerima peluru di tubuhnya namun ternyata..
DOR
ternyata itu tembakan peringatan. Tapi untuk apa ?
"Kita balikin dia, dengan syarat jangan sakitin Nyonya Fani" teriak mereka berdua menggelegar
Alfa tersenyum miring, setelah apa yang mereka lakukan pada istrinya, kenapa dia harus diam ? Lihat saja setelah ini permainan barulah akan dimulai
"Tenang aja, dia aman!"
Dengan bodohnya mereka percaya lalu melepaskan cengkraman mereka di kepala Dara kemudian mendorong wanita itu.
Tanpa mempedulikan apapun Dara segera berlari memeluk anaknya yang bersembunyi di balik tubuh Kenzo.
"Hallo boy, "
"Mom..." pecah suda tangisan anak itu, ia mendekap erat momi nya seolah tidak mengizinkan Dara untuk pergi lagi
Dara membawa masuk Kenzo kedalam rumah meninggalkan Alfa sendirian diluar berhadapan dengan 2 pria beringas tersebut. "Deal ya, kita balikin si jalang, lu jagain Fani"
"Ya."
Alfa semakin tersenyum lebar memandang kedua orang itu yang nyatanya terlalu bodoh, bisa-bisanya mereka tidak sadar kalau ajal mereka sudah dekat. Tiga detik setelah berada dalam mobil, kendaraan beroda 4 itu seketika meledak. Untung saja orang-orang yang tinggal di sekeliling sedang tidak ada di rumah lagian kalaupun ada memangnya mereka bisa apa, disini yang paling berkuasa adalah dirinya.
Alfa menatap ke atas rumahnya sambil berucap lirih "good"
Sedangkan 4 sosok yang ada di balik kaca ikut tersenyum lebar.
"Wanita sialan itu selanjutnya"
"Ya"
"Dara terluka di seluruh tubuh jadi ada yang mau ikut membalaskan dendam?"
"Tentu saja."
***
"Kalian mau ngapain, jangan macam-macam ya" sentak Fani begitu merasakan tangannya yang diikat erat. Ia memberontak namun sangat disayangkan karna kekuatannya tak seberapa. "Hai," sapa Gian, si pria yang memiliki bekas luka di sudut mata. Deep voice nya membuat sekujur tubuh Fani merinding. "Jalang" lanjutnya lagi
"Lepasin aku sialan, aku gatau apa-apa hiks--" jangan lupakan hormon ibu hamil yang sangat tidak stabil membuat Fani merasa kesal. Saat sedang mengandung ia merasa semakin lemah
"Sstt..." pria itu menyatukan jari telunjuk pada bagian bibirnya sambil menggeleng "stop crying baby"
Lagi dan lagi Fani dibuat merinding mendengar deep voice dari seorang Gian. Ia tidak menyangka kalau ternyata Dara dikelilingi iblis-iblis yang sayangnya berwajah malaikat
"Kenal wanita ini ?" Yang bersuara bukan lagi Gian melainkan pria dengan warna mata berbeda. Dia adalah Zein, cowok blasteran Belanda-Itali. Cowok itu menunjukan selembar foto yang menampilkan gambar Dara tengah tersenyum lebar. "Dia sahabatmu kan?"
Fani membuang arah pandangnya sambil mendengus.
"Lihat, masih ada" Zein kembali mengeluarkan selembar foto namun dalam foto tersebut ditampilkan kondisi Dara yang sangat menyedihkan, seluruh tubuhnya di penuhi luka dan memar. "Dara sudah saya anggap saudari kandung" pria itu bercerita, matanya menatap lurus kearah loteng dengan tatapan kosong. "Tapi karna kamu, dia terluka." Zein kembali memusatkan tatapannya pada fani
"Boleh saya balas dendam?"
Rasanya Fani ingin memutar kembali waktu, kalau tau akhirnya begini dia tidak akan cari masalah.
Kreek... ..
"AAAAAA....... TOLONGG...." Fani tersentak begitu merasakan kuku kakinya tercabut. Ia menatap horor pada sosok yang melakukan hal jahat tersebut
"Maaf, maafin aku, udah cukup hiks..hiks..hiks.. "
"Eng-enggak.. jangan, please engga.." nafas wanita hamil itu tidak teratur, ia hanya bisa berdoa semoga ada yang datang menolong, tapi khusus hari ini, sepertinya dewi fortuna sedang tidak berpihak
Gian mengambil tang, kemudian menjepit benda itu dibagian jari kelingking Fani yang kukunya baru saja di cabut
Darah disertai bau anyir seketika menusuk indra penciuman. Sedangkan Gian dan juga Zein tersenyum lebar, seperti ini saja sudah lemah bagaimana dengan Dara yang diikat di tengah hutan, di tendang, di tampar, bahkan bukan hanya fisik tapi mentalnya juga ikut disakiti.
"Oland," panggil Zein
"Hm?" Pria yang tengah duduk memangku kaki diatas meja itu menatap dua sahabatnya sembari menaikan alis. "Obatin dia"
"Sure" pria yang disapa Oland itu berdiri dari tempatnya berjalan mendekati Fani. Ia mengambil kotak obat yang terletak di lantai sambil tersenyum "berikan kakimu, biar ku obati" tanpa merasa curiga Fani mengulurkan kaki jenjang nan mulusnya ke arah Oland dan disambut gembira oleh pria itu.
Oland mengeluarkan segala macam benda juga obat yang dia butuhkan, mulai dari alkohol hingga jarum pentul. Sungguh bukan calon Dokter, dia lebih terlihat seperti pembunuh.
Perlahan ia menuangkan alkohol itu pada jari kelingking Fani,
Fani yang kaget kembali berteriak histeris ia ingin menarik kembali kakinya namun sayang kakinya di cengkram kuat oleh tangan besar Oland.
Tanpa merasa kasihan, Oland tetap melanjutkan aksinya dengan mengambil jarum pentul lalu menulis nama Saga disana. Bayangkan, pria itu mengukir nama di atas jari yang sudah kehilangan kuku.
"Argh lepasin--sakit..sakit..to-tolong aku minta maaf ssh.. aku minta maaf.. ARGH" Teriakan bumil itu semakin histeris merasakan jarinya ditusuk jarum pentul
Plak...
Tamparan tersebut membuat Fani tersentak. Pertama kalinya ada yang berani menampar dirinya,
"Ini akan berakhir kalau kamu pergi dari kehidupan Dara"
"Berhenti jadi pengganggu"
"Kamu baik, jangan jadiin diri kamu jahat hanya karna satu pria yang belum tentu baik buat kamu" Gian menepuk pelan bekas tamparan di pipi Fani, "hari ini kamu boleh istirahat"
Mereka semua berjalan keluar dari ruangan gelap itu meninggalkan Fani dengan kondisi tangan juga kaki diikat,mulut di sumpal, dan air mata yang terus menetes
"Aku gamau kayak gini, aku bakal balas semuanya"
***
"Dia mau dilepasin ?""No!"
"Terus?"
"Cukup buat hari ini, besok baru dilanjut. " mereka semua mengangguk setuju lalu bersama-sama turun ke lantai bawah untuk menemui Dara yang baru habis di tangani perawat.
"Hai, gimana keadaan kamu?"
Dara yang tengah berbaring langsung saja bangkit untuk duduk. "Ba-baikan" meskipun kata Alfa teman-temannya baik tapi tetap saja Dara merasa takut, tatapan mereka seolah ingin menguliti dirinya
"Mom, yuk bobo" Kenzo menepuk kasur di sebelahnya yang kosong
"Momy ngobrol bentar bareng om-om ganteng ini dulu yah,"
"Jangan"
Dara mengernyit, setaunya Kenzo itu paling mengerti ketika ada tamu yang datang berkunjung. Kenapa jadi begini,
"Bobo duluan aja. Lagian momy cuman di sofa kok gak kemana-mana"
Kenzo terdiam, ia memilih untuk ikut duduk di samping momynya dengan tangan memeluk erat perut besar Dara.
Faktanya, anak itu hanya sedang ketakutan. Dia takut momi nya akan kembali di culik om-om
***
Pen makan indomie 😀
KAMU SEDANG MEMBACA
Stepmother
Teen FictionDara, gadis SMA yang tiba-riba mendapat panggilan baru saat berada di taman. Mommy, apa kalian percaya kalau Dara dipanggil seorang bayi dengan sebutan itu ? Cerita Mommy ini sama sekali tidak saya revisi. Bener-bener cuman muncul ide diotak trus la...