*5*

58.7K 4.8K 191
                                    

"Dar..emang besok lo mau ngapain ke si Tika ?"

Dara mengerutkan dahi bingung dengan perkataan sahabatnya. Gadis itu lebih memilih diam dan menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya lewat kaca mobil

"Dara kamu cewek, gaboleh gitu. Harusnya tadi kamu ga ngomong kasar,kamu harus jadi teladan"

Kali ini Alfa angkat bicara, ia menatap Dara sebentar kemudian kembali fokus ke jalanan

"Udahlah kak, lagian tadi aku hanya gertak doang,gada niatan sama sekali buat ngelakuin hal yang di luar batas"

"Eungh.."

Dara menatap sebentar ke arah baby Kenzo yang mulai terbangun di gendongan fani kemudian kembali membaca novel

"Dady..au momi"

"Kenapa sayang ? Mau sama momi yah ? " ucap Alfa sambil tersenyum

Dara mendelik tajam ke arah Alfa sedangkan Alfa hanya mengedikkan bahu acuh

"Mo..mi au um "

Baby kenzo mulai bergerak gelisah sambil mengulurkan kedua tangan ke arah Dara.

"Kak bayi kamu nempel mulu sama aku, kasih tau dia dong aku bukan mominya " ketus Dara

"Dara please.."

Dara memutar bola mata malas, jujur saja dia memang tidak tega melihat bayi itu yang terus menangis meminta di gendong , tapi ini juga berlebihan, akhirnya setelah berdebat cukup lama, gadis itu menerima uluran tangan sang bayi kemudian menggendongnya

"Dara.." panggil Alfa lembut

"Apaan kak ?"

"Will you marry me ?"

"HAH?"

👪👪👪👪

"Thank you yah kak atas tumpangannya hari ini "

Alfa mengangguk kemudian mengambil alih putranya dari gendongan Dara

"Ucapin selamat tinggal ke momi sama aunty " ucap Alfa pada anaknya

"Momi .. "

Baby kenzo meneteskan air mata ketika melihat Dara berjalan masuk ke dalam rumah sebelum ia mengucapkan selamat tinggal

"Aduh baby boy, jangan nangis dong, sini sama aunty aja yah " bujuk Fani sambil berusaha menggendong si bayi

"No..au momi hua...."

Alfa gelagapan ketika putranya secara tiba-tiba memukul Fani sambil terus berteriak 'momi'

"Ada apaan sih ? Kok ribut banget ? EH ASTAGA WOE..sahabat gue di apain" teriak Dara panik melihat kondisi sahabatnya yang berantakan, rambut awut-awutan, pipi memar dan ada sedikit goresan di bagian bawah mata

"Ini pasti gara-gara anak kakak kan ? Udah aku bilang aku gak mau berurusan sama bayi ini. Masih aja ngeyel, jadi gini kan, sahabat aku yang kena imbasnya"

"Momi..af..hiks hiks.."

"Momi bapak kau ! Udah sana pergi, berani besok kalian ada lagi, aku bener-bener ga tanggung jawab kalo anak ini nangis"

Alfa memijat pelipisnya pusing, ia sendiri heran kenapa anaknya bisa mengklaim seorang nenek sihir sebagai mominya. Apa kehilangan seorang ibu begitu berdampak besar untuk putranya ? Sampai nenek sihir di bilang momi

"Aunty af..af.." ucap baby Kenzo dengan mata berkaca-kaca membuat Fani tersenyum kecil

"Gapapa. Aunty tau kamu ga sengaja"

"Nah Fan.. lo kan sabar banget ngadepin anak kecil, lo aja gih yang jadi momi nya"

"No momi..no.."

Dara mengumpat pelan mendengar jawaban baby kenzo yang menolak kalau Fani yang akan menjadi mominya

"Kamu mau kalo momi jahatin terus ? Gamau kan ? Jadi mending kamu sama sahabat momi aja "

Baby kenzo menundukkan kepala sambil sesenggukan

"Lah kok nangis ? Momi serius, kalo mau jadi anak momi ga boleh galak.anak momi harus sopan okay?"

Dara mengumpat ucapannya barusan. Niatnya menakut-nakuti si bayi, ini malah memberi harapan kalau ia bersedia menjadi ibu dari baby kenzo

"Ayang momi .. "

Dara tersenyum paksa, tangannya reflek mengambil tubuh si bayi dari gendongan dady nya.
Entah apa yang terjadi, perasaannya seketika menghangat ketika bertatapan dengan si bayi, satu hal yang baru ia sadari, dia mulai menerima bayi itu sebagai bayi nya

"Anak siapa sih ini ? Ganteng banget deh, kan anak momi iya kan "

Dara mencium wajah baby kenzo bertubi-tubi sesekali ia menggigit pipi gembul itu saking gemasnya sedangkan Alfa dan Fani tersenyum hangat melihat pemandangan tersebut

"Anak momi nanti pulang dulu yah, besok juga gausah ke sini. "

"Ayang momi"

"Cie..baby nya sayang sama momi yah ?"

Wajah bayi itu langsung memerah karena malu, sedangkan Dara langsung memeluk tubuh gempal sang bayi dengan erat

StepmotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang