*8*

45.7K 3.6K 104
                                    


Happy Reading sayang,
Jangan lupa nyimak ceritanya abis itu tidur yah
........


"Oek..Oekk.."

Suara tangis bayi membangunkan Dara dari tidur lelapnya. Ia bergegas menuju box bayi lalu menggendong tubuh gempal baby Kenzo dengan hati-hati.

"Cup cup.. anak nya papa Alfa gaboleh cengeng dong" ujar Dara mencoba menenangkan. Gadis itu kebingungan bagaimana cara menenangkan bayi yang ada di gendongannya.

"Oiya, tadi kata si om ganteng itu kalo anaknya nangis di kasih racun biar diem, eh salah, di kasih susu"

Ia kembali meletakkan baby kenzo ke dalam box kemudian berlari terbirit birit ke dapur mencari susu untuk di buatkan.

"Astaga ini susu kok banyak banget, yang merk apa coba.? Milo, Dancow, Morinaga apa susu Frisian Flag,? Demi tuhan aku lebih cocok jadi bos ketimbang pembantu"

Diam-diam Fani menatap sahabatnya dari arah kolam sambil tertawa terbahak bahak.kejadian ini sedikit membuatnya bersyukur.sahabatnya mulai dewasa tidak terlalu kekanak-kanakan seperti dulu

"Oek..Oek.." (anggap aja suara bayi)

Tangisan baby Kenzo semakin kuat, entah mengapa jantung Dara semakin berdetak tak karuan bahkan keringat yang menetes dari dahinya sebesar biji jagung.

Dengan langkah tergesa, ia berlari menuju kamar kemudian mengambil tubuh gempal baby Kenzo lalu memberikannya dot berisi susu

Bayi itu terdiam sambil menyedot susu dan memainkan beberapa helai rambut Dara yang terlepas dari ikatan

"Kamu gaboleh nangis dong, nanti kalo cengeng kakak tinggalin kamu sendirian disini biar di makan sama Kupu-Kupu"

Bukannya takut, bayi itu malah tertawa sambil mendusel wajahnya pada leher Dara. Tangan mungilnya menyentuh wajah mulus Dara sambil memukul pelan.

"DARA gue ke Mall dulu, mau nobar sekalian belanja sama pacar. Lo nunggu suamu lu aja yah bye Dar, bye ponakan ganteng"

Suara cempreng dengan nada menyebalkan milik Fani terdengar dari arah garasi. Dara menatap kepergian sahabatnya dari jendela kemudian kembali menatap wajah bayi yang berada dalam gendongan

"Aku pusing banget tau gak sih. Pusing karena akhir-akhir ini aku ga bisa fokus sekolah, di tambah dengan ucapan papa kamu yang katanya mau nikah sama kakak"

*****
Sekitar jam lima lebih duapuluh menit sebuah mobil berwarna hitam berkilau memarkirkan kendaraan beroda empat tersebut di garasi.

Alfa, cowok yang mengendarai mobil Ferari hitam itu memasuki rumah dengan menenteng tas kerjanya dan sebuah kantung kresek. Dara yang melihat itu segera meraih tubuh baby Kenzo yang baru selelsai memakai bedak kemudian berlari ke arah Alfa sambil tersenyum ceria

"Tumben" batin Alfa melihat seorang gadis tengah berlari ke arahnya sambil menggendong sang buah hati

"Papa.."

Dengan sigap Alfa langsung meraih tubuh gempal putranya sembari menghujami bayi tampan tersebut dengan ciuman

"Kenzo tadi nyusahin momi enggak,?" Tanya Alfa sedikit menggoda sang anak

"Pasti iya kan, anak papa pasti nyusahin momi. Tuh liat mukanya momi udah letih gitu. Cium mominya dulu ayo" lanjut Alfa sambil menggoyang-goyangkan kedua tangan putranya lembut

cup..
cup..

Tubuh Dara serasa kaku ketika dirinya mendapat ciuman pada kedua pipinya. Ia menatap dua cowok yang ada di hadapannya dengan wajah memerah, hingga akhirnya gadis itu lebih memilih pergi tanpa mengucapkan sepatah kata

"Sayang, mommy kamu malu tuh papa jadi greget pengen lempar ke rawa-rawa"

Seolah mengerti dengan ucapan sang ayah, bayi itu langsung menangis histeris kemudian menggigit lengan ayahnya kuat. Untung saja Alfa bisa menyeimbangkan berat tubuhnya, karena jika tidak bukan hanya dia yang celaka tapi juga putranya.

*****

"Kak, aku pengen blackcard. Katanya kalo udah pulang bakal di kasih "

Alfa menatap Dara sebentar namun tidak membalas ucapan gadis karena ia sibuk menggendong putranya yang hampir terlelap

"Kakak niat ngasih gak sih,? Kalau gak juga yaudah"

"Kita belanjanya nanti aja. Aku capek, lagian aku rasa sekarang lebih cocok family time ketimbang belanja gak jelas"

"Gak jelas kakak bilang,? Heh aku tuh cuman minta Blackcard apa susahnya sih, giliran Fani dikasih nah kalo aku ? "

Dengan perasaan kesal gadis itu pergi menuju ruang tamu sambil membanting pintu. Alfa menghela nafas sejenak, bahkan jika Dara meminta seluruh ATM-nya ia akan dengan senang hati memberikan. Tapi untuk sekarang, bukankah lebih baik mereka menghabiskan waktu bersama tanpa ada pengganggu. Apa itu salah ? Ia hanya ingin putranya merasakan kehangatan keluarga. Hanya itu.




Hai
Bye
👐

StepmotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang