Suara gemericik air membangunkan seorang gadis yang tengah tertidur lelap.
Hawa dingin yang begitu mendominasi membuat Dara ingin sekali tetap mengatupkan kedua matanya, namun sayangnya tidak bisa."Huaa, Fani aku dimana,? Kenapa tiba-tiba ada di sini,? FANI kita udah pindah rumah yah,? Wih bagus juga sih rumahnya. cuman keknya ini terlalu gede deh. Tabunganku ga cukup" Gadis itu berteriak sambil berlompat kegirangan di atas kasur, tangannya mengepal di udara menandakan betapa bahagianya ia sekarang.
"Mamamam.. au am"
Mendengar suara bayi entah mengapa langsung membuat firasat gadis itu menjadi tak enak. Apalagi suari bayi itu semakin mendekati kamar yang sedang di tempati. Dalam hati ia berdoa bahwa ini hanyalah mimpi, karena jika tidak, hanya Tuhan yang tahu.
Ceklek..
Pintu kamar dibuka dari luar, menampilkan sesosok bayi yang tengah mengisap jari jempol dalam gendongan Fani.
Dara yang melihat itu hanya bisa melongo, tidak tahu harus berucap apa"Dar, nih anak lo pengen sama lo mungkin. Daritadi nyariin lo mulu" ucap Fani santai sambil menyodorkan tangannya berniat memberikan bayi tersebut pada sang sahabat.
"Please jauhin dia dari gue. Jangan bikin gue ngeri deh"
Dara menangis histeris sambil menarik selimut dan menutupi tubuhnya sebatas dada.
"Turunin anak saya di lantai. Kamu boleh keluar, nanti dia biar saya yang urus" ucap Alfa yang tiba-tiba keluar dari kamar mandi. Dan sekarang Dara baru menyadari satu hal, bahwa ini adalah kamar dari cowok tersebut. Terbukti dari semua bingkai yang menampilkan sosok Alfa tengah menggendong putranya.
Dengan sedikit gugup, Fani akhirnya menurunkan bayi mungil tersebut di lantai kemudian berlalu pergi tanpa mengucapkan sepatah kata.
Setelah kepergian Fani, Alfa kemudian berjalan ke arah putranya sambil tersenyum lembut. Ia menggendong tubuh gempal putranya kemudian membawanya ke arah Kasur yang sedan ditempati Dara
"Saya tahu ini sulit. Tapi sekarang anak saya juga anak kamu. Sekarang saya mau kamu gendong Ken."
"Hiks, aku gatau apa-apa lagian situ ngehamilin siapa yang jadi mamanya siapa. " ketus Dara sambil mengintip dari balik selimut
"Momi au nen"
DEG! kata-kata itu lagi, meski belum begitu jelas, tapi Dara tahu betul arti dari ucapan si bayi
"Gimana sih dek, mama kamu tuh dimana? Saya ini kakak kamu. Coba panggil Kakak," bujuk Dara
Bukannya mengikuti ucapan Dara. Baby Kenzo malah menangis histeris sambil mendusel wajahnya di celah leher sang ayah.
"Cup cup cup.. anak ayah, gaboleh nangis masa cowok lemah. nanti jagain momi nya gimana?"
Entah mengapa tangis baby Kenzo perlahan berhenti. Ia kembali mengisap jari jempolnya sambil menarik kancing baju sang ayah. Sedangkan Dara lebih memilih diam tanpa memandangi wajah sang bayi.
Selang beberapa menit, bayi berjenis kelamin laki-laki itu tertidur pulas dalam gendongan sang ayah.
Alfa dengan telaten meletakkan tubuh putranya di dalam box khusus bayi kemudian setelahnya ia menatap Dara tajam. kaki yang disilangkan juga kedua tangan bertumpu pada box bayi semakin membuat aura mematikan begitu terasa, namun apalah daya saat ini yang bisa di lakukan gadis itu hanyalah diam dan menunduk.
"Aku ada meeting sampai jam empat sore. Kalau anak kita nangis kamu tinggal kasih dia susu, kalau enggak ajak dia jalan-jalan. Tapi harus sama kamu, jangan sampe aku dapet kabar kalau yang jagain anak kita itu Fani."
"Hah? Demi apa! Anak kita ? Kita ? Hellow itu anak dia doang keles.. gue mah cuman gadis polos ga berdosa yang tersesat di rumah pendosa" batin Dara
"Yaudah aku pergi dulu. Oiya, kalo temen kamu bosan, tinggal ambil blackcard yang ada di laci meja itu terus kasih ke dia. Terserah mau belanja apa " ucap Alfa enteng sambil melipat lengan kamejanya
"Apa? Blackcard? Untuk Fani ? Terus aku mana ? " tanya Dara histeris
"Psst pelan dikit. Jangan terlalu bar-bar. Ngapain kamu minta blackcard ? Mau belanja ?"
"Iya" wajah yang tadinya kusut ples kusam langsung berubah sumringah membuat Alfa hanya geleng-geleng kepala
"Nanti aku kasih. Tapi pas aku pulang kantor, kita belanja sama-sama. Kan kita punya keluarga kecil. Dan yang paling utama, kamu itu masih muda, risiko kamu berselingkuh itu bisa mencapai sembilan puluh sembilan persen"
"Bangsa* gue difitnah sebelum ngelakuin"
Nah nah guys..
Maafkeun baru lanjut soalnya apk. Wp punya ku kehapus, terus mau donlot cuman memori penuh jadi yah gitu deh.
Nah sebagai gantinya aku bakal up dobel.(Jangan percaya gue bohong;))
KAMU SEDANG MEMBACA
Stepmother
Teen FictionDara, gadis SMA yang tiba-riba mendapat panggilan baru saat berada di taman. Mommy, apa kalian percaya kalau Dara dipanggil seorang bayi dengan sebutan itu ? Cerita Mommy ini sama sekali tidak saya revisi. Bener-bener cuman muncul ide diotak trus la...