41

28.4K 1.2K 318
                                    

1 bulan sejak dara melahirkan, sekarang giliran Fani. Wanita itu sudah sejak jam 5 pagi merasakan kontraksi sehingga Alfa langsung membawanya ke rumah sakit

"Arghhhh sakitt hikss" Fani menangis, memeluk erat tubuh Alfa sedangkan lelaki itu tidak tau harus bagaimana dan akhirnya memilih untuk membalas pelukan Fani

"Sabar, baru pembukaan 9. Dikit lagi..." Alfa mengelus puncak kepala Fani lembut. Tidak ada niat apapun selain mengelus, itu murni karna memang ketika Dara akan melahirkan ia juga melakukan hal yang sama

Brak! Pintu dibuka kasar, lalu masuklah Oland dengan wajah datarnya. " Lo anjing tau ga ? Istri Lo baru sebulan melahirkan bangsat . Lo malah temenin jalang ini!"

Oland menarik Alfa keluar lalu memukulnya habis-habisan. "Kalo misalnya Lo kasian sama dia ya kasi tau gue sialan, gue yang bunuh Saga. Jadi gue yang bertanggung jawab! Ngapain Lo disini sedangkan istri Lo lagi susah di rumah. Keliatan banget Lo tuh niat selingkuh. Bajingan emang"

Alfa meringis tapi bukan karna luka di wajahnya melainkan luka di batinnya. Kenapa dari tadi dia sama sekali tidak memikirkan dara ? Bagaimana kalau misalnya istrinya itu kecewa dan akhirnya memilih untuk berhenti berjuang ? Memikirkan itu membuat jantungnya seolah ingin lepas dari tempatnya. Tanpa berbicara lagi ia segera berlari menuju parkiran sambil terus menggumamkan kata maaf

"Oekk...oekkk...oekkk"

Dari luar rumah bisa Alfa dengar dengan jelas suara tangisan bayinya. Hatinya kembali teriris jika mengingat semua pengorbanan sang istri. Mulai dari hamil sendiri, ngidam juga sendiri bahkan sampai mengurus anak juga sendiri

"Sayang..." Panggil Alfa lembut namun saat sampai dikamar yang didapati bukanlah Dara melainkan putranya yang tengah menatap panik kedalam box bayi bersama dengan Zayn

"Istri gue kemana ?"

"Ke supermarket buat beli minyak telon soalnya abis. Pengennya sih gue yang beli tapi dia bilang mau beli sekalian sama  roti sobek nya cewek"

"Uda dari kapan ?"

Pertanyaan itu sontak membuat Zayn menepuk jidat. Kalau dipikir-pikir sepertinya Dara sudah kuat sejak sejam yang lalu

"Shit! Gue takut ada apa-apa sama dia"

Perasaan bersalah kembali menyelimuti, lalu dengan cekatan ia mengambil putranya yang sedang duduk untuk ikut dibawa pergi. "Jagain Stella ya, gue keluar nyari istri gue. Ga lama"

"Hmm"

Pikiran nya mulai mengarah pada hal negativ sedangkan jantungnya berdebar tidak karuan. Entah apa yang terjadi tapi perasaannya menjadi tidak enak ketika putranya itu dengan tiba-tiba menangis.

Sampai di supermarket Alfa langsung turun mencari istrinya. Namun setelah limabelas menit orang yang di cari nya belum juga muncul membuat perasaan bersalah kian menggerogoti hati dan pikirannya.

Kalau saja dia lebih memperhatikan perlengkapan anaknya, mungkin sekarang istrinya sedang menyusui putrinya di rumah.

"Maafin Daddy ya Uda nyusahin mommy kamu" ucapnya pelan pada Kenzo yang masih setia menangis

"MOMMY" Kenzo berteriak kegirangan menatap mommy di sebarang jalan sambil menenteng sekantong belanjaan

Dara tersenyum lebar, ia menggoyang kantong kecil berisi ice cream kesukaan Kenzo. Lalu setelah melihat kanan kiri ia perlahan berjalan menyebrangi namun karna dirinya yang baru selesai melahirkan sebulan yang lalu membuat langkahnya lambat dan akhirnya...

BRAK!!!

sebuah mobil berkecepatan tinggi menghantam tubuh dara hingga terpental jauh. Ice cream rasa cokelat yang ingin diberikan untuk putranya itu berceceran di jalan

Sedangkan Alfa, ia masih terpaku tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi

"MOMMY HIKSS" Kenzo merontak turun dari gendongan daddy nya dan saat itu barulah Alfa sadar dan segera berlari menuju kerumunan

"Hey, sayang... Ayo bangun, jangan tutup matanya. Aku minta maaf, jangan tinggalin aku sama anak-anak sendiri"

Mata yang terpejam itu kembali terbuka. Samar-samar ia bisa melihat suami dan anaknya yang sedang menangis.

Sekuat tenaga ia menggerakkan tangannya meminta Alfa untuk memberikan sang anak padanya.

Dara memeluk Kenzo, membiarkan anak itu bersandar pada dada nya di baluri dengan darah segar. "Mommy sayang Ken" kecupan terakhir ia berikan pada kening putranya sebelum akhirnya detakan jantungnya perlahan melemah dan berhenti untuk selamanya

"Mommy... " Anak itu berteriak histeris, badannya juga ikut dipenuhi darah sang ibu sedangkan Alfa terdiam di tempat sehabis menelpon ambulance

"Orangnya udah ga ada pak. Turut berduka cita"

"Dara.... Sayang bangun ... Stella di rumah gimana? Ayo bangun" nafasnya tercekat memandangi tubuh kaku sang istri. Ia lalu beralih menatap anaknya yang berada di pelukan Dara "sini sama Daddy sayang"

Kenzo menatap benci kearah Daddy nya. Entah kenapa tapi yang jelas ia tidak suka ketika Daddy nya mendekati jenazah sang mommy

***

Kenzo menatap lembut ke arah adiknya yang dari tadi terus menangis saat di pemakaman sang mommy. Tangan mungilnya bergerak mengelus pipi chuby sang adik lalu dengan tiba-tiba tangisan bayi kecil itu berhenti

"Baby Stella mau sama Abang nya ya ?" Tanya Oland sambil mengusap air mata nya kasar

Sedangkan Alfa, lelaki itu duduk dengan pandangan kosong di samping makam sang istri. Padahal kemarin mereka masih sempat bicara bersama tapi sekarang ia kehilangan sosok yang selalu sabar menghadapinya

"Maafin aku''

"Ssstt uda gapapa, ini bukan salah kamu"

Tatapan Alfa beralih pada sosok yang saat ini menyentuh pundaknya. "Fani ?"

"Aku turut berduka cita ya" ucapannya memang turut berduka cita tapi bibirnya terus menebarkan senyuman lebar

Kenzo, anak kecil itu dari jauh menatap Daddy dan Fani dengan pandangan benci juga dendam.











END

Apa ? Ga terima ? Emang Dara Uda meninggoy kok.

Jangan lupa baca 'KENZO' ini tentang pembalasan Kenzo ke Daddy sama Fani

StepmotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang