Khomsatun Wa Tsalaatsuuna- TigaPuluhLima

746 49 1
                                    

Author POV

Angin sore menemani Pak Zaenal yang kini sedang menyeruput kopi hitamnya. Ia sedang berada di belakang rumahnya, mencoba mengistirahatkan badannya setelah seharian melakukan aktivitas.

Ponselnya bergetar menandakan ada pesan masuk yang ternyata dari anak semata wayangnya.

"Uhuk-uhuk,"pesan itu membuatnya tersedak.

"Kenapa, yah?" tanya sang istri yang kini duduk di bangku sebelahnya.

Pak Zaenal menunjukkan pesan masuk dari Ayesha, "Baca deh,"ucapnya.

Echa anakku
YAH, ECHA JADINYA PILIH AZMI.

Ummi Sarah terkekeh. Bagaimana bisa anaknya yang lemah-lembut bisa sebersemangat ini, sampai sampai pesannya ditulis dengan kapital semua?

"Echa sudah besar ya, Yah," ucap Ummi Sarah.

Ada kelegaan sekaligus kecemasan dalam hatinya. Kegelagaan karena pada akhirnya, anak gadisnya menemukan seseorang yang menerima semua kekurangannya. Juga kecemasan karena Ayesha akan memulai kehidupannya yang baru.

Dan sore itu menjadi saksi rumitnya perasaan orang tua yang akan ditinggal menikah anaknya.

Malamnya setelah magrib, Ayesha pulang sembari tersenyum riang. Pak Zaenal dan Ummi Sarah menyambutnya di ruang tengah.

"Kenapa mesem mesem gitu?"tanya Pak Zaenal.

Ayesha tetap tersenyum, lalu duduk di tengah-tengah orang tuanya dan bersandar di pundak umminya.

"Kayaknya ada yang seneng nih. Kenapa? Abis ketemu sama calon suami ya?" goda ummi yang membuat pipi Ayesha semakin memerah.

"Ceritain coba hari ini ngapain aja,"pinta Pak Zaenal.

Setelah itu, Ayesha menceritakan semua. Tentang pertemuannya dengan Azmi di SLB dan pertemuannya dengan Khaidar.

"Jadi kamu udah yakin pilih Azmi?" tanya Ummi memastikan.

Ayesha mengangguk semangat sembari tersenyum lebar. "Echa gak mau bikin Azmi bingung dan nunggu lebih lama lagi,"ucapnya dengan isyarat.

"Yaudah, kalo gitu suruh Azmi sama keluarganya dateng Minggu ini. Kita diskusiin tanggal pernikahannya,"putus Pak Zaenal.

Ayesha memeluk ayahnya itu lalu berterima kasih.

Tentang penantian dan ingatan abstak yang entah untuk siapa, akhirnya aku menemukan jawaban. Sekalipun ingatan melumpuhkan, aku tetap menyimpan Azmi di lubuk hati. Dan kini, lubuk hati itu resmi terbuka. Aku menemukan Azmi di sana. –Ayesha.

✨✨✨

Azmi pov

Tidak ada yang bisa mendeskripsikan sebahagia apa aku sekarang. Setelah mendapatkan pesan dari Ayesha, aku tidak bisa tidur.

Jadi Ayesha menerima lamaranku?

Pertanyaan itu terus mengantui pikiranku. Tapi sepertinya jawabannya sudah jelas. Ayesha memintaku dan keluargaku datang untuk menentukan tanggal pernikahan.

Paginya, Aku menghampiri umi yang sedang memasak di dapur. Abi tidak tahu di mana, tapi sepertinya sedang menyiram tanaman.

"Umi Minggu ini free kan?"tanyaku.

Umi yang sedang menata makanan di meja mengerutkan keningnya. "Iya. Kenapa emangnya?"

Aku tersenyum.

"Kenapa mi? Ditanya kok malah senyum senyum gitu?" tanyanya.

"Katanya ditunggu Pak Zaenal buat ngomongin tanggal pernikahan," jawabku masih tersenyum.

Ana Uhibbuki Fillah ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang