Isnani Wa Tsalaatsuuna-TigaPuluhdua

1.3K 107 8
                                    

Ayesha POV

Malam ini, ayah memintaku untuk mengombrol di ruang tengah.

Katanya, ada yang ingin ayah sampaikan.

Setelah shalat magrib aku menunggu ayah pulang sembari melanjutkan ceritaku.

"Assalamualaikum, Cha. Umi mana?" tanya Ayah, sudah kembali dari masjid.

Aku mendongak, "Masih di atas, Yah," jawabku dengan isyarat.

Ayah menyandarkan tubuhnya di sofa, "Akhir-akhir ini Echa sibuk ya?" tanyanya.

Aku mengangguk, menyimpan lantopku. Lalu membawa kepalaku agar bersandar di pundak ayah.

Ayah tersenyum karna sikap manjaku yang tak hilang.

"Maafin ayah ya gak bisa temenin Echa. Ayah juga sibuk soalnya, banyak lemburan terus," ucapnya.

"Gapapa, yah. Ayah mau ngomongin apa sama Echa?" tanyaku dengan isyarat.

Tok. Tok. Tok.

Suara ketukan pintu membuatku beranjak dari pundak Ayah. Sepertinya ada tamu, batinku.

Aku membuka pintu, terlihat tiga orang di depan sana.

Dua orang tua -mungkin seumuran dengan ayah- dan seorang lela-

Aku membulatkan mata, itu AZMI.

Orang yang kemarin baru kubicaran dengan Hanna-Hanny.

Berdiri di depanku dengan orang tuanya.

Azmi sudah kembali ke Indonesia.

Orang itu, lelaki yang menyelamatkan dari dua pemabuk.

Yang selalu memberiku permen dan coklat. Menyemangatiku dengan kata-kata bijaknya.

Orang itu, lelaki yang selama ini bersarang di kepalaku dan membuatku bingung dengan perasaanku sendiri.

"Pak Zaenal ada?"

Kalimat dari abinya Azmi sontak membuatku tersadar.

Aku mengangguk seraya tersenyum. Saat itu pula umi muncul, dan menjamu mereka.

Umi menemani mereka, sedang aku membuatkan minuman di dapur.

Aku mengantar minuman itu berbarengan dengan datangnya ayah. Tapi setelah itu aku pergi meninggalkan mereka.

Entahlah, aku tak tahu harus melakukan apa, jelasnya aku memilih untuk menguping saja.

Berdiri di belakang dinding pembatas ruang tamu dan ruang tengah.

Mereka berbincang ria. Sepertinya ayahku kenal dekat dengan Azmi.

Tapi, suasana berubah serius saat Abi Azmi menyampaikan maksud dan tujuan mereka datang ke rumahku.

"Sebenarnya maksud dan tujuan saya kesini adalah untuk mengantar Azmi untuk menta'aruf anak bapak"

Kalimat itu sukses membuatku speechless seketika. Azmi datang melamarku?

Dan ternyata jawaban ayah semakin membuatku mematung bingung.

“Tapi maaf, minggu lalu seorang lelaki lain sudah ada yang menta’aruf Ayesha. Khaidar namanya.”

Jadi Kak Khaidar melamarku minggu lalu? Dan ayah belum memberitahuku. Aku mengedipkan mataku beberapa kali.

Bagaimana ini bisa terjadi?

Kenapa ini rumit sekali?

———

Azmi POV

Ana Uhibbuki Fillah ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang