Ayesha POV
Satu yang aku ragu,
Perihal hati yang sangat menganggu.
Aku yang sangat lugu,
Tak mengerti apa yang ditunggu.
Mulut ini memang bisu,
Namun hati memang tak pernah membohongiku.I'm so confused. What should i do?
-in the evening.
with hot chocolate and biscuits.Aku menekan tombol enter begitu selesai menulis puisi. Entah kenapa, rasanya menulis puisi diwaktu sore ditemani biskuit dan coklat panas memang sangat menyenangkan.
Apalagi ditambah backsound rintik hujan yang menghidupkan inspirasi.
Omong-omong ini bukan puisi yang akan aku terbitkan. Ini hanya akan diketahui oleh diriku saja.
Pintu terbuka saat aku hendak meneguk coklat hangat ini. Memperlihatkan sosok yang sudah sangat tidak asing. Ia menghampiriku dan memelukku erat.
"Echa!! Hanny kangen," katanya manja.
Aku mendengus kesal. Percaya atau tidak, aku baru saja bertemu dengannya tadi pagi. Hanny memang selalu berlebihan.
"Ciee pasti lagi bikin puisi galauin Azmi," katanya tiba-tiba.
Bola mataku membesar. Oke, kesalahan terbesarku adalah lupa menutup laptop dan membiarkan Hanny membaca puisi itu.
Segera aku menutup laptop lalu kembali meneguk coklat hangat.
Hanny terkekeh, mengambil kursi lalu duduk di sebelahku, "Berdoa aja, Cha. Kalo emang jodoh gak akan kemana kok."
Byurrr!
Aku tersedak, menyemburkan isi minuman yang ada di mulutku. Bisa-bisanya Hanny dengan enteng membicarakan tentang jodoh.
"Astagfirulloh, Cha. Biasa aja kali, gak usah sembur-sembur gitu. Jorok tau," kata Hanny sembari membersihkan bekas semburanku.
Aku mengambil note, menuliskan sesuatu, "Suruh siapa bicara omong kosong."
"Siapa juga yang bicara omong kosong, bisa aja 'kan Azmi jodoh kamu," katanya membela diri.
Tak ingin menanggapi, aku memutuskan membuka handponeku. Terlihat satu pesan dari Kak Khaidar.
Assalamualaikum, Ayesha. Gue bakal adain acara makan-makan dalam rangka syukuran pindah rumah. Gue harap lo bisa dateng besok abis Ashar. Kalo mau lo bisa ajak temen kembar lo itu. Di tunggu ya, see u soon.
Aku memperlihatkan pesan itu pada Hanny. "Mau ikut gak?" tanyaku dengan isyarat.
"Wah, boleh tuh. Hanna juga pasti mau kalo urusan yang kaya gini," jawabnya riang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ana Uhibbuki Fillah ✅
FanfictionUntuk Kamu, Seseorang yang menyadarkan bahwa kalimat sederhana 'Ana Uhibbuki Fillah', memiliki makna yang lebih dalam dibanding kata 'I Love U'. started: April 2018^ cover by: @bengkelangit