Masih stay 'kan?:''
Ayesha POV
Seminggu berlalu begitu cepat. Aku yang sedang merapikan jilbabnya tiba-tiba dikejutkan suara gebrakkan pintu.
"Echa! Cepetan dong. Yang lain udah nunggu."
Ya, siapa lagi jika bukan Hanna.
Daripada mendapat teriakan toa, aku memutuskan untuk membereskan barangku.
Aku menuruni tangga dan kulihat Umi, si kembar juga orang tuanya sudah menungguku.
Umi menatapku dengan tatapan lama banget sih.
Sedangkan aku hanya nyengir tanpa dosa."Ayo cepet, Cha. Kak Fitri udah telponin dari tadi tau," semprot Hanny yang membuatku jalan sedikit cepat.
"Lama banget sih dandannya, kayak orang mau kencan aja," timpal Hanna yang membuatku mengkerutkan kening.
Tanpa menghiraukan ucapan Hanny, Aku berjalan menuju mobil yang sudah stand by di depan rumah.
Aku, Hanna dan Hanny duduk di bangku paling belakang. Umi dan Mamagaul a.k. Mama Hanna-Hanny duduk di bangku tengah, sedangkan Ayah menyetir ditemani Papa Adam.
Aku menyandarkan kepalaku ke jendela mobil. Menatap gelapnya langit malam tanpa bintang.
Sebenarnya tujuan kami kali ini adalah SLB. Ya, kita akan liburan ke Parang Tritis bersama anak-anak SLB. Sengaja, Ayah meminta perjalanan malam agar anak-anak bisa tidur dan tidak mabuk perjalanan.
Sesampainya di SLB, aku menghampiri Kak Fitri yang ada di depan bus. Sepertinya anak-anak sudah ada di dalam.
"Kak Fitri, maaf Echa telat," ujarku dengan isyarat secara nyengir.
Kak Fitri tersenyum, "Anak-anak juga belum dateng semua kok," jawabnya.
Aku tersenyum lalu berpamitan masuk ke dalam bus. Hanna-Hanny yang duduk di sebelahku sudah sibuk dengan list yang akan mereka lalukan di Jogja nanti.
"Kita harus liat sunset, ntar kita foto. Pokoknya fotonya harus bagus. Oh iya, Cha. Kita disana dua hari 'kan? Berarti kalo kita jalan-jalan dulu ke Malioboro bisa 'kan?" Hanna mengomel di sebelahku.
Aku hanya mengangguk mengiyakan lalu memfokuskan mataku menuju wattpad yang ada di handponeku.
"Eh, eh, eh. Itu Azmi 'kan? Sama Aban sama Ahkam juga. Mereka ikut, Cha?" tanya Hanna heboh.
Lagi. Aku hanya mengangguk malas. Aku sedikit mendongak, terlihat Zaina, Azmi dan kedua temannya berjalan menuju kursi paling belakang.
"Assalamualaikum," sapa Azmi saat melewati kursi kami.
Aku tersenyum, lalu menjawab salam dengan isyarat. Dan kini, Zaina sudah duduk di pangkuanku.
Aku mencubit pipi Zaina gemas, anak ini jika sudah bertemu denganku berubah menjadi lem. Lengket.
Zaina duduk di pangkuanku ditemani dengan pensil dan buku gambarnya. Kegemarannya dengan menggambar sudah terlihat.
"Adek-adek kak Azmi punya coklat lagi nih, kalo mau ayo baris kayak biasa." Suara Azmi dari bangku belakang membuat anak-anak terkikik riang.
Azmi memang selalu seperti ini. Membagikan makanan manis, entah itu permen atau coklat kepada anak-anak.
Anak-anak tersenyum riang sembari berbaris. Tapi tidak untuk Zaina. Ia masih terfokus pada gambar yang ia buat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ana Uhibbuki Fillah ✅
FanfictionUntuk Kamu, Seseorang yang menyadarkan bahwa kalimat sederhana 'Ana Uhibbuki Fillah', memiliki makna yang lebih dalam dibanding kata 'I Love U'. started: April 2018^ cover by: @bengkelangit