Ayesha POV
Aku membereskan mukena yang baru saja aku pakai. Adzan Ashar sudah setengah jam berlalu, dan aku berniat menemui orang berusername Khaidar itu.
Hanna di sebelahku tak henti-hentinya mengoceh. Argh. Rasanya telinga ini akan pecah mendengar ocehannya. Oke abaikan, aku berlebihan.
"Mau apa coba si Khaidar itu pengen ketemu? Emang dia anak kampus sini? Setau akusih gak ada yang namanya Khaidar di angkatan ini." Hanna mengoceh. Jika dihitung sudah lebih dari tiga kali ia bicara seperti itu.
Benar-benar tipikal cewek dengan banyak ribuan kosakata di kepalanya.
Hanna tiba-tiba menghentikan aktivitasnya. "Cha? Gimana kalo dia pengen laksanain sayembaranya? Kamu bakal dijadiin ratu dong sama dia?" tanyanya dengan mata membulat.
Hah?! Gak mungkin lah.
Aku hanya memutar bola mataku kesal. "Jangan banyak ngehayal deh, Na." Aku berisyarat.
Aku melangkah pergi meninggalkan masjid kampus ini. Bangunan bercat putih tulang ini terlihat sederhana dengan kolam ikam di halamannya.
Hanna masih setia dengan kosakatanya. Topik yang ia bawakan masih mengenai lelaki berusername Khaidar.
Beruntunglah masjid dan taman belakang kampus tidak terlalu jauh, maka aku tak perlu mengorbankan kakiku yang sudah lelah ini.
Aku melihat seorang lelaki memunggungiku duduk disalah satu kursi taman. Aku dan Hanna menghampirinya.
"Assalamualaikum," ucap Hanna pelan.
Lelaki itu berbalik, "Waalaikumsalam. Ayesha?" tuturnya.
Hanna di sebelahku menganga, "Subhanallah!" pekiknya tanpa sadar.
Maklumlah, mata Hanna sedikit bermasalah bila berurusan dengan lelaki yang ia sebut 'cogan'.
Aku menyikut lengan Hanna, lalu mengangguk seraya tersenyum.
"Eh?!" Hanna tersadar dari lamunannya. "Jadi kamu yang namanya Khaidar? Ada apa?! Mau buat sayembara lagi?! Heh?! Ayolah. Emangnya kamuteh raja gitu buat sayembara?!" ucapan Hanna memang tidak bisa dijaga.
Aku memilih menunduk dan menggesekkan sepatuku dengan tanah.
Lelaki di hadapanku melongo, rahangnya merosot. "Wah padahal gue lupa loh udah buat sayembara," katanya terkekeh.
"Eh kenalin, gue Khaidar. K-h-a-i-d-a-r ya, pake h. Plis jangan panggil gue Kai. Gue anak sastra yang bakal nyelesain skripsi tahun ini. Dan maaf. Gue kesini bukan buat sayembara itu," tambah lelaki di depanku.
Hanna di depanku semakin membulatkan matanya. Entahlah ia jadi emosional seperti ini. "Jadi mau ngapain kamu nemuin Echa?!" ucapnya dengan nada sedikit tinggi.
Lelaki itu memutarkan bola matanya. "Yang gue temuin itu Ayesha. Kok jadi lo yang sewot sih?"
"Urusan Echa itu urusan aku juga!"
Baiklah. Kesan pertama Hanna dengannya itu buruk sekali. Aku mencoba melerai mereka dengan menyuruh Hanna diam. Ya kalo Hanna gak diem sih gak akan beres-beres berantemnya.
Aku dan Hanna sudah duduk di kursi taman, sedangkan Khaidar duduk di kursi lain yang tidak jauh di sebelah kananku.
Aku mengeluarkan noteku. "Jadi ada apa?" tulisku.
"Gue cuman mau bilang terimakasih sama lo. Tulisan lo bisa rubah pemikiran gue. Gue gak bisa kasih alasannya sekarang. Sebagai tanda terimakasih gue, bisa minta nomber hape lo?" tutur Khaidar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ana Uhibbuki Fillah ✅
FanficUntuk Kamu, Seseorang yang menyadarkan bahwa kalimat sederhana 'Ana Uhibbuki Fillah', memiliki makna yang lebih dalam dibanding kata 'I Love U'. started: April 2018^ cover by: @bengkelangit