Sittatun-Enam

3.3K 241 15
                                    

Ayesha POV

Kami dari PT. Penerbit Chocolate tertarik untuk membukukan naskah yang anda buat.

Kata-kata itu terus terngiang di kepalaku. Membukukan? Maksudnya? Cerita aku dijadikan buku atau gimana?

HUAA!! Aku tidak bisa berkonsentrasi. Aku terus membaca pesan itu hingga aku pulang.

Bahkan kini, aku yang sedang dalam perjalanan pulang pun terus membaca pesan itu. Takutnya, aku salah membaca.

"Ada apa Sha? Kayaknya serius gitu?" Azmi bersuara.

Aku membuka noteku lalu menuliskan, "Kepinggir dulu, Mi," pintaku.

Azmi menepikan mobil. Aku menuliskan sesuatu, "Coba bacain pesan ini," ujarku lalu memberikan pesan yang ada di ponselku.

Azmi membacanya, "Permisi. Kami dari PT Penerbit Chocolate tertarik untuk membukukan naskah yang ada buat," ia mengerutkan keningnya, "WAH! Naskah kamu bakal dijadiin novel, Sha."

Aku membulatkan mataku. Jadi benar? Aku tidak salah membaca? Aku bahkan belum pernah membayangkan ini.

Huaa! Aku senang sekali!~

Doraemon!~

Eh?! Oke abaikan.

"Wah! Kamu hebat, Sha. Aku gak nyangka kamu berbakat jadi penulis."

¤¤¤

Sesampainya dirumah, aku langsung memberi pesan kepada Hanna-Hanny.

Ayesha: Kembar! Cepetan ke kamar. Ini Urgent!

Sent.

Aku menyandarkan kepalaku di kursi. Laptop merahku sudah menyala. Bagaimana ini? Ceritaku bahkan belum selesai.

Jika kalian ingin tahu, didunia wattpad itu aku memakai nama samaran, namaku menjadi pinkypromise. Aku hanya takut para pembacaku kecewa saat mengetahui identitasku yang sebenarnya.

"ASSALAMUALAIKUM! ECHA KENAPA?"

"ADA APA, CHA?"

Wah ternyata kembar-kembar nakal sudah datang~

Aku tersenyum saat melihat ekspresi mereka yang khawatir. Aku melambaikan tangan.

"Astagfirullah, Cha. Kirain kamu kenapa-kenapa,"ujar Hanny.

Aku bergumam, "Coba baca pesan ini," tentunya dengan tangan.

Hanna dan Hanny langsung mendekat, lalu membacanya.

"Wah keren! Cerita kamu dijadiin buku, Cha!" Hanna girang.

"Cepetan email penerbitnya," tambah Hanny.

Mereka antusias sekali. Aku sangat bahagia. Bahkan niatku untuk memarahi mereka -karena tidak memberitahukan vokalis sholawat itu- hilang seketika. Terimakasih Ya Allah, aku sangat bahagia.

¤¤¤

Embun pagi menyejukkan. Udara pagi ini sangat sejuk. Kini, aku sedang berada di SLB seperti biasa. Kebetulan hari ini aku tidak ada kuliah, jadi aku memutuskan untuk ke Sekolah.

Ana Uhibbuki Fillah ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang