Tsamaaniyatun Wa'isyruuna- Duapuluhdelapan

1.3K 125 16
                                    

Azmi POV

Seoul hari ini sudah tidak terlalu dingin. Aku memutuskan untuk berjalan-jalan.

Sudah hampir sebulan aku berada di kota ini. Kuliah dan juga bekerja. Aku bekerja parttime di toko milik ayahnya Wonwoo.

Hari ini kuliah libur, jadi aku memutuskan untuk berjalan ke daerah sungai han.

Aku menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan. Mencoba menghilangkan beban di pundak.

Aku mengeluarkan handphoneku, mencari kontak umi lalu menelponnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku mengeluarkan handphoneku, mencari kontak umi lalu menelponnya.

"Assalamu'alaikum, Umi," sapaku ramah.

"Waalaikumsalam, Azmi. Gimana kabarnya, sayang?"

Umi selalu saja seperti ini, selalu menghawatirkan keadaanku. Aku tersenyum, "Alhamdulillah, Azmi sehat, Mi. Umi sama Abi gimana kabarnya?"

"Alhamdulillah, sayang. Umi udah mulai sibuk buka butik," jawab umi lalu terkekeh.

Aku tersenyum lega. Suara umi terdengar sangat riang. Tercetak jelas bahwa ia senang dengan pekerjaannya.

"Azmi udah transfer kemarin buat tambah-tambah modal buka butik, Mi. Nanti di cek ya," tuturku.

"Kamu dapat uang dari mana, sayang? Harusnya uang itu di tabung aja buat biaya hidup kamu disana," ucap umi khawatir.

"Sebulan ini Azmi kan kerja parttime. Perasaan Azmi udah cerita deh," ucapku lalu terkekeh. "Kalau buat biaya hidup disini kan udah di tanggung beasiswa,jadi umi gak usah khawatir."

"Gak perlu maksain buat transfer,Mi. Tabung aja uangnya," ucap umi mewanti-wanti.

Lagi lagi aku tersenyum, "Kalau urusan tabung menabung umi gak perlu khawatir, hehe. Azmi jagonya," ucapku.

Umi terkekeh, "Kamu tuh ya, paling seneng banget bikin umi sama abi bangga. Almarhumah adikmu juga pasti bangga punya kakak seperti kamu."

"Ohh jelas dong, Mi. Azmi gitu lho," ucapku membanggakan diri, yang membuat umi terkekeh.

"Umi, udah dulu ya, nanti malem Azmi telpon lagi. Assalamualaikum," tuturku mengakhiri percakapan.

Aku menutup panggilan setelah mendengar jawaban salam dari umi.

Aku mendongak, menatap langit yang saat ini berwarna biru cerah. Sesekali burung terbang di atas kepala.

Meneliti sekeliling, aku melihat bunga sakura yang sedang bermekaran. Indah sekali.

Aku kembali mendongak, aku rindu Fatimah, almarhumah adikku.

Fatimah, kak Azmi sekarang di sini.

Menikmati bunga sakura cantik berwarna pink yang sedang bermekaran.

Ana Uhibbuki Fillah ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang