Salasatun-Tiga

4.7K 288 13
                                    

Ayesha POV

Pagi yang cerah menyapaku untuk melakukan aktivitas. Aku yang baru saja selesai berpakaian, diganggu oleh teriakan Hanna dari lantai bawah.

"ECHA! CEPETAN TURUN! INI UMI SAMA AYAH UDAH NUNGGU!" teriakan cemprengnya lagi-lagi membengkakkan telingaku.

Dengan segera aku turun ke bawah untuk sarapan. Omong-omong, umi dan ayah yang Hanna maksud adalah orangtuaku. Hanna dan Hanny memang sudah seperti keluarga sendiri. Mereka menganggap orangtuaku sebagai orangtua mereka juga.

Aku tersenyum saat melihat Umi menyiapkan makanan. Wanita cantik ini memang sangat perhatian.

"Cha, kata Fitri di sekolah ada guru baru ya?" Ayah membuka percakapan.

Aku mengangguk sebagai respon.

"Oh iya? Lelaki atau perempuan, Cha?" tanya Umi sembari menuangkan air putih ke gelas Ayah.

Aku yang sedang mengunyah nasi mendongak, "Lelaki,mi." jawabku dengan tangan.

"Wah?! Ganteng gak tuh?"

Oke, kalian pasti tahu siapa pemilik suara ini. Tentu saja itu Hanna.

Sontak, Aku, Umi dan Ayah menatap Hanna dengan tatapan mengintimidasi.

"Hehehehe... Maaf," ucap Hanna sembari mesem-mesem.

Aku hanya bisa memutar bola mataku kesal. Beruntunglah Hanna sahabatku dari kecil.

Jika tidak, mungkin ia sudah kutenggelamkan di Sungai Citarum.

•••

Riuh piuh orang mengobrol terdengar jelas. Angin pagi menembus pori-pori kulitku yang tidak tertutup kain. Kini aku sedang berada di kantin bersama Hanna dan Hanny, sambil menunggu dosen datang.

Omong-omong, mereka itu kembar. Tapi sifat mereka berbanding terbalik.

Berbeda dengan Hanna, Hanny lebih suka diam di kamar bersama laptop dan drama Koreanya. Sangat berbanding terbalik dengan Hanna yang lebih suka melihat dunia luar.

Namun, untuk urusan suara, mereka memang kembar.

"GURU BARU ITU MAHASISWA SINI, CHA?!" teriak mereka serentak.

Nah kan. Apa aku bilang?!

"Namanya, Azmi Askandar," ucapku menggunakan tangan.

Ya, jika urusan komunikasi, mereka memang mengerti bahasa tanganku.

Seketika, mata mereka membulat, "AZMI VOKALIS HADROH SYUBBAND, CHA?" tanya mereka berbarengan lagi.

Jika urusan seperti ini, mereka sangat kompak.

Aku menggeleng, "Gak tau, gakenal," ucapku.

Hanny menatapku, "Cha, dengerin ya. Azmi itu senior tingkat dua jurusan bisnis yang terkenal banget di kampus. Dia itu vokalis syubband yang suka manggung tolab malam Minggu. Ya Allah, Cha. Dia itu famous, masa kamu gak kenal sih?!"

Aku hanya bisa geleng-angguk mendengar penjelasan Hanny yang sama sekali tidak penting.

•••

Azmi POV

Aku memainkan kamera yang menggantung di leherku. Arlojiku menunjukkan pukul 07.45 pagi.

Ana Uhibbuki Fillah ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang