Tsalaasatun Wa'isyruuna-Duapuluhtiga

1.7K 144 8
                                    


Author POV

Hari itupun tiba. Mereka --Ayesha, Hanna dan Hanny menghadiri undangan Khaidar. Mereka sedang berada di dalam mobil. Hanny mengendarai mobil dengan kecepatan sedang.


"Na, cariin alamatnya di google maps dong. Dari sini Hanny gak tau lagi ke arah mana," pinta sang adik pada kakaknya.

Hanna mencari alamat tujuannya lalu menyimpan ponsel itu di dasbor mobil.

Belok kiri setelah 200 meter~

Suara wanita yang tak lain suara Mba Google mendominasi isi mobil. Ayesha terfokus pada handponenya, sedangkan Hanna memainkan hiasan mobil.

"Eh, eh, eh. Kalian kenal yang namanya Fazriel nggak?" tanya Hanny tiba-tiba.

Hanny menggeleng, "Ngga tuh, gapernah denger."

Hanny melirik Ayesha yang duduk di belakang melalui cermin, "Echa kenal gak?" tanyanya lagi yang disambut gelengan oleh Ayesha.

"Kenapa emang?" sahut Hanna.

"Masa orang itu dari sebulan lalu nge-chat Hanny terus. Padahal aku udah balesin singkat banget, tapi tetep aja nge-chat. Kan kesel jadinya." Hanny curhat panjang lebar.

Jalanan kini tampak sepi karena sudah memasuki area perumahan.

"Hanny, dengerin Hanna ya. Jadi orang itu jangan jutek-jutek amat. Kasian kan itu orang, mungkin dia cuman pengen jadi temen. Gak punya temen baru tau rasa kamu." Sang kakak menceramahi adiknya.

Hanny cemberut kesal, "Yee, kan Hanny juga gak tau itu orang wujudnya gimana. Kalau ternyata di om-om yang suka jual organ gimana? Ntar Hanny diculik terus dicuci otak, terus ginjalnya di ambil. Ih naudzubillahi minzaalik," katanya bergidik ngeri.

Ayesha yang mendengar itu berdecih dalam hati. Hanny kebanyakan nonton drama, jadi imajinasinya jauh banget.

Tak terasa tujuan mereka sudah sangat dekat. Di depan terlihat rumah bercat putih tulang yang ramai.

Setelah memarkirkan mobil, ketiganya menghampiri keramaian tersebut. Terlihat Khaidar dengan kaus belang kuning-hitamnya.

"Assalamu'alaikum, kak." Hanna dan Hanny menyapa ramah Khaidar. Begitu pula Ayesha.

"Waalaikumsalam, ayo masuk. Acaranya di taman belakang," katanya lalu menuntun ketiga wanita itu masuk.

Untuk pertama kalinya, mereka terkesan dengan rumah Khaidar yang simple namun elegan.

Mereka berjalan menuju taman belakang, melewati kolam ikan kecil dengan patung burung merpati yang mengeluarkan air mancur.

Saat memasuki lokasi, terlihat ramai sekali orang yang sedang mengobrol atau sekedar mencicipi desert yang disediakan tuan rumah.

Kebanyakan yang datang adalah teman seangkatan Khaidar, tidak banyak yang Ayesha kenal. Hanya satu-dua, mungkin.

"Makasih ya udah dateng. Maaf acaranya gak bisa mewah," katanya.

Hanna tersenyum, "Gak apa-apa, Kak. Kak Khaidar udah undang kita kesini aja seneng. Padahal kan kita gak satu jurusan sama Kakak," tuturnya yang di setujui anggukan oleh Hanny.

Khaidar terkekeh, "Lo berdua kan temennya Ayesha, jadi udah gue anggap temen gue juga. Well, thanks for coming," tuturnya.

Ayesha mengeluarkan notenya lalu menuliskan sesuatu, "Selamat ya Kak, semoga betah sama rumah barunya," tulisnya lalu diberikan pada Khaidar.

Ana Uhibbuki Fillah ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang