Arba'atun Wa'isyruuna- Duapuluhempat

1.5K 148 11
                                    

Author POV

Wangi khas obat-obatan tercium begitu menyesakkan. Orang berpakaian jas putih ataupun mereka yang berseragam hijau berlalu-lalang di koridor rumah sakit.

Azmi berlari kencang tanpa memedulikan orang orang di kanan kirinya.

Bagai terkena petir di siang bolong, tubuhnya menegang kala ia mendengar kabar bahwa Ayesha kecelakaan.

Sontak ia bergegas menuju rumah sakit, meninggalkan berkas beasiswanya di meja Pak Hafidz.

Azmi mencubit lengannya sendiri. Berharap ini semua hanya mimpi.

Namun, semuanya begitu jelas kala ia melihat Umi Ayesha, Hanna dan Hanny menangis di depan
ruang IGD.

Umi Ayesha terduduk lemas dalam dekapan Pak Zaenal. Sedangkan Hanny, air matanya mengalir deras. Bagitu pula Hanna.

Hanna melihat Azmi, ia mendongak, "Ec-ha, Mi. Ec-ha ke-kecelakaan," katanya bergetar lalu memeluk Mamahnya.

"Ke-napa ha-rus Ec-ha yang ke-celakaan?" tambah Hanny terbata.

Mamahnya merangkul kedua anak kembarnya dalam pelukan, "Sabar sayang, berdoa aja yang terbaik buat Echa," katanya menenangkan.

Azmi terduduk lemas. Tadi pagi, mungkin sekitar tiga puluh menit sebelum kecelakaan itu terjadi, Ayesha masih membalas pesannya.

Ia menarik napas kuat-kuat, menghembuskannya perlahan. Mencoba untuk menerima kenyataan yang menyakitkan.

Mengapa semua ini begitu rumit?

Mengapa disaat ia ingin menyampaikan berita bahagia tentang beasiswanya semua ini terjadi?

Mengapa saat mentari bersinar lebih terang, kilat tiba tiba menyambar dan menurunkan hujan?

Mengapa semua ini terjadi begitu cepat seakan menampar hatinya begitu keras?

Sungguh. Banyak 'karena' yang Azmi tunggu tentang teka-teki hidup yang Allah berikan padanya.

Lagi. Kenyataan begitu menamparnya saat wanita berjas putih keluar dari ruangan IGD.

Wanita itu menghampiri kerumunan, "Keluarga nona Ayesha?" tanyanya.

Pak Zaenal mengangguk, "Iya, saya Ayahnya."

Dokter dengan name-tag bertuliskan Ariana Jung itu melepas kacamatanya, "Bisa ikut ke ruangan saya sebentar?" pintanya.

Pak Zaenal melepas pelukan istrinya lalu bangkit dan mengekori dokter tersebut.

Entah mendapat dorongan darimana, Azmi ikut berdiri, "Boleh Azmi ikut, Pak?" tanyanya pada Pak Zaenal dan dibalas dengan anggukan.

Azmi hanya ingin mengetahui keadaan Ayesha. Dan berharap semuanya akan baik-baik saja.

••••

Azmi POV

Ruangan bernuansa hitam putih menyambutku saat memasuki ruangan Dokter Ariana.

Ana Uhibbuki Fillah ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang