warning⚠ 2.3k words😅
Author POV
Ayesha menggerakan jarinya, mengukir satu per satu huruf. Hanna-Hanny dan Azmi memperhatikan.
"K-A-L-I-A-N -- S-I-A-P-A-?"
Hanny segera menjauhkan telapak tangannya. Matanya membulat tak percaya, lagi hatinya kembali teriris.
"Cha, kamu bohong kan?" tanyanya mencoba menolak realita.
Hanna tak kalah terkejutnya dengan Hanny. Begitu juga orang yang ada di ruangan ini. Semuanya begitu sesak, terutama bagi kedua orang tua Ayesha.
"Cha, gak usah jail deh. Masa kamu gak kenal kita sih?" Lagi-lagi Hanny bertanya.
"Cha, bilang sama kita, kamu cuman bercanda kan nanya gitu?"
Ucapan Hanny melemah. Air matanya tak terbendung lagi.
Iya, ia bersikap bodoh. Berpura-pura tidak mengerti dengan apa yang terjadi. Berusaha menolak realita dengan pertanyaan konyolnya. Padahal ia tahu jelas apa yang terjadi.
Hanna menghampiri adik kembarnya dan memeluknya. Mereka menangis bersama.
"Ha.. na, ke-kenapa semuanya begitu be-rat buat Ec-ha?" ucap Hanny sembari terisak.
Hanna hanya mengelus puncak kepala adiknya itu. Ia sama terpuruknya, sama sedihnya dengan Hanny. Semuanya terjadi begitu cepat.
Sarah -Umi Ayesha- menghampiri anak tunggalnya itu. Duduk di sampingnya dengan air mata yang bercucuran.
Ia mengenggam tangan Ayesha, "Ini Umi, sa-sayang. Ini Umi Sarah yang u-udah temenin Ec-ha dari kecil," ucapnya terisak.
Ia mengusap air matanya, berusaha melengkungkan bibirnya menjadi sebuah senyuman. "Echa, tidur lagi ya istirahat, biar cepet sembuh."
"Ayesha Humairah, anak Umi yang sholehah, Umi kangen," ucap Sarah terakhir kali.
Ia mengusap puncak kepala lalu mencium kening Ayesha. Ia mengusap airmatanya yang jatuh di pipi anaknya itu lalu meninggalkan ruangan.
Kakinya melemas setelah menutup pintu. Kakinya tidak bisa menopang tubuhnya itu.
Sarah menangis keras, mengeluarkan segala kesedihannya.
Ayesha sudah banyak menderita selama ini. Hidupnya tidak senormal orang orang.
Ayesha hidup tanpa bicara. Mulutnya tidak bisa mengeluarkan suara. Ia berkomunikasi dengan isyarat.
Sarah menutup wajahnya. Ia lelah juga marah. Mengapa semua ini terjadi pada Ayesha? Anak sematawayangnya yang banyak menderita.
Sarah menyandarkan kepalanya pada bahu suaminya yang entah sejak kapan berada di sampingnya.
"Yah, do-sa gak kalau umi me-merasa bahwa Allah itu gak adil?" tanyanya di sela-sela tangisannya.
Pak Zaenal mempererat pelukannya, "Allah Maha Adil, Mi. Jangan pernah berpikiran kayak gitu," jawabnya menenangkan.
"Tapi kenapa semuanya terjadi sama Ayesha?"
"Karena Allah tahu bahwa Ayesha itu wanita hebat, dia pasti kuat melewati semua cobaan ini. Rencana Allah itu yang terbaik,Mi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ana Uhibbuki Fillah ✅
FanfictionUntuk Kamu, Seseorang yang menyadarkan bahwa kalimat sederhana 'Ana Uhibbuki Fillah', memiliki makna yang lebih dalam dibanding kata 'I Love U'. started: April 2018^ cover by: @bengkelangit