AC mobil yang menyala tidak mampu membuat keringat di dahi Azmi berhenti keluar. Azmi sangat gugup.
"Mi, jangan keringetan dong ah, ntar make up nya luntur," ujar Ahkam.
Azmi yang sedari tadi gugup, makin dibuat gugup karena sudah semakin dekat dengan tempat tujuan.
Ya, Azmi sedang dalam perjalanan menuju pelaminan. Hari ini adalah hari tergugup Azmi karena ia akan melakukan ijab qobul.
"Relax, Mi. Tarik napas... buang...," ujar Aban ikut menenangkan.
Huft, Azmi sendiri masih tidak menyangka mereka akan secepat ini menikah. Tapi dengan begini, Azmi berhasil untuk menjalankan komitmennya dan menjadi lelaki gagah versi dirinya.
Mobil berhenti tepat di depan sebuah villa yang sudah dihias tenda bernuansa emas dan coklat susu.
Mereka membuat pernikahan bertema semi-outdor. Dan alih-alih menggunakan gedung, mereka menjadikan villa sebagai tempat resepsi.
Di depan sana, terlihat Hanna-Hanny, Zaina, dan beberapa murid SLB yang menggunakan pakaian seragam. Mereka menjadi penerima tamu.
Azmi tersenyum manis saat matanya bertemu dengan mata Zaina. Gadis kecil itu terlihat sangat ceria hari ini.
Bu Fitri dan beberapa guru SLB juga hadir di sana, ikut tersenyum saat melihat Azmi berjalan di tengah orang tuanya sembari menggunakan pakaian dan jas serba putih.
Acara demi acara dilalui dengan khidmat. Euforia memenuhi hingga ke sudut-sudut ruangan, perasaan senang dan haru bercampur menjadi sesuatu yang sulit dijelaskan.
Hingga pada puncaknya, Azmi melakukan ijab qabul. Di atas meja yang ditutupi kain satin berwarna putih, bersama penghulu dan dua saksi, Azmi menjabat tangan Pak Zaenal.
"Saya nikahkan putri saya Ayesha Humairah binti Zaenal Abdul Azis dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan cincin emas putih sebesar tiga puluh gram dibayar tunai."
"Saya terima nikahnya Ayesha Humairah binti Zaenal Abdul Azis dengan mas kawin tersebut dibayar tunai."
"Bagaimana para saksi? Sah?"
"SAH!"
"Alhamdulillahirabbi alamin..."
Ijab Qobul di tutup dengan doa juga rangkaian acara lainnya. Setelah itu, Ayesha keluar dari villa. Berjalan diapit oleh Hanna dan Hanny, dengan menggunakan gaun putih terbaiknya, juga polesan make up yang tidak banyak mengubah wajahnya. Gadis itu berjalan menghampiri Azmi.
Azmi tersenyum, menyambutnya dengan mengulurkan tangan kirinya. Dan Ayesha, dengan sedikit keraguan dan penuh kehati-hatian menerima uluran tangan itu.
Untuk pertama kalinya, tangan mereka bersentuhan dan hangat langsung menjalar ke hati keduanya. Kegugupan Azmi berganti menjadi rasa ingin melindungi tangan kecil ini. Azmi bertekad untuk membahagiakan pemilik tangan yang kini di hias menggunakan hena.
Sedangkan kegugupan Ayesha kini berganti menjadi rasa aman, nyaman dan rasa disayangi.
Mereka diperintahkan untuk memasangkan cincin pernihakan.
Azmi dengan hati-hati memasangkan cicin mas putih berpermata satu itu di jari manis Ayesha. Dan Ayesha pun melakukan hal yang sama.
Selanjutnya, Ayesha mencium punggung tangan yang kini menjadi suaminya. Sementara Azmi mencium kening gadis yang kini berstatus sebagai istrinya.
Melalui ijab qabul tadi, juga cincin yang kini tersemat di jari manis keduanya, menandakan bahwa kini mereka pasangan halal yang terikat pernikahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ana Uhibbuki Fillah ✅
FanfictionUntuk Kamu, Seseorang yang menyadarkan bahwa kalimat sederhana 'Ana Uhibbuki Fillah', memiliki makna yang lebih dalam dibanding kata 'I Love U'. started: April 2018^ cover by: @bengkelangit