48. Fall Night

499 73 11
                                    


Jungkook mendesah dengan pasrah, telinganya sudah bosan mendengar lirik itu terus di nyanyikan berkali-kali oleh Eunbi dan Jungyeon. Bagaimana tidak, selama setengah jam mereka hanya menyanyikan lirik yang sama dengan nada yang tidak sesuai pula.

Jika saja suara mereka bisa sedikit lebih bagus dan mereka bisa bernyanyi dengan nada yang lebih baik lagi, mungkin Jungkook tidak akan keberatan meskipun mereka mengulang nyanyian yang sama sebanyak berapa kali pun itu, karena kenyataannya lagu itu memang bagus, sangat bagus.

"Suara kalian sangat buruk!" Teriak Jungkook. "Telingaku sampai sakit mendengarnya."

"Berisik! Kau ingin pamer kalau suaramu lebih bagus dari pada kami?" Eunbi mendecih kesal.

"Mungkin dia iri karena tidak bisa bernyanyi seperti kita." Jungyeon tertawa puas, begitu pula Eunbi bahkan sampai Jimin pun ikut tertawa.

"Kau benar, suaranya tanpa celah." Sahut Eunbi.

"MWO?!!" Jungkook memekik kaget. Apa katanya? Iri? Pada suara buruk seperti itu? Sama sekali tidak. Suara emasnya terlalu sempurna, bahkan saat kondisi tenggorokannya sedang tidak baik pun suaranya tidak akan seburuk itu. Ah....dia malah jadi sombong sekarang, tidak apa. Mungkin hanya kali ini saja dia akan menyombongkan diri.

"Dia kenapa?" Tanya Eunbi masih dalam rangka menatap Jungkook yang diam dengan mata tertutup, di tambah senyum percaya diri yang tersinggung di bibir Jungkook membuat Jungyeon kembali tertawa.

"Mungkin dia sedang berkhayal eonni. Sudahlah....jangan terlalu di pikirkan. Lihat, bahkan air mataku sampai menetes karena tingkah konyol kakakku ini." Jungyeon mengusap bagian bawah matanya dengan ibu jari.








Mata Eunbi terpejam sesaat begitu kepalanya terasa berat dan pening, ini bukan karena pengaruh minuman namun kepalanya memang sudah terasa pening dari tadi. Ia baru minum sedikit dan Eunbi tidak akan mabuk semudah itu hanya karena seteguk bir.

Eunbi mencoba mengatur nafasnya, terdengar sedikit memburu namun Eunbi berusaha agar itu tidak terdengar oleh Jungkook dan yang lainnya. Ia sedikit lelah, mungkin beristirahat sejenak bisa mengusir rasa lelah dan pening di kepalanya.

"Mereka sudah lelah?"

Jimin menatap Jungyeon dan Eunbi secara bergantian. Jungyeon yang berbaring asal-asalan di atas sofa lalu Eunbi yang nampak terlelap dengan punggung yang menyender pada Sofa yang Jungyeon tempati.

"Hyung"

"Eum...."

"Siapa yang memakai kertas ini sebagai tatakan panci?" Jungkook menarik kertas di bawah panci, matanya berkilat penuh amarah begitu melihat bagian tengah kertas itu sudah menghitam.

Dengan santai Jimin menjawab "Aku."

Tanpa sadar Jungkook meremas kertas tersebut sambil melirik Jimin.
"Apa tidak ada kertas lain selain kertas ini? Kau tidak lihat kertas ini isinya apa?"

"Entah. Aku tidak membacanya, yang jelas itu kertas yang tidak terpakai bukan? Ada banyak coretan di sana."

"Ini berisi lirik yang aku tulis kemarin hyung!!! Dan kau jadikan kertas ini sebagai tatakan panci??? Yang benar saja!!" Jungkook berteriak sambil mengangkat kertas tersebut ke arah Jimin.

Jimin terlonjak kaget bahkan Jungyeon dan Eunbi pun kembali membuka mata begitu mendengar teriakan Jungkook.

"Aku belum sempat menyalinnya karena aku pikir tidak apa-apa jika aku menulisnya di kertas ini."

"Ini bukan salahku asal kau tau,seharusnya Jungyeon memberi tahuku kalau ternyata kertas ini masih di pakai." Jimin menunjuk Jungyeon yang masih kebingungan.

[3]Prologue You&Me [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang