31. Reason

624 82 17
                                    

Thank you buat yang udah mampir+vote+comment.

Maaf jika masih ada typo dan kata-kata yang kurang.

Happy reading :))


🌸🌸🌸

"Aku tidak tau apa yang terjadi semalam. Yang jelas aku benci suasana canggung ini." Jungyeon meletakkan semangkuk kimchi di atas meja.

"Tidak terjadi apa-apa di antara kami." Ucap Eun cepat, ia kesal pada Jungkook dan malu dengan Jungyeon.

"Kalau tidak terjadi apa-apa kenapa kalian berdua canggung sekarang huh? Aku yakin pasti semalam terjadi sesuatu, pantas saja semalam aku tak melihat eonni tidur di sampingku ternyata eonni tidur dengan kakakku?."

"Itu bukan keinginanku juga. Dia yang tidak mau melepaskanku." Eunbi melirik Jungkook sekilas.

"Apa tidurmu nyenyak oppa?." Jungyeon menarik kursi di depan Jungkook. Ia menduduki kursi sambil mengetuk-ngetuk meja tepat di depan Jungkook.

"Kau tidak akan percaya Jungyeon- ah, akhirnya aku bisa tidur nyenyak."

"Aku ikut senang oppa. Jangan lupa tempat tidurku, pokoknya nanti siang harus ada di tempat semula."

"Kakakmu ini sibuk Jeon Jungyeon, mungkin nanti sore kakak baru bisa pergi ke tempat Jumin hyung."

"Ah....lupakan, biar aku saja yang telepon Jimin Oppa."

"Ngomong-ngomong kakak belum tau alasanmu pulang, padahal ini bukan hari libur. Bagaimana dengan sekolahmu?."

Mata Jungyeon masih sibuk menatap layar ponsel, ia engan menatap Jungkook barang sedetik.

"Kakak lupa? Sebentar lagi ayah ulang tahun. Secara resmi pak tua itu mengundangku ke acara ulang tahunnya, katanya dia ingin putri satu-satunya memainkan lagu untuknya." Jungyeon memutar kedua bola matanya jengah "Huh....dia bilang putri satu-satunya? Yang benar saja, dia lupa dengan ucapannya sendiri? dia bilang heejin, yein dan juga nakyung adalah putrinya." Gumam Jungyeon yang langsung mendapat tatapan tajam dari Jungkook.

Belum sempat Jungkook bicara, Jungkook sudah mendahuluinya begitu saja.

"Aku tau dia ayahku, itu sebabnya aku pulang, demi menampilkan penampilan yang saaaangaaatttt spesial untuk ayah tercinta, lalu seminggu setelah hari ulang tahun ayah, Tae oppa menikah, dia juga mengundangku dan memuntaku agar menjadi oengiring musik di acara pernikahanmya nanti."

Jungyeon tersenyum lebar, jangan tertipu. Dia hanya memaksakan diri tersenyum agar kakaknya berhenti mengomel. Jungyeon tidak tau sejak kapan kakaknya suka mengomel? Seingat Jungyeon, Jeon Jungkook tidak suka banyak bicara.

"Ada apa Jungyeon sayang? Kenapa baru menghubungiku sekarang eum?? Ku dengar kau terluka."

Jungyeon bergidik ngeri mendapat panggilan seperti itu dari Jimin, meskipun Jimin sering memanggilnya dengan embe!-embel sayang, tetap saja telinga Jungyeon belum terbiasa.

"Aku baik-baik saja. Oppa tempat tidurku ada di rumahmu?." Tanya Jungyeon langsung ke intinya, ia tidak terlalu suka basa-basi.

"Ya, aku yang minta pada Jungkook agar menyimpannya saja di rumahku."

"Padalah rumah Namjoon oppa lebih dekat. Kenapa tidak di simpan di rumah Namjoon oppa saja huh...??"

"Rumahku lebih luas sayang."

"YA!!! Berhenti memanggilku dengan sebutan itu."

Jungkook dan Eunbi terkikik geli mendengar percakapan Jungyeon du telepon. Sementara di tempat lain, Park Jimin malah tersenyum mendengar teriakan Jungyeon.

"Pokoknya hari ini aku akan mengambilnya kembali." Ucap Jungyeon final, pokoknya ia tak ingin di bantah lagi.

"Kenapa tidak tinggal denganku saja eum??."

"Dalam mimpimu." Jungyeon mendengus kesal.

"Aku rasa itu ide yang bagus."

"Menurutku ide yang buruk."

Dengan kesal Jungyeon mematikan ponselnya, wajahnya sudah berubah merah padam lantaran kesal dan juga malu lagi pula ini salahnya sendiri menelepon Jimin di depan Jungkook dan juga Eunbi, alhasil dia jadi bahan lelucon mereka berdua sekarang.


~Sebagian part di hapus untuk kepentingan penerbitan~

[3]Prologue You&Me [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang