50. Lie In November (part 1)

498 66 6
                                    
















"Sekarang...." Jungkook berbalik menatap Eunbi, ia berjalan mundur tanpa mau melepaskan tautan jemari tangannya dengan Eunbi. "Apa yang ingin kau lakukan?" Lanjutnya, meskipun sebagian wajah lelaki itu tertutup oleh masker namun Eunbi tahu, ada seulas senyum kebahagiaan di sana. Buktinya, terlihat jelas dari cara dia menatap Eunbi.

"Kemari dan berjalan di sampingku saja. Kau pikir dengan melakukan itu aku akan senang huh??!! Pokoknya aku tidak peduli jika nanti kau tersandung kerikil atau jatuh ke dalam lubang di depan sana, aku tidak peduli."

"Kejam seperti biasanya." Jungkook merengut kesal lalu ia melanjutkan "Tapi tidak masalah, itulah dirimu. Aku menyukai sisi kejammu juga."

Eunbi merasakan sesuatu yang menggelikan di perutnya, rasanya kedua pipinya kini terasa memanas. Ia berharap Jungkook tak menyadari perubahan yang terjadi pada wajahnya lalu setelah itu Eunbi melepas lengan Jungkook, berjalan melewati Jungkook begitu saja.

Eunbi rasa itu pilihan terbaik sebelum lelaki itu menyadari kalau dia sedang tersipu sekarang dan jika dua sampai sadar, pada akhirnya dia akan semakin gencar mengerjai Eunbi.

"Dasar gila!"

Jungkook terkekeh pelan "Aku mengakui itu. Asal kau tahu saja...." Jungkook menarik nafas sejenak "Aku rasa aku tergila-gila padamu!!! Kau dengar itu?!!!" Jungkook setengah berteriak, ia ingin Eunbi mendengar itu dengan jelas. Toh, di sini tidak ada siapa pun selain mereka. Memangnya siapa yang akan berkeliaran di bukut di jam segini?

Dengan tangan terkepal Eunbi menghetikan langkah kakinya, kembali berbalik ke arah Jungkook. Jarak mereka memang terbilang cukup jauh, Jungkook masih berdiri di atas sana sedangkan Eunbi sudah mulai menuruni bukit.

"KAU BENAR-BENAR SINTING!!" Eunbi balas berteriak dan itu malah membuat Jungkook tertawa.

Setelah selesai dengan tawanya Jungkook bertanya "Sekarang bagaimana rasanya? Kau sudah lebih baik sekarang?" Jungkook berjalan menuruni bukit, mengikis jarak antara ia dan Eunbi.

"Yang aku tahu......berteriak bisa membuat kita lebih tenang, dengan berteriak kau bisa mengurangi beban yang kau rasakan selama ini."

"Jadi kau sengaja bicara begitu agar aku berteriak?"

"Alasannya tidak sepenuhnya begitu." Jungkook tersenyum miring sambil menurunkan masker yang menutupi sebagai wajahnya, karena permukaan tanah yang tidak rata, Jungkook harus mencondongkan tubuhnya agar posisi wajahnya dan wajah Eunbi sejajar.

Tidak ada suara yang keluar namun Eunbi bisa membaca gerak bibir Jungkook dan satu kata itu berhasil membuat Eunbi bungkam.

"Saranghae"

Sedetik kemudian Jungkook mendaratkan sebuah kecupan ringan dan membuat Eunbi kembali sadar dari lamunan singkatnya.

"Karena besok kau berangkat, ayo kita bersenang-senang sampai pagi."

"Cih! Kau malah menjadikan ke pergianku sebagai alasan untuk berenang-senang sampai pagi. Kau bercanda???" Eunbi menghentak-hentakan kakinya kesal seraya menyejajarkan langkah kakinya dengan Jungkook. Sedangkan lelaki ini malah tertawa puas melihat wajah Eunbi yang masih sedikit memerah akibat ulahnya.

Kali ini mereka tidak akan berpisah lagi, apa pun yang terjadi ia dan Eunbi harus tetap bersama. Selama ini ia salah karena selalu meninggalkan Eunbi di saat kesulitan, namun Jungkook tidak akan mengulangi kesalahan yang sama.

Jungkook meraih tangan Eunbi lalu menggenggamnya dengan erat. Ia kembali tersenyum melihat Eunbi nampak kaget karena secara tiba-tiba ia menggenggam erat jemari lengannya. Namun sedikit kemudian Eunbi tersenyum begitu Jungkook memasukkan lengan mereka ke dalam saku mantel Jungkook.

[3]Prologue You&Me [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang