44. You're Like My Dream

541 83 13
                                    


Hari terus berganti dan hari ini adalah hari yang sudah Yoorim nanti-nantikan. Dia tersenyum menyambut para tamu undangan yang terus berdatangan, tidak banyak yang mereka undang selain kerabat dekat, teman-teman bisnis ayahnya dan juga teman-teman Yoorim di kampus.

"Aku ikut sedih karena Eunbi tidak bisa datang kemari." Ucap Yiren yang baru datang, dia langsung bergabung bersama Soyeon dan yang lainnya.

"Menurutku itu ide yang bagus, berada di sini justru malah membuatnya sedih." Soyeon menimpali.

"Eum...kau benar juga."

"Sekarang apa Eunbi di rumah?" Tanya Eunwoo.

Yiren menggeleng pelan. "Seperti biasa, dia selalu pergi ke rumah sakit. Katanya hari ini dia ingin membantu pertemuan seorang pasien yang sudah lama tidak bertemu dengan suaminya."

"Ya ampun lagi-lagi mereka memakai alat itu." Keluh Jimin, membuat beberapa orang di meja tersebut terkejut karena pasalnya tidak ada satu pun dari mereka yang mengenal Jimin kecuali Eunwoo dan Jaehyun.

"Hyungnim kau membuat kami terkejut." Sahut Eunwoo. "Bagaimana kabarmu?."

"Baik. Seperti biasanya." Jawab Jimin.

"Alat itu??" Daniel kebingungan, tentu saja dia tidak tau perihal kejadian di pernikahan Taehyung karena dia memang tidak ada di sana.

"Infocus." Jawab Jimin singkat.

Daniel tidak tau bagaimana kejadiannya, akan tetapi Eunwoo dengan rela mau memberitahu garis besar dari kejadian waktu itu.


Sementara di rumah sakit, Eunbi masih di sibukkan dengan persiapan pesta sederhana yang sudah di rencana sebelumnya. Ia dan para perawat yang merencanakannya, pihak rumah sakit pun sudah menyetujui hal itu.

"Terima kasih, berkat kalian saya bisa merayakan anniversary pernikahan bersama istriku. Ini impian istriku dari dulu....namun..." Tiba-tiba pria paruh baya ini berubah menjadi murung.

"Istriku memilih untuk berpisah. Katanya dia tidak ingin merepotkan lagi suaminya, ya ampun dia benar-benar....." Terdengar helaan nafas dari lelaki ini. "Yang namanya suami istri itu harus melewati semuanya bersama-sama. Dia tidak tau kalau suaminya ini tidak pernah sedikit pun berpikiran untuk menceraikannya."

Eunbi dan Yoori hanya bisa tersenyum menanggapi, dia mengerti apa yang di katakan paman ini dan itu cukup membuat Eunbi dan Yoori tersentuh dengan perilaku lelaki paruh bayu ini. Siapa pun wanita itu, dia begitu beruntung di cintai oleh paman ini.

"Paman Hyun Sang!!" Panggil seseorang dari ambang pintu. Lantas lelaki yang tengah berbincang dengan Eunbi dan juga Yoori pun menoleh ke sumber suara.

"Ada apa Dohyunie?"

"Sebentar lagi bibi Yeonji keluar, paman harus segera bersiap."

"Ah...kau benar. Terima kasih karena sudah mengingatkanku, sekarang bagaimana kondisi kesehatanmu?." Hyun Sang menunduk dan menyejajarkan tinggi badannya dengan Dohyun.

"Sekarang aku sudah baikan paman. Tubuhku tidak terasa sakit lagi."

Hyun Sang hanya mengusap pelan kedua bahu Dohyun dengan senyuman teduh di wajahnya.

Seketika ruangan luas tersebut menjadi redup begitu Yoorim berdiri di hadapan semua para tamu undangan. Sebagai tokoh utama dalam acara ini, cahaya lampu hanya berfokus padanya. Tak dapat di pungkiri, dia memang gugup sekarang namun di saat bersamaan, inu adalah acara yang begitu dia nanti-nantikan.

Malam ini, mereka akan terikat, saling bertukar cincin dan secara bergilir memasang cincin ke jemari masing-masing. Saking bahagianya Yoorim sampai tidak tau bagaimana cara mendeskripsikan perasaan ini.
Ini lebih dari sekedar bahagia.

Akan tetapi, kenapa Jungkook hanya diam saja? Apa lelaki ini tidak mendengar apa yang sudah di instruksikan oleh sang pembawa acara?

Mereka masih berdiri saling berhadapan, namun Jungkook masih diam menatap kedua cincin yang membisu di atas nampan beludru yang posisinya berada di antara ia dan Yoorim.

"Jungkook kenapa kau diam saja?" Yoorim berbicara setengah berbisik. Namun itu sama sekali tidak berpengaruh, Jungkook masih saja diam.

"Jeon Jungkook- ssi apa ada masalah?." Suara dari MC membuat Jungkook tersadar dari lamunan panjangnya, ia menatap Yoorim yang memberi isyarat agar Jungkook segera memasangkan cincin itu ke jari manisnya.

"Aku tidak bisa melakukan ini." Gumam Jungkook pelan, para tamu undangan tidak bisa mendengarnya namun terdengar cukup jelas di telinga Yoorim. Mengingat jarak keduanya memang cukup dekat.

"Kenapa? Jangan bilang...." Yoorim tercekat, dia tidak ingin meneruskan kalimatnya. Semuanya terlalu menyakitkan, padahal keinginannya hampir tercapai namun lagi-lagi terhalang oleh orang itu.

~Sebagian cerita di hapus untuk kepentingan penerbitan~

[3]Prologue You&Me [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang