25. How Can I

608 87 5
                                    

Happy reading :))







Sore ini sungguh damai bagi Jungkook, meskipun suasana hatinya sedang tidak baik tapi tempat ini memang yang terbaik untuk menjernihkan pikiran.

Setelah keluar dari ruang kesehatan tadi, tak banyak yang Jungkook lakukan selain berbaring di atas sofa dengan jendela yang sengaja di buka, membiarkan udara masuk dengan bebas ke dalam ruangan dan jangan lupakan tentang senja. Jungkook sengaja membiarkan tubuhnya di sinari oleh sinar senja.

"Kau tidak berniat pulang?." Tanya Mingyu salah satu mahasiswa yang bergabung di klub teater.

Saat ini Jungkook sedang ada di ruang klub teater, tujuannya bukan untuk bertemu Mingyu. Ia hanya ingin beristirahat dengan tenang dan kebetulan ruangan klub teater sedang sepi hanya ada Mingyu dan dua orang lainnya entah siapa, Jungkook tidak terlalu kenal.

"Pasti kau yang meletakkan sofa di sini.," Tebak Jungkook tepat sasaran, Mingyu hanya berdeham tanda membenarkan.

"Kau hanya ingin menumpang tidur saja? Setidaknya bantu aku beres-beres." Omel Mingyu, ia duduk sebentar mengambil sebotol air minum di atas meja lalu meneguknya sampai tersisa setengah.

"Aku bukan anggota klub teater."

"Kau pikir ruang teater ini ruang bersantaimu?."

"Tentu saja bukan. Aku suka di sini." Jungkook masih betah menutup matanya, "Sore hari yang damai, udara yang sejuk dan telingaku di manjakan dengan musik klasik yang indah. Pas sekali untuk tidur."

"Baik. Aku akan membiarkanmu kali ini."

"Kau tau kenapa aku suka bersantai di sini?." Jungkook melipat kedua tangan di depan dada, ia semakin terbuai dengan alunan musik di ruang sebelah.

"Tidak tau dan tidak mau tau."

"Kau cukup menyebalkan juga rupanya." Jungkook menggerutu kesal.

"Selain sofanya yang nyaman aku suka mendengarkan suara piano di ruang sebelah. Di sebelah ruang musik kan?." Jungkook duduk bersila menghadap Mingyu yang masih sibuk di seberang sana, membereskan naskah-naskah yang baru di copy tadi siang. Besok pagi Mingyu harus membagikan naskah itu karena mereka aku segera memulai latihan.

"Ya. Ku peringatkan, kau jangan coba-coba mendekati orang yang sedang bermain piano itu. Mengerti?." Tegas Mingyu.

"Kenapa memangnya? Kau tau siapa dia?." Jungkook kembali berbaring kali ini kedua tangannya di lipat dan di jadikan bantalan untuk kepalanya.

Bersamaan dengan itu suara piano di ruang sebelah berhenti, Jungkook kembali duduk dan menatap Mingyu penuh tanya.

"Eh? Kenapa berhenti?."

Mingyu hanya mengangkat bahu, tak tau kenapa orang itu berhenti bermain piano.

"Yiruma Stay in memory." Jungkook kembali berbaring, ia menatap langit-langit.

"Bagaimana kau bisa tau? Kau tertarik dengan musik klasik?."

"Tidak juga, tapi dulu adikku selalu memainkan beberapa lagu musik klasik. Aku selalu mendengarkan musik klasik jika sedang merindukannya." Jungkook membayangkan sosok adiknya yang pasti sekarang sudah tumbuh dewasa, pasti tinggi badannya tidak jauh beda dengan dirinya.

Jungkook kembali memejamkan matanya ketika suara dentingan piano kembali terdengar, rupanya lagu tadi sudah selesai dan pianis itu sedang jeda sebentar untuk memainkan lagu selanjutnya.

"Dia pianis yang hebat. Kim Mingyu biarkan aku bertemu dengannya."

"Tentu saja, tunggu setelah dia menyelesaikan lagu yang satu ini."

[3]Prologue You&Me [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang