21. Troubel

561 80 7
                                    





"Kau, tidak berhak datang ke sini brengsek." Jaehyun kembali memukul Jungkook. Membuat beberapa perawatan yang sedang melintas panik dan segera memanggil petugas keamanan untuk memisahkan mereka.

"Kau masih berani menunjukkan wajahmu di depan Yeon Hee setelah semua ini terjadi huh..." Jaehyun kembali mendaratkan pukulan. "Aku akan menghajarmu jika Yeon Hee tidak bisa bangun lagi."

Pukulan keempat Jungkook berhasil menahannya, Jungkook mencengkram kuat lengan Jaehyun.
Jungkook tidak jadi membuka mulutnya karena tiba-tiba kakaknya Jaehyun datang.

Jung Jinwoon seorang dokter sekaligus penerus rumah sakit ini. Setelah ayah Jaehyun turun jabatan kini posisinya di gantikan oleh Jinwoon.

"Kalian tidak boleh membuat keributan di sini, ini rumah sakit." nada suara Jinwoon naik.

"Pak direktur, anda juga jangan berisik. Ini rumah sakit." bisik perawat di sampingnya.

"Tanpa kau kasih tau pun aku tau ini rumah sakit." Kali ini nada suaranya memelan, namun ia masih kesal dengan kelakuan adiknya dan juga teman adikmya. "Kalau kalian seperti ini lagi, kalian tidak akan pernah di izinkan masuk ke ruangan pasien Lee Yeon Hee lagi."

Jaehyun dan Jungkook sama-sama terkejut. Tidak di izinkan masuk ke ruangan Yeon Hee? Apa-apaan kakaknya ini.

"Hyung-"

"Dan kau Jaehyun, diamlah. Jangan buat masalah yang lain lagi jika tidak ingin sampai ayah tau." Ancam Jinwoon dan itu berhasil membuat Jaehyun diam. Tangan Jaehyun kembali mengepal, rasanya ia gatal ingin memukul kembali wajah Jungkook.

Setelah mengatakan itu Jinwoon pergi bersama para perawat yang lainnya.

"Jika aku melihatmu ada di sini lagi, aku benar-benar akan menghajarmu sampai mati." Jaehyun berjalan keluar. Entah sengaja atau tidak di sengaja Jaehyun menginjak bunga yang tadi di bawa oleh Jungkook.

"Jaehyun- ah, kau pikir Yeon Hee akan senang melihat situasi kita sekarang ini?."

Jaehyun menghentikan langkah kakinya tepat di ambang pintu. Tangannya kembali terkepal dengan kuat. "Diam, kau tidak berhak berbicara tentang Yeon Hee." Jaehyun menjeda kata-katanya. "Kau tidak berubah ya. Masih suka membuat masalah, sama seperti dulu." Jaehyun pergi, mungkin ia akan kembali setelah Jungkook pergi dan suasana hatinya sudah membaik.

🌸🌸🌸

"Kau keterlaluan Jeon Jungkook." Daniel melempar Jungkook dengan camilan yang di simpan di tengah-tengah.

"Memang apa salahnya? Aku hanya ingin meluapkan semua isi hatiku." Balas Jungkook masih sibuk menekan-nekan joy stick.

"Itu tidak salah, tapi menurutku seharusnya kau dengarkan dulu penjelasan Eunbi."

"Tidak ada lagi yang perlu di jelaskan."

"Ck...jangan mengambil kesimpulan seenaknya, cepat temui dia. Aku kasihan padanya, akhir-akhir ini dia sering murung."

"Bukan urusanku." jawab Jungkook cuek.

"Ini salah dia sendiri. Beraninya dia menipuku." Jungkook melampiaskan kekesalannya dengan menekan-nekan Joy stuck.

"Ya sudahlah, terserah kau saja. Aku tidak akan ikut campur masalah kalian." Dari tadi Daniel tidak serius, setelah berbincang sedikit dengan Jungkook Daniel berubah ke mode serius, memainkan Game ini sungguh-sungguh.

Bukannya masuk kelas mereka berdua malah pergi ke Red room, bermain game yang baru Daniel beli tadi pagi.

Ngomong-ngomong soal Red room, tempat ini adalah tempat berkumpul Jungkook dan kedua temannya. Jungkook dan Daniel yang merencanakan membuat tempat ini sedangkan Eunwoo hanya ikut-ikut saja. Letaknya hanya beberapa meter dari kampus, jika sedang bosan atau tak ingin masuk kelas Daniel selalu datang ke sini. Sedangkan Jungkook hanya datang ke sini saat jadwalnya tidak terlalu padat lalu bagaimana dengan Eunwoo? Eunwoo juga datang ke sini saat waktu luang saja, karena lelaki ini jarang sekali bolos, bukan bahkan hampir tidak pernah bolos.

"Kau bolos lagi?." Jungkook melirik Daniel sekilas.

"Heum...begitulah. Fokus saja pada permainanmu, kau tidak ingin di kalahkan olehku lagi kan? Untuk kedua kalinya."

"Apa? Jangan bercanda, kau yang akan aku kalahkan."

"Kau sudah kalah. Lihatlah."

"Sialan." Jungkook membanting Joy stick ke lantai.

"Aish... Perlakukan dia dengan baik. Aku baru membelinya tadi pagi."

"Jika rusak aku akan menggantinya." Jungkook mengambil dua kaleng soda di lemari es, melemparkan yang satunya kepada Daniel sedangkan yang satunya lagi di minum olehnya.

"Hampir saja. Sudahku duga kau akan melemparkan ini padaku."

"Kau tau aku akan melempar Soda itu padamu?."

"Tentu saja. Kau tidak sadar?." Daniel menunjuk layar LCD TV yang sudah di matikan, terlihat bayangan Jungkook di sana. "Ngomong-ngomong siapa yang menamai tempat ini Red room?. Namanya terdengar suram."

"Kau." jawab Jungkook singkat.

"Aku? Benarkah? Kapan? Aku tidak ingat."

"Setahun yang lalu, saat kita merencanakan masuk ke universitas yang sama dan membuat sebuah tempat rahasia di dekat kampus."

"Aku tidak ingat."

"Di antara semua nama yang kita usulkan usulan nama darimu yang akhirnya kita setujui."

"Aku ingat itu sekarang. Kenapa aku baru sadar sekarang? kalau nama itu terdengar suram."

"Ya, sesuram kisah cintamu."

"Sialan, jangan ingatkan aku tentang itu. Tunggu, kalian juga kenapa langsung setuju dengan nama itu?." protes Daniel.

"Entahlah, kami setuju begitu saja."

"Kau mau pergi kemana?."

"Aku ada kelas hari ini, sudah ya. Aku pergi dulu."

"Kenapa kau tidak bolos saja? Lalu lanjut main game bersamaku."

"Tidak, terima kasih."

"Anak pintar."

"Cih! Menjijikan." Jungkook malah bergidik ngeri mendengar pujian dari Daniel.

"Aku memujimu, bodoh."

"Aku tak butuh pujian darimu. Kau memujiku lalu setelah itu mengataiku, memang teman yang bijak." Jungkook diam, terlalu malas berdiri. "Aku meledekmu barusan." tambah Jungkook.

🌸🌸🌸

~Sebagian cerita di hapus untuk kepentingan penerbitan~





[3]Prologue You&Me [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang