32. No Good Reason

553 88 12
                                    


"Eonni kau tidak tau alasan kenapa Jungkook oppa dan Jo Yoorim bertunangan?."

"Dan biar ku ingatkan satu hal lagi, Jungkook dan Yeonhee sudah putus." Eunbi memutar kedua bola matanya malas. Mood Eunbi berubah drastis gara-gara pembicaraan ini.

"Aku tau itu. Meskipun Yeonhee eonni tidak ingin putus tapi karena kakakku keras kepala minta putus, mungkin hubungan mereka bisa di anggap berakhir." Jungyeon menatap keluar jendela, melihat para pejalan kaki yang sibuk berlalu lalang.

Hari ini langit begitu cerah, namun nampaknya suhu udara mulai turun karena sebentar lagi musim dingin.
Jungyeon menempatkan kedua lengannya di atas meja, sedangkan kedua telapak tangannya sibuk menggosok-gosok kedua sisi lengannya. Kalau boleh jujur....
Jungyeon kedinginan sekarang, ia lupa membawa mantel tadi.

"Aku tidak tau kenapa Jungkook dan Yoorim bertunangan, aku hanyalah orang baru di sini. Ku dengar mereka memang sudah berteman cukup lama, mungkin itu sebabnya mereka bertunangan."

Setelah menunggu beberapa menit akhirnya pesanan Eunbi datang. Jimin sendiri yang mengantarnya.
Bukan tanpa alasan kenapa Jimin yang mengantarnya, lelaki ini hanya ingin menemui Jungyeon lebih tepatnya.

Jangan lupakan ada cangkir lain di nampan yang Jimin bawa, sudah pasti itu teh untuk Jungyeon. Sementara di lengan kirinya terdapat sebuah mantel tebal berwarna coklat.

Jimin meletakkan secangkir teh itu di depan Jungyeon, lalu setelah itu dia berjalan ke belakang Jungyeon. Rupanya mantel itu untuk Jungyeon, dengan cekatan Jimin menyampirkan mantel itu ke punggung Jungyeon.

"Kau tidak berubah ternyata, masih ceroboh seperti biasanya. Sudah tau udaranya dingin tapi malah memakai pakaian sependek ini." Jimin mengalungkan lengannya ke leher Jungyeon dari arah belakang, dia memiringkan kepala mencoba menatap wajah Jungyeon dari samping.

"Aku sudah tidak tahan ingin menculikmu." Ujar Jimin membuat pipi Jungyeon memanas seketika, sedetik kemudian rona merah mulai terlihat di kedua pipi Jungyeon.

Tuk tuk

Eunbi mengetuk-ngetuk meja tepat di samping cangkir teh milik Jungyeon. Mengingatkan bahwa Bukan hanya mereka berdua yang ada di sini, jangan lupakan kehadiran Eunbi, para pegawai dan juga para pelanggan perempuan yang memekik kaget sekaligus iri melihat kelakuan mereka berdua.

Beberapa dari mereka mendesah kecewa karena ternyata si pemilik Cafe sudah punya pacar.

"Pedophilia." Ujar seseorang yang duduk di meja sebelah.

Eunbi, Jungyeon dan Jimin serentak menoleh ke arah sumber suara.

"Seok Jin hyung." Jimin yang pertama bicara.

Sementara yang di sebut namanya hanya mengangkat tangan.

"Annyeong."  Sapa Seok Jin.

"Hyung sedang apa di sini?." Tanya Jimin, lengannya masih setia melingkar di leher Jungyeon.

"Tentu saja menikmati secangkir kopi, sambil mengasuh anakku yang rewelnya minta ampun." Seok Jin kembali menyesap secangkir kopi di tangannya.

"Kenapa hyung menyebutku Pedophilia?." Jimin akhirnya melepas lengannya dari leher Jungyeon, sebenarnya Jungyeon meronta dari tadi, ia meminta Jimin agar melepas lengannya.

"Umurmu dan Jungyeon terpaut cukup jauh bukan?."

"Ayolah hyung, kami hanya terpaut tujuh tahun. Itu tidak bisa di sebut Pedophilia "

[3]Prologue You&Me [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang