Part 31

78 21 1
                                    

Jihoon berlari menyusuri lorong rumah sakit. Dia langsung membuka pintu kamar Luna dan langsung memeluk Luna yang sedang duduk terdiam dekat jendela. Luna hanya diam saja.

"Wooseok kita baik-baik saja sayang" ucap Jihoon senang. "Kita akan segera bertemu dengan Wooseok" Meskipun Jihoon sudah sangat yakin itu Wooseok anaknya, tapi dia tidak mau gegabah, dia harus melakukan tes DNA. Mendengar perkataan Jihoon, Luna langsung menangis dalam diam.

" Woo... seok ...?" Luna akhirnya bicara

"Iya sayang, aku yakin itu pasti Wooseok kita. Akan aku pastikan dia Wooseok kita"

"Ji.... Hoon ..." Ucap Luna, Jihoon terkejud karena biasanya Luna hanya akan memanggil Wooseok saja, dia akan bereaksi jika Jihoon menyinggung soal Wooseok.

"Sayang, kamu panggil aku?" Jihoon melepaskan pelukannya untuk melihat Luna, Luna tersenyum sambil menitikan air mata. "Aku yakin itu Wooseok kita saying, kamu harus cepat sembuh ya?" Luna hanya mengangguk tersenyum.

Jihoon sangat yakin Wooseok betul-betul anak kandungnya, dia juga berharap dengan ditemukannya Wooseok, kondisi Luna akan segera pulih. Handphone Jihoon tiba-tiba berdering, Seungwoo

***

"Maaf Om saya mengajak ketemu malam-malam" Ucap Seungwoo, saat ini mereka sedang berada di restaurant tidak jauh dari rumah Seungwoo.

"Tidak apa-apa, ada apa?" tanya Jihoon

"Om tadi bicara apa dengan Wooseok, maaf kalau saya lancang bertanya"

"Kamu sayang sama Wooseok ya?" tanya Jihoon tersenyum

"Iya om, saya hanya bingung kenapa Om mengajak Wooseok bicara, dan saya yakin itu bukan mengenai beasiswa yang didapatkan Wooseok."

"Saya harus mulai dari mana ya ceritanya?" ucap Jihoon tersenyum dan mengalirlah cerita panjang dari mulut Jihoon. Mulai dari pertemuannya dengan Luna sampai bagaimana dia bisa kehilangan anaknya.

"Om yakin Wooseok anak kandung om? Bukan karena namanya yang kebetulan sama?" tanya Seungwoo

"Saya sangat yakin, wajahnya sangat mirip Luna dia juga punya kalung yang saya berikan saat melamar Luna dulu".

"Kalung ? Kalung yang Wooseok bilang sudah ada sama dia dari bayi itu?"

"Kamu tau Woo? Iya itu adalah kalung Luna, makanya inisial namanya L"

Seungwoo dulu sempat bingung, kenapa inisial kalung itu L bukan W, jadi ini jawabannya kalung itu milik ibunya Wooseok.

"Kenapa om gak langsung cerita aja sama Wooseok? Saya yakin dia pun pasti senang jika tau berita mengenai orang tuanya."

"Saya hanya tidak mau membebani fikiran dia, apalagi kan dia akan ikut karantina olimpiade"

Seungwoo, Wooseok, dan Yuvin berhasil melewati seleksi tahap pertama. Eunsang dan Junho hampir lolos peringkat mereka persis dibawah peringkat terakhir yang berakhir lolos. Saat ini Wooseok sedang mengemas pakaiannya yang akan dibawa ke tempat karantina.

"Yah... Chan sendirian dong Seok" rengek Byungchan.

"Cuma satu minggu kan Chan"

"Itu lama banget Seok, siapa yang mau ajarin Chan ulangan, minggu depan kan pekan ulangan huhuhu..."

"Abis pulang sekolah minta ajarin Jinhyuk aja"

"Ih... mana konsen Seok"

"Iya ya nanti malah banyakan pacarannya haha"

"Itu tau. Seokiiee..... apa Chan nanti nyusulin ke tempat karantina aja ya?"

"Jangan ngaco, lu gak bakal dibolehin masuk. Tahun lalu gak boleh kan?"

"Iya sih haha" Tahun lalu Byungchan meminta ayahnya untuk mengantarkannya ke tempat karantina untuk menemui Wooseok, karena alasan Byungchan yang tidak masuk akal, dia tidak diperbolehkan masuk. Mana bisa masuk kalau alasannya adalah "rindu dengan teman", ada-ada saja si Byungchan ini. Handphone Wooseok tiba-tiba berdering.

"Chan gue keluar sebentar ya"

"Ada yang mau dibeli Seok, mau Chan anterin?"

"Iya kayaknya ada yang kurang deh, gk usah gua mau mini market deket sini doang kok"

Seok, gue di depan asrama lu bisa turun ga? –Seungyoun-

***

Wooseok bergegas turun keluar asrama, di depan asrama sudah ada Seungyoun yang sudah menunggunya. Seungyoun tahu dari mana nomor HPnya? Wooseok mengganti nomor Handphonenya semenjak kelas dua. Seungyoun mengenakan Hoodie berwarna putih, sedang menyenderkan badannya ke tembok sambil memainkan HPnya. Wooseok menghampirinya, Seungyoun yang menyadari dengan kehadiran Wooseok langsung tersenyum dan melambaikan tangan.

"Youn, gue gak bisa lama-lama soalnya jam malam satu jam lagi" ucap Wooseok

"Iya nggak apa-apa kok Seok, gue cuma mau ngucapin selamat karena lo lolos olimpiade hehe"

"Lu gak usah sampai datang kesini Youn, kan via chat juga bisa"

"Gue mau nyampein langsung" Seungyoun memberikan sebuah paperbag kecil yang dibawanya "Ini buat lu Seok" Wooseok pun menerimanya saat dibuka ternyata itu boneka hamster berwarna cokelat.

"Ini..."

"Itu dari Dodo, katanya biar lu inget dia terus soalnya bonekanya mirip Dodo"

"Lucu banget" ucap Wooseok tersenyum.

"Katanya lu mulai besok karantina jadi gue kasih sekarang aja takutnya kan lama"

"Iya sampein makasih juga ya buat Dodo" Ucap Wooseok terus memandang boneka hamster itu, kalau dilihat-lihat memang mirip sih, apalagi bonekanya gembul seperti Dohyon.

"Hmm... Seok"

"Iya?"

"Gue... boleh ga, suka sama lo?"

Seperti mendapat petir di siang bolong, seketika fikiran Wooseok kosong. Seungyoun bilang menyukainya? Sejak kapan? Bukannya dia tidak suka Wooseok, sebentar ini diluar dugaan Wooseok, kenapa tiba-tiba Seungyoun menyatakan perasaannya? Dua laki-laki menyatakan perasaannya pada Wooseok hanya selang satu minggu dan di tempat yang sama di depan asrama. Sekarang fikiran Wooseok kembali mengingat saat Seungwoo menyatakan perasaannya minggu lalu. Wooseok benar-benar bingung mau menjawab apa.

"Seok... gue pulang dulu ya, lu masuk gih bentar lagi kan pintunya di kunci" ucap Seungyoun yang menyadari kebingungan Wooseok. Seungyoun mengusap kepala Wooseok "Jangan difikirin ucapan gue yang tadi ya, gue cuma mau lu tau perasaan gue. Fokus buat olim aja ya" ucap Seungyoun tersenyum, setelah itu dia pergi meninggalkan Wooseok yang masih diam di tempat.

Tidak diketahui Seungyoun dan Wooseok, ada yang memperhatikan mereka dari jauh. Seungwoo tadinya hanya ingin melihat asrama meskipun dia tidak berniat menemui Wooseok hanya ingin memandang kamar asrama Wooseok, saat dia tiba sudah ada Seungyoun dan Wooseok. Meskipun Seungwoo tidak bisa mendengar percakapan mereka, tetapi dilihat dari interaksi mereka berdua, Seungwoo rasa Seungyoun memang benar-benar sedang gencar mendekati Wooseok.

About UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang