part 6

104 26 1
                                    

    Benar yang dikatakan Seungyoun, tunggu sampai situasinya mereda. Sudah lebih dari satu minggu berlalu setelah kejadian itu. Pemandangan di sekolah sudah kembali normal, hanya sedikit yang melihat Wooseok dengan pandangan seperti seminggu lalu itu. Wooseok pun sudah tidak peduli dan sudah bangkit kembali. Saat dirinya tidak sengaja bertemu Seungyoun di jalan pun, mereka benar-benar seperti orang yang tidak kenal, mata Keduanya saling menghindar menatap satu sama lain.

   Akhir pekan ini sebelum pergi ke toko kue, Wooseok mampir dulu ke panti. Bu Hanna sudah pergi ke toko kue duluan untuk mempersiapkan semuanya. Anak-anak di panti ini memang semuanya mandiri, mereka tanpa disuruh pun sudah melakukan pekerjaan rumah mereka, mencuci sepatu sekolah, membantu membersihkan panti ada yang menyapu dan mengepel, dan Bu Hanna memang sebelum berangkat ke toko kue selalu menyiapkan sarapan mereka, tentu saja dengan dibantu anak-anak yang lebih besar.

    "Anak-anak kalau sudah selesai makannya kumpulkan piring, sendok, garpu dan gelasnya dengan rapi ya, biar Kak Wooseok yang cuci" teriak Wooseok

    "Iya kaaak" jawab mereka.

    Ketika Wooseok di panti, dia akan memanjakan adik-adiknya. Biasanya mereka akan mencuci sendiri alat makan dan minum mereka, serta membantu yang lebih kecil untuk mencuci alat makan mereka, tetapi jika Wooseok di panti dialah yang akan mencuci semuanya. Tentu saja akan ada beberapa yang menawarkan diri membantu Wooseok, tetapi Wooseok selalu menolaknya.

    "Kak Wooseok ini Ujun sudah selesai" Ucap Hyeongjun, anak gembul menggemaskan yang berusia 4 tahun menyerahkan piringnya ke Wooseok.

    "Ujun udah selesai? Hebat semuanya makanannya habis" Ucap Wooseok sambil jongkok untuk mengambil piring dari kedua tangan Hyeongjun, dan setelah itu mengusap-usap kepala balita berambut keriting itu.

   "Iya biar Ujun cepat besar dan tinggi, terus bisa bantuin Kak Wooseok deh" ucap Hyeongjun ceria, mendengar itu Wooseok langsung tersenyum.

   "Iya makasih ya, Ujun boleh main ya" setelah itu Hyeongjun pergi untuk bermain dengan anak-anak yang lain.

    Inilah kenapa Wooseok selalu merindukan suasana panti, anak-anak yang begitu menyayanginya sebesar Wooseok menyayangi mereka bahkan lebih. Semuanya selalu tersenyum bahagia, ketika Wooseok pulang ke panti pasti akan ada les dadakan Wooseok, Wooseok akan menanyakan apakah mereka ada PR atau ulangan jika ada tentu saja Wooseok memberikan tutor satu-satu. Tetapi mereka pasti sudah mengerjakan PRnya jadi Wooseok tinggal memeriksanya saja.

    "Kak Wooseok Ujun boleh gak dibacain cerita ini?" Tanya Hyeongjun sambil menunjukan Buku cerita pilihannya, saat ini mereka ada di ruang baca.

    "Boleh dong, Ujun mau dibacain cerita apa?" Tanya Wooseok

    " Ujun gak tau, tapi di depannya ada gambar bebek lucu" Ucap Hyeongjun, dia langsung duduk dipangkuan Wooseok.

    "Oh ini judulnya Si itik buruk rupa"

    "Buruk rupa itu apa kak?" Tanya Hyeongjun.

    "Buruk rupa itu artinya... jelek... kayak kak Wooseok jelek" ucap Woosek dengan nada yang agak sedih.

    "KAK WOOSEOK CANTIIIIIKKK" wooseok kaget mendengar Hyeongjun berteriak.

     "Hehe makasih Ujun udah bilang kak Wooseok cantik. Ujun orang kedua yang bilang kak Wooseok cantik" ucap Wooseok tersenyum sambil mengelus-elus kepala Hyeongjun.

    "Orang pertamanya siapa? Pacar kak Wooseok ya?" Tanya Hyeongjun, Wooseok langsung kaget dengan pertanyaan Hyeongjun, anak sekecil ini tau dari mana tentang pacar, buruk rupa saja tadi dia tidak mengerti

About UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang