part 24

84 22 0
                                    

     Sudah beberapa hari ini Jihoon terus memperhatikan Luna. Sudah beberapa hari ini pula dia tidak ada niatan untuk menjahili Luna lagi. Dia pun mendapat info lagi, ternyata Luna meminjam uang pada Jinsoo, alasannya adalah untuk membeli beberapa buku dan keperluan kampus lainnya. Tentu saja Jinsoo curiga kenapa butuh dana sampai sebanyak itu, akhirnya dia tau jawabannya setelah diceritakan Jihoon.

    Cara pandang Jihoon pada Luna saat ini mulai berubah. Entah kenapa setelah beberapa hari ini memperhatikannya dia merasa Luna adalah wanita yang sangat cantik. Dia memang tahu banyak yang menyukai Luna, tetapi tak seorang pun yang ditanggapi oleh Luna, karena dia kerjaannya hanya belajar saja. Satu minggu ini dia sengaja membuntuti kegiatan Luna, setelah kuliahnya selesai dia ternyata bekerja sebagai waitress di sebuah restaurant. Setelah itu dia akan langsung pulang ke asrama. Luna ternyata selalu membawa makanan kucing. Di perjalanan pulang jika bertemu kucing dia akan memberinya makan. Setiap akhir pekan Luna selalu mengajar anak-anak di panti asuhan dan anak-anak jalanan. Jihoon semakin mengaguminya, karena dia melakukan kegiatan itu tanpa dibayar sepeser pun.

     Saat itulah Jihoon mulai tertarik pada Luna. Jinsoo yang menyadari itu pun sangat senang, karena Jihoon mulai berubah. Dia mulai memandang sekitarnya dengan berbeda, Jihoon tidak lagi membeda-bedakan teman, dia juga belakangan ini sering membantu orang lain yang kesusahan, bahkan Jihoon mulai mengikuti kegiatan sosial yang tidak pernah dia ikuti. Dulu Jinsoo selalu mengajak Jihoon, tetapi dia selalu menolak.

     Jihoon sangat gencar mendekati Luna. Jika mereka satu kelas matkul, Jihoon selalu duduk disamping Luna, Jihoon pun menjadi rajin belajar, biasanya dia asal masuk matkul saja tidak memperhatikan dosennya sama sekali. Jihoon pun selalu menjemput Luna sepulang kerja. Sampai akhirnya Luna pun membuka hatinya untuk Jihoon.

     Setelah mereka lulus kuliah, Jihoon melanjutkan bekerja di perusahaan ayahnya, Jinsoo juga bekerja di perusahaan ayah Jihoon, sedangkan Luna menjadi guru SD. Hampir setiap akhir pekan mereka habiskan bersama, Jihoon selalu mampir ke apartment Luna. Akhir pekan itu dijadikan mereka sebagai kegiatan saling bercerita kegiatan selama satu minggu itu, setelah itu mereka akan masak dan makan bersama.

     Ayah Jihoon yang sudah pulang dari luar negeri tidak suka dengan hubungan Jihoon dan Luna. Jihoon sejak kecil tidak akrab dengan ayahnya karena ayahnya sering sekali ke luar negeri karena pekarjaan. Ibu Jihoon sudah meninggal saat dia berusia tujuh tahun, karena itulah sikap Jihoon selalu seenaknya, bisa dibilang dia tidak benar-benar merasakan kasih sayang dari orang tua. Jihoon pun memilih keluar dari perusahaan ayahnya dan membangun usahanya sendiri. Tentu saja itu sangat sulit, Jinsoo yang sama-sama keluar dari perusahaan ayahnya Jihoon pun ikut membantunya. Mereka berusaha mencari banyak investor hingga perusahaan yang mereka rintis dibangun perlahan.

     Ditengah pembangunan perusahaan, Jihoon memberanikan diri melamar Luna. Jihoon melamar Luna dengan memberikan kalung berinisial L yang berarti Luna. Mereka pun menikah dengan disaksikan orang-orang terdekat saja, ayah Jihoon tidak datang, dia hanya diberi kabar bahwa Jihoon akan menikah. Luna pun pindah tinggal di apartment Jihoon.

     Pernikahan mereka pun semakin bahagia karena Luna mengandung buah cinta mereka. Karena kondisi Luna yang mudah lelah, akhirnya Luna berhenti dari pekerjaannya. Jihoon bahkan memperkerjaan asisten rumah tangga agar Luna bisa beristirahat.

     Akhirnya hari yang dinanti tiba, Luna melahirkan bayi perempuan yang sangat cantik. Jihoon menyaksikan sendiri bagaimana perjuangan isterinya melahirkan puteri mereka.

     Berita ini pun sampai ke telinga ayah Jihoon, dia masih membenci Luna karena merasa telah merebut anaknya, dia pun berniat melakukan hal yang sama dengan merebut bayinya. Jihoon tidak bisa menemani Luna saat pulang dari rumah sakit, karena hari itu perusahaannya kedatangan investor besar. Sebelumnya dia ingin menyerahkan tugas itu pada Jinsoo saja, tetapi Luna membujuknya untuk menyambut investor tersebut. Akhirnya Luna pulang dengan ditemani asisten rumah tangga serta supir pribadi mereka.

     Di perjalanan pulang, supir mereka mencurigai bahwa mereka sedang dibuntuti. Dia bilang semenjak tadi ada dua mobil hitam yang mengikuti mereka. Luna pun meminta sang supir untuk melajukan mobilnya lebih cepat. Dua mobil hitam di belakang mereka ikut melajukan kecepatannya. Mobil yang dikendarai Luna tidak sengaja menabrak sebuah pohon karena menghindari Seorang anak kecil yang tiba-tiba berlari ke jalan raya. Supir mereka pingsan, mereka pun memutuskan keluar dari mobil dan berlari sejauh yang mereka bisa.

     "Mereka itu siapa? Apa musuh bapak?" Tanya asisten Luna.

     "Saya juga tidak tau" Jawab Luna, jujur saja saat ini Luna merasa sangat kelelahan, kondisinya masih lemah.

     Mereka terus bersembunyi, saat ini ada 2 orang yang sedang mencari mereka. Karena Luna sudah tidak sanggup lagi berlari akhirnya dia memutuskan untuk keluar dari persembunyian mereka untuk memancing dua orang tersebut.

     "Bibi saya titip Wooseok ya, saya akan keluar dan memancing mereka, saat itu tolong bibi lari sejauh mungkin." Ucap Luna sedih

     "Jangan Bu, nanti ibu bisa celaka!"

     "Saya tidak apa-apa selama Wooseok bisa selamat, tolong jaga Wooseok baik-baik ya Bi, lebih baik saya yang celaka dari pada kita semua". Luna tidak kuasa menahan tangisnya.

     Luna merasa ini bisa menjadi yang terakhir kalinya dia bisa melihat Wooseok. Dia pun mengambil Wooseok dan menggendongnya, menciumi seluruh wajahnya dan memandang puteri kecilnya itu. Dia pun mengeluarkan kalung pemberian Jihoon saat melamarnya dulu dan dikalungkan ke Wooseok.

     "Sayang maafkan mama ya, mungkin ini terakhir kalinya mama bisa lihat kamu. Wooseok harus tumbuh dengan baik ya, Wooseok harus kuat, tidak boleh cengeng. Mama sangat sayang sama kamu nak, maafkan jika mama tidak bisa menemani kamu tumbuh besar nanti". Luna mengucapkannya dengan wajah yang dipenuhi air mata. Wooseok sangat tenang, untung dia daritadi tidak menangis seolah tahu bahwa mereka sedang bersembunyi.

     Asisten itu pun ikut menangis melihatnya.

     "Tolong selamatkan Wooseok bi, saya mohon dia segalanya bagi saya" Luna pun mengembalikan Wooseok ke asistennya. Dia pun keluar dari persembunyian mereka dan berlari sekuat tenaganya.

     Seperti dugaan Luna, dua orang pria itu mengikutinya, karena Luna sudah tidak sanggup lagi berlari akhirnya dia ditangkap oleh dua orang tersebut.

                             ***

     Kejadian itu akhirnya di sampai ke telinga Jihoon, dia merasa curiga kenapa dia lama sekali mendengar kabar dari Luna. Semula dia tahu kalau mobilnya kecelakaan, setelah tahu bahwa isteri dan puterinya tidak ada di mobil, dia pun meminta pihak kepolisian untuk menggerakan seluruh pasukannya untuk mencarinya.

     Salah satu polisi berhasil menemukan Luna. Luna berada di rumah sakit. Jihoon dan Jinsoo pun segera ke sana. Luna sedang terbaring lemah tak sadarkan diri. Ternyata yang membawa Luna ke rumah sakit adalah dua orang yang mengejarnya. Luna mengalami pendarahan, mereka tidak tega melihatnya sehingga mereka membawa Luna ke rumah sakit. Dari kedua orang tersebut pulalah Jihoon tau siapa yang menyuruh mereka melakukannya. Ayahnya sendiri.

About UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang