part 41

172 22 1
                                    

Wooseok diantar Seungyoun ke rumahnya. Seungyoun memang sengaja menanyakan alamat orang tuanya, Seungyoun rasa sebaiknya ada yang menemani Wooseok saat ini, kalau diantar ke asrama dia pasti sendirian, oleh karena itu Wooseok lebih baik menenangkan diri di rumah orang tuanya. Sepanjang perjalanan menuju rumahnya Wooseok hanya melamun. Seungyoun juga tidak mengajak berbicara Wooseok karena suasana hatinya sedang kurang baik. Seungyoun hanya terus menggemggam sebelah tangan Wooseok untuk menenangkannya

"Seok... udah sampai" ucap Seungyoun saat mobilnya berhenti di depan gerbang rumah Wooseok. Rumah kediaman orang tua Wooseok memang tidak terlalu besar seperti keluarga kaya pada umumnya. Ibunya lebih suka rumah yang sederhana toh yang tinggal kan hanya bertiga. Wooseok masih belum bergeming. "Seok?..."

"Eh iya Youn, makasih ya udah dianter, terus maaf jadi ngerepotin" ucap Wooseok membuka ikat sabuknya, saat Wooseok akan keluar mobil, ternyata dia baru menyadari Seungyoun masih menggenggam tangannya.

"Eh maaf Seok" Seungyoun langsung melepaskan tangannya. "Seok... kalau butuh teman bicara, kamu telepon aku aja ya, aku pasti akan temenin kamu" ucap Seungyoun tulus.

"Makasih ya" Wooseok pun keluar dari mobil Seungyoun. Seungyoun melihat sampai Wooseok memasuki rumahnya. Setelah itu dia baru pergi.

Sampai di apartmentnya Seungyoun langsung merebahkan dirinya di tempat tidur. Tidak menyangka sama sekali hari ini begitu banyak kejadian yang dialaminya. Terutama mengenai kepergian Seungwoo ke London. Seungyoun memang sudah berjanji pada Seungwoo akan menjaga dan melindungi Wooseok, tetapi kenapa dia merasa seolah-olah dirinya penghalang hubungan Wooseok dan Seungwoo? Apakah seharusnya dia tidak mendekati Wooseok?

Jika dibandingkan dengan Seungwoo, Seungyoun lebih banyak menaruh luka pada Wooseok. Seungwoolah yang selama ini terus di samping Wooseok, dia bahkan dengan tulus selalu berada di sisi Wooseok semenjak Wooseok belum merubah penampilannya, Seungwoo sudah jatuh hati padanya. Apakah Seungyoun sudah melakukan hal yang benar?

***

Mata Wooseok masih bengkak, sesekali air mata itu muncul mengalir dari mata indahnya. Hidungnya merah, matanya entah mengapa terasa perih. Wooseok sudah berganti pakaiannya menjadi pakaian tidur setelah dia mandi dengan air hangat. Ibu Wooseok sangat khawatir dengan keadaan puterinya. Luna sangat kaget begitu melihat Wooseok pulang dengan keadaan menangis. Wooseok pun menceritakan semua kejadian hari itu pada ibunya. Luna tentu sangat kaget mendengar berita keberangkatan Seungwoo yang memang sangat mendadak. Beberapa hari yang lalu Luna masih bertemu Seungwoo saat dia menemani Jihoon meeting di kantor Seungwoo. Seungwoo tidak mengatakan hal apapun tentang rencana kepergiannya ke London.

Luna mengetuk pelan pintu kamar Wooseok dan masuk ke dalam kamar Wooseok. Wooseok sedang duduk di atas tempat tidurnya memeluk kakinya dengan selimut menyampir di bahunya. Luna pun duduk di samping Wooseok.

"Masih sedih?" Tanya Luna. Wooseok hanya mengangguk.

"Sayang banget ya sama Seungwoo?" Tanya Luna, Wooseok masih mengangguk, satu tetes air mata lolos dari matanya.

"Sayang sebagai apa? Kekasih?" Tanya Luna. Wooseok terdiam sebentar kemudian menggelengkan kepalanya.

Wooseok memang sayang pada Seungwoo tetapi bukan sebagai kekasih, lebih sebagai keluarga. Semenjak Wooseok masuk ke sekolah Sincheon, Seungwoolah yang sangat banyak membantunya, yang selalu menemaninya yang selalu berada di sisinya.

"Jangan nangis kayak gini terus ya, pasti Seungwoo sedih kalau tahu kamu kayak gini".

"Ma, Wooseok jahat banget sama kak Seungwoo". Ucap Wooseok pelan.

"Sssttt, nggak. Seungwoo itu tahu di hati kamu ada orang lain makanya dia melepas kamu. Dia ingin kamu bahagia nak" Luna mengelus rambut Wooseok dan menyandarkan kepala Wooseok di bahunya.

About UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang