part 40

94 19 7
                                    

Mobil Seungyoun melaju sangat kencang, sesekali dia melihat melalui kaca spionnya, takut-takut tiba-tiba ada polisi yang mengikuti dan menilang mereka. Wooseok dari tadi panik, terus menelepon Seungwoo, tapi Handphone Seungwoo mati.

"Terminal berapa Seok? Udah nyambung?" Tanya Seungyoun.

"Aku gak tau Youn, kak Seungwoo gak ngasih tau apa-apa, hp kak Seungwoo mati, aku telpon Byungchan dulu". Wooseok pun memencet kontak Byungchan.

Byungchan dan Dongpyo sedang di sebuah kursi tidak jauh dari tempat Check in, ayah, ibu serta Seungsik sedang menemani Seungwoo check in. Tadinya Jinhyuk mau ikut menemaninya, tapi ternyata dia ada urusan keluarga.

"Kak Buyung bang Seungwoo mau naik pesawat ya?" Tanya Dongpyo.

"Iya Pyo, Pyo gak sedih Bang Seungwoo mau pergi jauh?"

"Sedih kak, tapi kan bang Seungwoo yang mau, kan demi bang Seungwoo juga" ucap Dongpyo, Byungchan pun tersenyum dan mengusap-ngusap rambutnya Dongpyo. Handphone Byungchan bergetar dia mengangkatnya tanpa melihat kontaknya.

"Iya halo?"

"Chan, lu kenapa gak ngasih tau gue Kak Seungwoo udah keterima kuliah di London? Terus, Kenapa gak ngasih tau kak Seungwoo berangkat sekarang? " tanya Wooseok panik. Byungchan pun langsung melihat nama kontaknya. Sekarang dia tidak bisa menghindar lagi.

"Seok...ie?"

"Iya ini gue, lu gak usah nutupin apa-apa lagi gue udah tau. Chan kenapa gak ngasih tau gue?" Wooseok mulai menangis kembali di teleponnya

"Maaf banget Seok, ini permintaan Bang Seungwoo jangan kasih tau lo, gue juga udah berkali-kali ngeyakinin dia tapi dia tetep kekeuh gak mau."

"Chan... kalau gue gak sempet ketemu kak Seungwoo gimana? Gue takut".

"Seok tolong tanyain terminal berapa?" Ini Seungyoun.

"Lu sama Seungyoun ya? Kita di terminal 3 Seok, Bang Seungwoo lagi Check ini, gue harap lu masih sempet" ucap Byungchan.

"Oke Chan, makasih" Wooseok pun menutup panggilan.

Seungwoo saat ini sedang mengangkat koper-kopernya dengan dibantu oleh Seungsik untuk di timbang, dia memang membawa dua koper besar, sebelumnya dia juga sudah menambah kuota bagasinya. Setelah memeriksa tiket, paspor dan lainnya check in pun selesai.

"Udah gak ada yang ketinggalan lagi kan?" Tanya ayahnya.

"Hmm gak ada pa" Seungwoo tersenyum.

"Wooseok?" Tanya Seungsik, Seungsik juga sudah meyakinkan Seungwoo berkali-kali untuk memikirkan keputusannya ini apalagi keputusan Seungwoo untuk tidak mengetahui Wooseok apapun perihal kepergiannya.

Tadi malam Seungwoo tidak bisa tidur, dia melihat semua foto Wooseok dalam galeri Handphonenya. Mulai dari foto pertama Wooseok yang Seungwoo ambil diam-diam, foto mereka bersama tim olimpiade tahun lalu, foto pertama berdua dengan Wooseok, foto dengan tim olimpiade tahun ini, serta foto terakhir mereka saat memenangkan medali olimpiade. Seungwoo memang merasa sangat bersalah, Wooseok satu-satunya orang yang tidak diberitahunya. Seungwoo tidak sanggup memberitahunya, Seungwoo juga bingung bagaimana cara memberitahunya. Seungwoo tidak bisa.

"Wooseok... pasti bahagia Sik" ucap Seungwoo tersenyum.

"Dia berhak tahu Woo"

"Dia pasti tahu Sik "Seungsik tahu dibalik senyumnya Seungwoo pasti terluka sangat dalam.

Seungyoun saat ini sedang sangat berhati-hati melajukan mobilnya. Sesekali dia terus menenangkan Wooseok, yang menangis. Seungyoun tahu sekarang Seungwoo benar-benar begitu berarti bagi Wooseok.

About UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang