Part 33

83 19 0
                                    

Yohan saat ini sedang berada dalam mobil Hangyul. Dia terus menatap keluar jendela untuk menghindari pndangan Hangyul, tadinya dia mau pura-pura tidur saja tapi fikiran jahatnya berjaka takut Hangyul membawanya kemana-mana. Hangyul dari tadi mengajaknya mengobrol dan dijawab singkat saja oleh Yohan.

Ni orang nyadar gak sih kalau gue gak mau diajak ngobrol?

"Dek Yohan nanti kalau ada kompetisi lagi kasih tau Bang Hangyul ya, jadinya kan kalau menang bisa nyiapin bunga" ucap Hangyul.

"Kalo kalah?" Tanya Yohan judes

"Ya nggak apa-apa bunganya tetep dikasih, kan udah dibeli".

Akhirnya sampai juga mereka di depan asrama Yohan. Yohan merasa perjalanan setengah jam menjadi 2 jam karena Hangyul yang terus mengajaknya mengobrol.

"Makasih kak udah anterin saya" ucap Yohan setelah turin dari mobil Hangyul, harus tetap kasih ucapan makasih dong meskipun sebel.

"Iya sama-sama nanti langsung istirahat aja ya, besok kamu masih dispen gak masuk sekolah kan?"

"I... iya kak. Saya masuk dulu ya"

"Eh tunggu dek" cegah Hangyul menarik tangan Yohan. Dia mengeluarkan sesuatu dari saku celananya dan memakaikannya pada tangan Yohan. Sebuah gelang dengan bentuk kelinci berwarna biru muda.

"Kak ini...?"

"Hadiah soalnya kamu menang hari ini" ucap Hangyul tersenyum. Tadi Hangyul menyempatkan pergi ke sebuah mall sebelum Yohan datang ke kedai teokkpoki. "Aku pamit dulu ya, kamu cepet masuk asrama gih".ucap Hangyul, dia pun kembali masuk ke mobilnya dan tersenyum ke arah Yohan, sebelum melajukan mobilnya. Yohan masih berdiam di tempat, dengan wajah memerah dan debaran jantung yang tidak karuan.

***

Hari ini hari final olimpiade, dan yang masuk ke babak final ini Wooseok dan Seungwoo serta satu siswa dari sekolah lain. Yuvin tidak berhasil lolos di babak sebelumnya. Seperti babak final umumnya babak ini diadakan bukan dengan tertulis.  Ketiga peserta naik ke atas podium. Karena babak final ini diadakan di akhir pekan. Semua teman Wooseok dan Seungwoo hadir termasuk Yohan, Hangyul, dan Seungyoun.

Tadinya Hangyul hanya ingin menemani Wooseok, eh ternyata Byungchan mengajak Yohan juga. Yohan masih canggung dengan Hangyul semenjak dia diberikan gelang itu. Bila pandangan mereka bertemu, wajah Yohan akan memerah dan jantungnya akan  berdetak dua kali lebih cepat.

Final kali ini diadakan di hotel milik The Kim's Company.
Sepertinya final ini hanya diperuntukkan oleh Seungwoo dan Wooseok saja, dari tadi yang terus menjawab pertanyaan hanya mereka. Dengan nilai yang sangat tipis, Seungwoo kembali memenangkan olimpiade ini. Olimpiade ini juga sekaligus menjadi olimpiade terakhir yang diikuti Seungwoo.

Setelah mendapatkan medali dan karangan bunga serta sesi foto bersama pemenang, Wooseok dan Seungwoo menghampiri Yuvin, Eunsang, dan Junho teman sesama tim olimpiade.

"Kirain gue lu bakalan ngalah sama Wooseok Bang" ucap Yuvin.

Iyaa hampir haha, abisnya dia imut banget kalau mau jawab

"Gak bisalah kak namanya juga kompetisi" ucap Eunsang

"Woo juara lagi lu" ucap Seungsik menepuk pundak Seungwoo

"Eh Sik, makasih ya dateng juga lu"

"Seokiiiee!! Selamat ya. Abang juga Selamat ya!" Ucap Byungchan

"Iya makasih Chan" ucap Seungwoo. Banyak sekali ucapan selamat yang mereka terima.

"Seok selamat ya" Seungyoun menyerahkan bunga Mawar merah yang dia bawa sejak awal.

"I, iya makasi Youn" ucap Wooseok malu.

"Abaang!!" Teriak Dongpyo, dia sedang digendong ayah Byungchan. Dongpyo langsung minta digendong kakaknya. "Kok abang ama kakak cantik dapet bunga sih?"

"Soalnya abang sama kakak cantik menang lomba sayang" jawab ibu Seungwoo

"Wah hebat dong, nanti Piyo juga mau ikut lomba terus menang biar dapet bunga"

"Hehe iya" Wooseok mengelus pipi Dongpyo, Dongpyo yang kesenangan langsung mencium pipi Wooseok, entah ini sudah yang keberapa kali dia mencium Wooseok. "Dongpyo kok cium kakak terus?" Tanya Wooseok lembut

"Abisnya kakak cantik, jadi Piyo mau cium terus hehe"

"Tuh adek lu aja cium-cium Wooseok mulu Woo, lu kapan deh?" Seungsik berbisik pada Seungwoo.

"Itu mah dianya yang nyosor mulu"

***
"Hmm Seok kita rayain kemenangan kamu yuk, bareng yang lain juga" ucap Seungyoun, saat ini mereka kebetulan sedang bicara berdua sementara teman-temannya sedang sibuk foto-foto dengan Seungwoo,  mereka sudah menyelesaikan sesi foto-foto dengan Wooseok.

"Hmm boleh Youn, tapi kayaknya gue mau istirahat dulu"

"Iya gak apa-apa sesempatnya kamu aja" ucap Seungyoun tersenyum.

Sementara dari jauh Jihoon sedang memandang Wooseok.Wooseok mirip sekali dengan kamu sayang. Tidak lama kemudian Jihoon yang ditemani Jinsoo pun menghampiri Wooseok dan Seungwoo.

"Wah Wooseok dan Seungwoo selamat ya!" Ucap Jihoon dengan Jinsoo yang ada di sebelahnya.

"Terima kasih Om" ucap Seungwoo

"Hebat kamu bisa juara lagi"

"Iya om soalnya tahun depan nggak bisa juara lagi hehe"

"Tahun depan Wooseok ya jadi juaranya".

"Iya Pak, semoga saja hehe" Ucap Wooseok.

"Wooseok saya bisa bicara dengan kamu sebentar?" Tanya Jihoon.

"Iya bisa" Jawab Wooseok. Mendengar ini Seungwoo penasaran dengan pembicaraan mereka dan ingin ikut mendengarnya.

"Om maaf, tapi apa saya bisa ikut?" Tanya Seungwoo

"Bisa" Wooseok dan Seungwoo pun diajak ke sebuah ruangan yang ada di lantai atas hotel tersebut. Setelah duduk di sofa yang ada di ruangan tersebut. Jihoon mengeluarkan sebuah foto dan diletakkan di atas meja.

"Wooseok bisa kamu perlihatkan kembali kalung kamu?" Pinta Jihoon. Wooseok hanya menuruti perkataannya saja.

Kalung itu pun disandingkan di sebelah foto tersebut, ternyata foto itu adalah foto kalung yang sama dengan Wooseok.

"Om ini...?"ini Seungwoo

"Kalungnya sama kan Woo?" Ucap Jihoon

"Bapak bagaimana punya foto kalung yang sama persis dengan kalung saya?" Tanya Wooseok.

"Ini adalah foto kalung istri saya yang saya berikan ketika melamarnya dulu" ucap Jihoon.

"Bagaimana bisa? Ibu Hanna bilang kalung itu sudah ada di saya semenjak bayi. Apa beli di toko yang sama?" Tanya Wooseok.

"Seok, sebenarnya Om Jihoon curiga kalau kamu itu anak beliau yang hilang". Ucap Seungwoo.
 

Apa?

About UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang