sebuah rumah

33 16 5
                                    

    "saat aku pulang, yang kuinginkan sebenarnya bukanlah penghormatan tak berguna didepan pintu, cukup kedua lengan yang terbuka didepan pintu dengan senyum hangat yang menyertainya, begitu saja sudah cukup. Bahkan mungkin bagiku,itu  sangatlah cukup. "

Adrian abrial bimantara.

______________________________________

"darimana kamu jam segini baru pulang? "seruan itu menghentikan adrian dari langkah besarnya"kapan kamu mau berubah? "

Adrian tersenyum kecut mendengar perkataan pria paruh baya yang sedang duduk dengan santainya di sofa "papa sedang bicara sama kamu adrian, setidaknya lihat papa! "

Seketika adrian membalikkan tubuhnya, memandang tajam pria dihadapannya "setelah 10 tahun berlalu, baru sekarang pertanyaan itu keluar dari bibir anda? Setelah 10 tahun anda baru sadar memiliki seorang putra? Setelah 10 tahun saya baru sadar bahwa saya masih memiliki seorang papa! "tuturnya yang diakhiri dengan tawa sumbang yang terdengar begitu memilukan.

Pria paruh baya itu terdiam di tempatnya "masuk ke kamar kamu! "katanya dengan nada frustasi yang sangat kentara.

Namun bukan adrian namanya jika menurut begitu saja, dirinya justru melangkah keluar rumah tanpa memperdulikan pekikan pria paruh baya yang merupakan ayahnya tersebut.

"adrian mau kemana kamu? Adrian "teriaknya namun diabaikan begitu saja oleh adrian, pria itu masuk ke dalam mobil setelah sebelumnya membanting pintu mobilnya tanpa perasaan.

Mobil adrian pun menerobos pagar tinggi menjulang yang baru saja akan tertutup, dengan kecepatan tinggi ia melaju meninggalkan pekarangan luas istananya. Matanya memerah diiringi cengkaraman kuat pada bagian setir mobilnya,semakin lama mobil itu melesat semakin cepat. menimbulkan beberapa protes para pengguna jalan lain yang meluapkannya dengan cara membunyikan klakson mobil mereka, tak jarang mereka juga memaki namun adrian sama sekali tidak perduli. Ia bahkan semakin menjadi, bagaikan tak terkendali.

Rasa sakit itu kembali melingkupi hatinya, bayangan akan sebuah keluarga bahagia yang dulu pernah dimilikinya juga kembali dalam bentuk kilasan-kilasan acak tak menentu. Menciptakan sesak tak terkira yang seakan mampu mematikannya sekarang juga,meraihnya kembali pada sebuah jurang masa lalu yang selalu menjadi kenangan buruk dalam hidupnya hingga saat ini.

...

Flashback on.

"bunda.. Bunda.."pekik seorang anak laki-laki pada seorang wanita yang kini terlihat sibuk dengan kegiatannya di dapur.

Mendengar pekikan sang putra membuat wanita itu tersenyum hangat seraya membentangkan kedua tangannya"jangan lari adrian, nanti jatuh"peringatnya melihat adrian kecil yang berlari ke arahnya.

"bunda liat.. "girangnya menunjukkan sebuah mainan berbetuk kendaraan roda empat di tangannya"ayah Yang beli, bagus kan bunda? "

"bagus banget sayang.. "tuturnya hangat.

Adrian kecil Yang mendengarnya pun semakin tersenyum lebar, sebelum kemudian mata kecilnya mengerjap melihat cairan kental berwarna merah itu keluar dari hidung sang bunda "bunda itu apa? "tanyanya seraya menyentuh cairan kental itu tanpa rasa jijik sedikitpun.

"ini.. "

BRUGGGGGGGGGGGHHH......

"Bundaaaaa "pekiknya ketika melihat bundanya jatuh terkapar di atas lantai"Bundaaaaaaa...hiksss-hikssss"

HEARTBREAKING (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang