Sabara

69 19 12
                                    

"di setiap jalan hidup akan selalu ada cerita didalamnya, tak sama namun serupa.
Tak perlu membandingkan masalahmu dengan masalahnya, karna setiap manusia telah ditakdirkan pada takarannya masing-masing.
Tidak ada yang lebih ringan ataupun lebih berat, semua hanya akan berorientasi pada kata terbiasa."

Nastiti Arum P. W.

_

_____________________________________

"Kakak ke kelas dulu ambil tas, abis itu langsung kesini lagi! "tukas Adrian seraya mengusap pelan kepala Clara sebelum akhirnya pergi dari ruang kesehatan .

Sorot mata Clara mengikuti langkah kaki adrian hingga pria itu menghilang dibalik pintu,tetes demi tetes cairan bening  keluar dari netra coklat miliknya.ada rasa takut dalam hatinya, dimana hanya dirinya dan tuhan yang tahu itu.

....

Di pertengahan jalan tepatnya di bawah tangga penghubung Perpustakaan dan Ruang Lab BHS, ia kembali bertemu gadis itu.tadinya ia ingin mengabaikannya  dengan melewatinya begitu saja karna masih ada urusan lain yang lebih penting dibanding pertaruhan konyol itu, namun mendengar pekikan gadis itu cukup nyaring membuat Adrian membalikkan tubuhnya dan seketika dirinya dengan reflek menangkap tubuh sang gadis sebelum tubuh itu remuk akibat bertubrukan dengan kerasnya lantai marmer .

Lembaran kertas yang tadinya dibawa sang gadis itu berhamburan terbawa angin, meninggalkan sang gadis yang kini tengah terpesona oleh mata biru sejernih lautan tersebut. Tubuh keduanya masih tertaut, dengan posisi Adrian yang memeluk pinggang sang gadis sedangkan tangan sang gadis memeluk leher Adrian begitu erat. Keduanya saling terdiam di bawah anak tangga paling dasar itu, mereka seolah sama-sama hanyut dalam  tatapan penuh arti .

"shitt, jantung gue kenapa?? "pekik adrian dalam hati, ada rasa asing yang menyelinap dalam hatinya saat netranya menatap lekat obsidian hitam pekat yang seolah menariknya tersebut hingga seolah enggan berpindah. Getaran itu terasa menjalar ke segela sendinya,membuatnya lupa akan tujuan awalnya.

Mata adrian jatuh pada bibir cherry milik gadis itu setelah sebelumnya sempat menangkap nametage bertuliskan Nastiti Arum P. W. milik gadis tersebut"nama yang unik "pikirnya, entah setan apa yang merasukinya hingga perlahan ia mendekatkan wajahnya namun suara batuk seseorang yang entah siapa itu membuat keduanya sadar akan posisinya sekarang. Mereka pun secara refleks melepas tautan mereka, hingga

Bruughhhhhhh.....

"Aawww"pekik arum yang jatuh dengan sangat tidak anggun ke lantai .

"apa yang kalian lakukan? "tanya seorang pria paruh baya lengkap dengan setelan jas hitamnya diikuti beberapa orang dengan jas senada dibelakangnya. .

Sedang Adrian hanya terdiam dengan mimik muka datar khasnya ,namun mata elangnya tampak menatap tajam pria di depannya dengan penuh kebencian,itulah yang Arum tangkap.

"Bukan urusan anda! "ujarnya singkat sebelum akhirnya melangkah pergi meninggalkan tempat itu  dengan langkah lebarnya.

"kamu nggak papa? "suara tegas itu menyapa indra pendengaran Arum dan dia hanya menggeleng,entah kenapa Arum merasa garis wajah pria paruh baya di depannya ini begitu mirip dengan"Adrian"gumamnya tanpa suara.

"sam"sebut pria paruh baya itu hingga salah satu pria dibelakangnya maju kedepan dan menyerahkan sesuatu yang Arum tahu pasti itu apa"ini ganti rugi untuk kamu? "menyodorkan selembar kertas bertuliskan nominal yang membuat arum mematung ditempatnya.

"kalau dicairin, bisa buat beli rumah rumah pasti. ! "pikirnya "nggak, ini bukan tentang itu arum! Ini tentang harga diri, masa iya jatuh minta ganti rugi segitu banyak."batinnya bergejolak.

HEARTBREAKING (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang