BERJARAK

30 8 4
                                    

"JARAK tak Selalu diperuntukkan untuk akhir,terkadang ia hanya dibutuhkan bukan sebagai penyelesaian melainkan sebuah penyesuaian. bukankah dalam sebuah cerita selalu ada jeda? Tak serta merta diakhiri dengan sebuah epilog indah ataupun narasi tokoh semata Yang ceritanya telah habis terurai lalu terangkum begitu saja.anggap saja aku lemah, tapi ketahuilah aku hanya ingin memberi diri sendiri bahagia. "

NASTITI ARUM P. W.

______________________________________

Peregangan adalah sebuah Kebiasaan pagi Yang tak pernah terlewat sedikitpun , hampir seluruh mahluk didunia melakukannya bukan ? Tak terkecuali seorang Arum, Yang baru saja terjaga dikala hangat mentari itu menerpa wajahnya.

Entah kenapa ia merasa sebagian tubuhnya terasa kaku dan pegal,setelah sepenuhnya sadar posisinya kini, barulah ia mendesah kasar "pantesan pegel! "gumamnya seraya menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi .

Berbagai kilasan kejadian kemarin masih saja menari-nari di otaknya , terutama tentang kekasihnya Yang sampai pagi ini masih tetap sama, tidak ada kabar. Mengedarkan pandangannya ke sekeliling ,hingga sedetik kemudian mengernyit .

"ini apa? "membolak-balikkan sesuatu Yang ia sendiri tidak tahu bagaimana bisa berada dalam genggamannya"sorry"satu kata itu tercetak tebal diatas kertas Yang direkatkan dibagian depan botol tersebut.

Karna penasaran,ia Akhirnya membaca setiap tulisan Yang tertera "ini madu? Siapa Yang taruh disini? "tanyanya heran.

Kalau Ayahnya itu mustahil , karna sebelum memberikan botol ini,pasti ayahnya akan membangunkannya terlebih dahulu. Tapi dirumah ini juga hanya ada dirinya juga sang Ayah"terus siapa? "bingungnya.

Tookkkk.. Tokkkkk...

"Rum masih Lama, itu Udah ditungguin didepan sama.. "

Mata Arum membulat " kak adrian ?"pikirnya ragu"bentar yah, lima menit lagi. "pekiknya sebelum Akhirnya melompat ke kamar mandi.

......

Tak selang berapa Lama, Arum pun keluar dari kamarnya dengan tangan Yang sibuk mengikat rendah rambutnya. Meringis pelan ketika matanya menangkap siluet belakang seseorang melalui jendela rumahnya,seseorang Yang tengah duduk santai diteras rumahnya seperti pagi-pagi kemarin,sangkanya.

"maaf kakak nunggu Lama ya? "

"nggak Papa.. "

Degggg...

"kak sabara.. "raut bingung menghiasi wajahnya, pasalnya dugaannya melesat dari pemikirannya.

"udah selesai ?"Arum mengangguk"yaudah ayo berangkat! "ajaknya disertai senyum Manis.

Masih dengan raut bingung, Arum mencium punggung tangan sang Ayah yang entah sejak kapan sudah berada didepan pintu.

"hati - hati dijalan "pesan sang ayah.

"berangkat om"

"hati-hati ya bara. "

Mata Arum menyipit tatkala laki-laki itu menyerahkan sebuah helm berwarna Pink Yang sangat tidak mungkin jika itu adalah miliknya.

"ini punya siapa Kak?"

"punya kamu? "

"ha? "

"aku akan bawa helm itu kemanapun, jadi kalau kita mau kemana-mana enak. "

Entah kenapa Arum merasa ada makna lain didalam kalimat Yang baru saja didengarnya "itu seperti sebuah penegasan bahwa mereka akan sering bersama. "sekedar pemikirannya saja.

HEARTBREAKING (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang