percaya?

28 14 2
                                    

"aku tidak perduli Bagaimana mereka memandangku, karna jika kamu percaya, maka itu sudah cukup bagiku.karna kenyataannya, percayamu adalah kepercayaan diriku. Hal dimana Yang menjadi dasar kekuatanku,ya percayamu. "

NASTITI ARUM P. W.

______________________________________

Seperti pagi-pagi sebelumnya,arum tampak telah siap dengan seragam lengkapnya.rambut panjangnya ia biarkan tergerai, dengan aksen jepit floral di sisi kanannya tanpa mengganggu posisi poni kesayangannya.langkah terakhir ialah memasang tali sepatu Dan "selesai"tukasnya .

bagi arum. semakin awal kamu memulai Pagimu, maka semakin banyak hal baik Yang akan terjadi Di sepanjang harimu.hal itu juga tak lepas dari sikap displin Yang selalu di tanamkan oleh ayahnya, hingga pada Akhirnya berubah menjadi sebuah kebiasaan baginya.

"temen kamu belum dateng rum? "tanya sang ayah Yang juga sudah lengkap dengan setelan dinasnya.

Arum menggeleng"belum yah, mungkin bentar lagi. "balasnya.

"bareng Ayah aja, daripada ntar kesiangan"

Arum Tampak menimang tawaran sang ayah,namun pikirannya kembali tertuju pada adrian Yang mungkin saja tengah dijalan untuk menjemputnya.pria itu sudah mengatakan akan menjemputnya,dan hal itu pastilah mutlak, khas seorang Adrian.

Tak Lama kemudian, sebuah Mobil sports Yang arum kenal betul milik siapa itu memasuki pekarangan rumahnya. Dapat Arum rasakan, tatapan penuh tanya yang di lontarkan sang ayah padanya.hingga Akhirnya, Yang ditunggu-tunggu pun menampakkan wujudnya.

"kak Adrian pagi-pagi Udah bikin ambyar ajar. "batin arum menatap pria Yang tak lain ialah adrian tengah berjalan santai menuju arahnya.

"hai om."sapanya Yang membuat Arum menepuk pelan dahinya.

"walaikumsalam"balas Ayah Arum singkat seraya menggantungkan  tangan kanannya .

Arum menggigit bibir bawahnya ketika melihat adrian Yang hanya terdiam dengan wajah polosnya,bahkan hingga beberapa saat pria itu masih saja tidak peka, pikir arum.

Jika hal ini terus dibiarkan, maka tak akan pernah ada Kata selesai. Dan para Akhirnya,arumlah Yang mengambil keputusan. Digapainya tangan sang ayah,lalu mengecupnya pelan "arum berangkat ya yah assalamualaikum"ujarnya Yang hanya dibalas anggukan singkat oleh sang ayah,nyatanya pria itu masih sibuk meneliti adrian Dari  atas hingga bawah.

"saya pamit om."ujar adrian sekenanya, pria itu baru saja hendak berbalik jikalau Ayah arum tak menahannya.

Adrian menatap pria dewasa didepannya dengan tatapan penuh tanya "Ada apa om? "

Bukannya menjawab, Ayah Arum justru menggapai telapak tangan Adrian,Membaliknya hingga punggung tangannya yang berada di posisi atas, lalu sedetik kemudian mengangkatnya hingga menyentuh hidung mancung pria muda didepannya"walaikumsalam"tekannya pada Adrian.

Sedang Adrian tersenyum kikuk dengan tangan Yang masih bertautan dengan pria Baya Yang ia ketahui merupakan Ayah arum"bukankah tadi gadis itu memanggilnya ayah"pikirnya yakin.

"saya titip putri saya... "

"adrian om"sebutnya seolah mengerti pertanyaan yang akan dilontarkan oleh Ayah arum.

Pria baya itu mengangguk"hati-hati dijalan. "katanya masih dengan raut wajah tak bersahabat.

______________________________________

Di Mobil Arum terkikik geli melihat ekspresi Adrian Yang masih saja tegang, pria itu bahkan hanya diam tanpa sepatah Kata pun.

"ketawa aja, nggak usah Ditahan! "

HEARTBREAKING (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang