"Luka kita sama, hanya saja cara kita menerima-nya yang berbeda"
NASTITI ARUM PANDAN WANGI.
______________________________________
Untuk yang kesekian kalinya, ia kembali memindai waktu yang tertera diatas pergelangan tangannya. Sesekali ia menarik dasi yang terasa melilit lehernya dengan begitu erat,tak lupa merapikan setelan jas hitam yang kini membalut tubuh tegapnya .Hingga akhirnya sebuah tepukan di bahunya membuat dirinya mengalihkan pandangannya ke arah yang berlawanan. Dan detik itu, ia terkesiap. Di hadapannya sekarang ,sesosok bidadari tengah berdiri dengan raut polos yang tampak begitu menggemaskan. Rambut ikal serta poni tipis itu membingkai sempurna wajah oval tersebut, namun yang lebih penting ialah tatapan mata yang selalu meneduhkan siapapun yang menatapnya.
"kak Adrian ?" panggilnya membuat sang empunya yang sejak tadi sibuk memindai objek didepannya kembali pada ambang batas kesadarannya"kok malah bengong? Arum jelek ya? "
Refleks ia menggeleng " Cantik "satu kata itu meluncur begitu bebas tanpa sedikitpun hambatan dari bibir tipis milik Adrian yang masih tak melepaskan sedikitpun pandangannya,sementara Arum? Jangan tanya, wajahnya bahkan kian terasa sangat panas "pasti merah! "batinnya bicara.
"ayo berangkat-"ucapan Adrian terhenti dikala ia merasakan jemari Arum yang meremas pelan lengannya, alisnya terangkat seolah bertanya"Ada apa? "
"kita mau kemana? Arum belum ijin sama ayah"cicitnya pelan bahkan nyaris tak terdengar, untung saja telinga Adrian itu premium. Sehingga tak perlu diragukan lagi kualitas ketajamannya.
"Ayah udah tau"jelas perkataan Adrian membuat Arum menatapnya seolah bertanya "kok bisa?"Smirk tipis Adrian adalah jawaban dari semuanya " emangnya Apa yang nggak bisa seorang Adrian lakuin? Just litle problem,and now _nothing. "katanya enteng membuat mata Arum memicing sebelum sedetik kemudian melebar tatkala Adrian menarik tangannya tanpa aba-aba.
Di dalam mobil, Arum tak henti-henti meremat tangannya yang terasa kian dingin. Entah kenapa ia merasa begitu gugup, tak seperti biasanya. Sementara Adrian yang memang terlalu peka, langsung menggapai tangan mungil Arum tanpa mengalihkan pandangannya pada jalan didepannya karna dirinya yang memang tengah mengemudi.menggenggamnya lembut, hingga ia merasakan bahwa gadis itu sedikit lebih tenang dari sebelumnya .
"kita mau kemana sih kak? "lagi, untuk yang kesekian kalinya Arum bertanya, dan yang Adrian lakukan hanya satu, Diam. Setelahnya, hanya helaan nafas yang keluar dari bibir Arum , sedetik kemudian ia seolah terpaku. Side profile Adrian membuatnya tak bisa berkata apa-apa,semuanya sempurna di matanya. Alisnya yang tebal, mata biru yang indah, hidung tinggi, bibir ceri yang tampak segar, serta rahang kokoh yang mempertegas kesempurnaannya .
Dan demi apa? Ia memakai setelan kemeja? Arum begitu sibuk memikirkan tujuan mereka hingga baru sadar jika penampilan Adrian tak seperti biasanya . Yah,meski memang pria itu selalu rapi. Tapi jas? Untuk pertama kalinya ia melihat Adrian memakai Pakaian formal itu . Pria itu bahkan terlihat seperti pembisnis muda yang sangat handal ,dapat ia pastikan banyak orang yang akan percaya jika melihatnya tanpa tahu bahwa pria itu masih Sma .
"terpukau eh~?"tanya Adrian dengan senyum menggoda.
Sedang Arum yang tertangkap basah langsung mengetupkan bibirnya serta mengalihkan pandangannya ke arah lain, dapat ia rasakan jika genggaman tangan Adrian semakin mengerat. Sungguh ia malu,dalam hati ia merutuki sifat Adrian yang sangat amat peka. Tapi tak bisa ia pungkiri, bahwa dalam hatinya ia merasa bahagia. Mengingat pria ini, yang merupakan laki-laki kedua setelah ayahnya yang mampu membuatnya selalu merasa nyaman. Meski kenyataannya, sifatnya itu tak ubahnya es batu. Dingin dan keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEARTBREAKING (On Going)
Romance~HEARTBREAKING~ _________________________________________ Perlahan ia melangkah,menepis jarak yang terbentang diantara keduanya.Hingga akhirnya ia mensejajarkan dirinya tepat didepan gadis yang wajahnya kini tampak basah,campuran keringat juga air...