"dikala senyap itu,kamu hadir.
Mengguncang jiwa dengan getaran tiada akhir. Bersama euforia yang tadinya kufikir, ialah takdir.kamu menggema, diatas lautan darah bertepikan rasa. Hangat tapi berbahaya, menenggelamkanku dalam harap tanpa berniat menuntaskannya. "NASTITI ARUM P. W.
______________________________________
"masuk rum. "ujar niah terdengar mulai jengah,sedang arum hanya terdiam kaku di tempatnya."arum.. "berganti rara yang mulai terlihat geram.
Arum menggigit bibir bawahnya, rasa tak percaya diri itu terlalu kuat dalam dirinya. Hingga ia merasakan sebuah kehangatan di bagian telapak tangannya yang terkepal, dan saat ia melihatnya, saat itu juga ia merasa tubuhnya tertarik untuk masuk ke dalam ruang bertuliskan multimedia tersebut.
Semua orang yang berada di ruang itu tentu saja terkejut, tak sedikit yang langsung berdiri dari tempatnya.dapat arum lihat tatapan was-was dari semua netra di sana, suasana yang tadinya tak begitu kondusif menjadi hening seketika. Semua itu karna satu orang, adrian.
"kak adrian ,ada yang bisa kita bantu kak? "tanya salah satu diantaranya dengan nada bergetar.
"dia mau daftar. "menunjuk arum.
Tampak seseorang maju dengan sebuah kertas yang arum tebak ialah sebuah formulir, ketika arum hendak menerima formulir itu, ia baru sadar bahwa tangannya kini tengah bertautan dengan sebuah tangan kokoh nan lebar namun terasa begitu nyaman.
Arum mencoba melepaskan, namun adrian seolah enggan. Ia terus menggenggam tangan arum dengan sangat kuat, namun tak menciptakan sakit sedikitpun. Arum justru nyaman, dan jujur juga sedikit enggan melepaskan.
" NASTITI ARUM PANDAN WANGI, tingkat sebelas, BAHASA II "tukas adrian sebelum akhirnya menyeret arum pergi dari ruangan tersebut.
Di depan ruangan itu, arum masih melihat kedua sahabatnya yang masih setia berdiri di tempatnya. Mereka menatap arum dalam diam, bahkan arum hanya bisa tersenyum ketika adrian melewati keduanya dengan tangan yang masih menggenggam tangannya. Arum tidak mengerti, kemana adrian akan membawanya.
"kak kita mau kemana ?"tak ada jawaban, adrian hanya diam tanpa suara.
.....
Hingga kini yang arum rasakan ialah hawa panas seolah membakar kepalanya, bisik-bisik dari berbagai arah sedikit banyak dihiraukannya karna memang dirinya kini sibuk mengikuti langkah kaki adrian.
"MULAI DETIK INI ,SHE'S MINE. ONLY MINE. "
pekikan demi pekikan itu terdengar begitu menusuk pendengaran arum, sedang yang dilakukannya hanya terdiam di tempatnya. Di tengah lapangan itu, di bawah teriknya sinar matahari itu, adrian mengakui dia sebagai miliknya. Tunggu, miliknya??
"maksud kakak apa? "tanya arum menuntut penjelasan.
"lo pacar gue, mulai detik ini. "
"kok bisa? "
Adrian menyunggingkan salah satu ujung bibirnya, membuat kening arum semakin terlipat tak mengerti. Tidak ada hujan, tidak ada angin,dia mengklaim arum sebagai pacarnya. Itu tidak masuk akal, pikir arum.
"penolakan nggak pernah ada di kamus gue, keinginan gue itu mutlak hukumnya. "ujar adrian dengan congkaknya,sedang arum masih mencoba mencerna semua ini.
Berbeda dengan arum,ke-empat pria yang sejak tadi melihat drama di tengah lapangan tersebut pun tampak tak terkejut sama sekali. Mereka justru terlihat tenang, tak terpengaruh sedikitpun dengan keadaan sekitar yang tampak ramai dengan para siswa maupun siswi yang sepertinya masih sulit untuk percaya dengan apa yang mereka saksikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEARTBREAKING (On Going)
Romance~HEARTBREAKING~ _________________________________________ Perlahan ia melangkah,menepis jarak yang terbentang diantara keduanya.Hingga akhirnya ia mensejajarkan dirinya tepat didepan gadis yang wajahnya kini tampak basah,campuran keringat juga air...