She's love Me?

16 2 7
                                    

"Karna dalam suatu persahabatan antara pria dan wanita, sangat mustahil tidak melibatkan yang namanya perasaan."

ATTANAREKSA PUTRA DINISTRA

______________________________________

Di sepanjang koridor, langkah lebarnya melangkah terarah. Menyibak  pendar cahaya dengan segurat kecemasan yang tertera nyata" she's will be fine -"rapalnya dalam hati sembari terus melangkah.Hingga netra birunya menangkap siluet sepasang pria dan wanita yang kini tengah memandang sendu ke arah pintu bertuliskan ICU tersebut.

"Tante-"serunya membuat wanita dengan pakaian formal serta riasan wajah yang kini tampak berantakan itu menoleh padanya,gambaran ketakutan yang teramat sangat begitu nampak di  iris coklatnya"Clara-"

Belum sempat ia menyelesaikan perkataannya, wanita itu justru lebih dulu berhambur padanya. memeluknya erat seolah menyalurkan ketakutan yang ia rasakan"Clara-"Ujarnya tertahan oleh kecemasan yang dibalut dengan air mata"Dia colaps-"katanya yang lagi-lagi tak selesai -

"Clara pasti baik-baik aja, she's strong girl ! Believe me."tukas Adrian mencoba memberi kekuatan, meski dalam hatinya juga terbersit ragu"please,jangan ambil dia tuhan. Cukup mama !"pintanya tulus dalam hati.

Detik demi detik berlalu,denting jam seolah bergerak lambat dalam laju. Praduga demi praduga menggeliat dalam kalbu, menghantarkan ketakutan yang semakin membuatnya kehilangan ketenangannya. Berdiri lalu duduk, tak lama kemudian kembali berdiri seraya berjalan kesana-kemari nyatanya tak lantas mengeyahkan kecemasannya. Beberapa kali ia menyugar rambut hitamnya,sambil setengah menariknya seolah hal itu mampu mengurangi ketegangan dalam dirinya. Namun nihil, keadaannya masih sama. Ia merutuki pintu di depannya yang seolah begitu enggan untuk terbuka, hell !!.Sementara dua Orang manusia yang sejak awal berada disana, tak jauh berbeda dengannya.

Hingga beberapa waktu, saat baru saja hendak kembali mendaratkan dirinya pada kursi tunggu yang berjajar rapi disana,pintu kaca berlapis tirai itu pun terbuka. Sontak hal itu membuat ketiga manusia di depan pintu tersebut terkesiap,Sementara beberapa orang dengan seragam senada lengkap penutup kepala tersebut tampak keluar dari dalam ruangan.

"Attan-"seru wanita disamping Adrian dengan suara paraunya"Clara-"lirihnya seraya berjalan terseok-seok menuju salah seorang diantara kumpulan orang yang baru saja keluar dari ruangan didepannya. Derai tangisnya kembali terdengar ketika seseorang yang tadi disebutnya itu merengkuh dirinya kedalam pelukan eratnya.

"Clara is fine Mom, don't worry."ujarnya menenangkan dengan dua tangan yang menghapus lembut air mata wanita yang ternyata ialah  ibunya " Clara itu kuat, seperti Mama"imbuhnya penuh arti, namun tatapan matanya justru tertuju pada pria baya yang berdiri tak jauh dari tempat Adrian. Tatapan yang begitu Adrian kenali, persis seperti tatapannya pada ayahnya.

"Attan, Mama mau liat Clara-"

"Nanti setelah Mama makan,mama pasti belum makan kan?  Clara juga masih perlu dipindahkan ke ruang rawat supaya bisa ditemui"potong pria yang tak lain ialah Attan dengan nada tegasnya.

"tapi-"

"Mia tolong antar ibu saya ke kantin"perintahnya pada salah seorang di balik tubuhnya, seorang wanita muda dengan senyum ramahnya yang kini menggiring ibunya sebelum akhirnya tatapannya berpindah pada sekumpulan manusia yang keluar bersamanya tadi"Kalian semua bisa kembali lebih dulu,good job! "tuturnya yang dibalas anggukan hormat oleh beberapa orang tersebut sebelum akhirnya pergi dari sana.

"Papa boleh melihat clara ? "tutur pria baya yang sedari awal hanya diam tanpa suara.

Tatapan tajam milik pria yang baru saja mengalungkan snelli di lehernya itu begitu kentara, netra coklatnya beradu dengan netra hitam pekat yang tampak sendu di penglihatan Adrian. Kedua orang itu tampak larut dalam dunianya, seolah Adrian tak ada disana.

HEARTBREAKING (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang