" sebuah senyuman memang terkadang hanyalah sebuah manipulasi dari rasa sakit yang tak ingin di perlihatkan. "
ADRIAN ABRIAL BIMANTARA.
______________________________________
***
Semilir angin malam membelai kulit wajah Arum yang tak tertutup kaca pelindung kepalanya,beberapa kali ia memejamkan matanya seraya menghirup udara dalam-dalam. Hal itu sendiri tak lepas dari pendangan Adrian yang menatapnya lurus melalui kaca spion.
"suka? "tanya adrian spontan.
Sementara Arum mengangguk antusias "Udah lama nggak jalan-jalan malem,biasanya waktu di bandung dulu ayah selalu ajak aku jalan-jalan.meskipun cuma nongkrong di angkringan pinggir jalan ."jelasnya ringan namun sarat akan rindu.
Bibir adrian tertarik ke atas melihat Arum yang tampak begitu antusias, sebuah pemikiran melintas di benaknya "Rum, pegangan. "
"ha? "pekik Arum tak mengerti,hingga akhirnya tangan kiri adrian menarik tangan kirinya untuk melingkar di pinggang pria itu.
"satunya juga. "tukas adrian.
Arum yang masih mode lemot itu pun hanya terdiam dengan detak jantung yang menggila.saat adrian kembali menegurnya, barulah ia melingkarkan sisi tangannya yang bebas.hingga kedua tangannya bertemu di depan perut pria itu, sejenak Arum menahan nafasnya.pikirannya kacau, apalagi ketika dirinya sadar akan jarak yang begitu minim antara keduanya "tuhan cobaan apa lagi ini! "batinnya berteriak.
Aroma mint itu menyeruak dalam ruang pernafasannya, seolah menyejukkan paru-parunya . Nyaman, satu kata itulah yang dapat ia definisikan. Punggung tegap Adrian juga menjadi salah satu alasannya, dan ya tuhan perutnya bahkan terasa sangan padat tanpa gelembir sedikitpun, pikirnya.
"turun."
"Ha? "
"turun! "ulang adrian lembut seraya mengelus punggung tangan Arum yang masih setia melingkar di tubuhnya.
Arum berjengit sebelum akhirnya secara spontan menarik tangannya, sebisa mungkin menormalkan ekspresinya yang semula gugup dengan cara mengedarkan pandangannya mengelilingi tampat di hadapannya. Kerlap-kerlip lampu disertai pekikan juga tawa itu membuatnya mengernyitkan dahi"kita dimana kak ?"
"liat sendirilah ! "tukas Adrian jahil sebelum tersenyum melihat binar mata Arum yang seolah mampu menjelaskan semuanya , tanpa perlu bertanya, ia yakin gadis itu menyukai tempat ini .
Sementara Arum mengedarkan pandangannya "wahhh..!"gumamnya seraya melangkahkan kakinya .
"mau kemana rum? "
Arum melipat keningnya mendengar pertanyaan Adrian "ke sana! "menunjuk sebuah tempat yang tampak penuh juga ramai.
Adrian menganggukkan kepalanya sebelum kemudian menunjuk kepalanya sendiri menggunakan telunjuknya.
Mata arum membulat " Hehe lupa! "katanya sebelum akhirnya berjalan mendekat ke arah Adrian.
"kenapa? "tampak adrian sengaja menggoda Arum.
"tolong, bukain. "ujar Arum pelan .
Bibir adrian berkedut menahan tawa"kenapa gemesin banget sih cewek gue! "batinnya bergumam seraya tangannya yang sibuk melepas kaitan helm Arum.
Setelah selesai, keduanya pun berjalan menuju tempat dimana keramaian itu terjadi dengan tangan Adrian yang menggenggam tangan Arum , cukup erat. Saat tadi arum sempat bertanya kenapa pria itu melakukannya, jawabannya benar-benar membuat arum kehilangan kata-kata " Biar kamu nggak ilang."katanya, "memangnya Arum anak kecil apa! "tandasnya dalam hati, sedikit tak terima.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEARTBREAKING (On Going)
Romance~HEARTBREAKING~ _________________________________________ Perlahan ia melangkah,menepis jarak yang terbentang diantara keduanya.Hingga akhirnya ia mensejajarkan dirinya tepat didepan gadis yang wajahnya kini tampak basah,campuran keringat juga air...