9

354 69 36
                                    

Nayeon tengah meneguk minuman nya, sekarang dia bersama Jeongyeon dan beberapa teman lainnya. Ada Jihyo, Taehyung, dan Jimin. Kebetulan hanya mereka yang bisa bergabung.

"Aku bingung kenapa kau selalu ada dipertemuan kami" heran dan juga kesal Taehyung karena Jimin ada di sana.

"Kenapa? Yang mengajak bertemu kan Nayeon, dan aku temannya. Iya kan Nay?"

"Y-ya" Nayeon ragu menjawabnya. Karena kehadiran Jimin saat ini adalah kesalahan Jeongyeon. Tadi saat akan mengirim pesan pada Jihyo dia salah menekan nomor di kontaknya. Karena nomor kontak Jimin dan Jihyo berdekatan, membuat Jeongyeon salah tekan. Dan kata Nayeon biarkan saja Jimin ikut, dari pada dibatalkan kan tidak enak.

"Kali ini aku yang traktir. Silahkan pesan yang kalian inginkan" seru Nayeon.

"Wih. Sepertinya kamu sedang bahagia?" tanya Jihyo.

Nayeon tersenyum kecut.

"Berbagi dilakukan bukan hanya saat bahagia saja, saat suasana hati kita tidak baik juga harus berbagi. Dengan begitu tuhan akan selalu menyayangi dan mengasihi kita" Nayeon.

"Untuk orang yang banyak uang mungkin seperti itu. Tapi bagi orang uangnya menipis setiap akhir bulan akan sulit untuk melakukan itu" Jihyo.

"Ngomong ngomong di acara reuni kita belum menceritakan kehidupan kita sekarang. Ayo saling cerita" Jihyo sangat antusias.

"Aku dulu ya. Ekhm sekarang aku adalah seorang guru di sebuah sekolah khusus balita. Jika kalian punya anak, keponakan, atau adik yang masih berusia 1-3 tahun bisa di sekolah kan di sana. Dan statusku sekarang jomblo, jika kalian punya teman lelaki yang tampan, baik, dan banyak uang kenalkan padaku" canda Jihyo.

"Cih itu bukan guru tapi perawat anak" cibir Taehyung.

"Heh tugas guru adalah mengajari muridnya kan? Aku juga mengajari murid-muridku, walaupun hanya menyanyi dan bertepuk tangan"

"Sekarang Jeongyeon. Ayo"

"Aku? Em aku bekerja di kantor yang sama dengan Nayeon, tapi tentu saja jabatannya berbeda. Aku masih dibawah Nayeon"

"Sekarang Nayeon. Aku sudah tidak sabar mendengar nya. Kehidupanmu terlihat menyenangkan" Jihyo.

"Keseharianku sekarang itu bekerja di kantor, seperti yang tadi dikatakan Jeongyeon, kita satu kantor. Kebetulan aku menjabat sebagai Editor in Chief di salah satu penerbitan majalah. Kehidupan ku terlihat menyenangkan tapi sebenarnya kadang tidak seperti itu" Nayeon bercerita.

"Oh iya, aku ingin tau. Bagaimana kau akhirnya bisa menikah dengan Jungkook? Aku sangat penasaran. Saat SMA kalian bahkan tak terlihat saling tertarik satu sama lain"

"Ah itu. Aku dan dia satu universitas saat di Canada. Disana ada sebuah perkumpulan untuk mahasiswa mahasiswi yang berkewarganegaraan Korea, karena itulah aku sering bertemu denganya dan ya... bisa seperti sekarang"

"Apa dulu kau pernah berkencan dengan Taehyung. Dulu kalian sering bersama"

"Tidak. Kami hanya berteman. Iya kan Tae?"

"Ya. Kami hanya berteman. Jujur... Sebenarnya dulu aku menyukainya tapi aku tak berani mengungkapkan nya. Aku takut dia menolakku dan membuat pertemanan kita renggang" pengakuan Taehyung membuat teman-temannya terperangah kaget. Sebenarnya bukan kaget karena fakta itu, mereka kaget karena ternyata yang selama ini mereka pikirkan itu benar.

Tak heran juga Nayeon menatapnya kaget, Nayeon tak mengira Taehyung dulu menyukainya.

"Benarkah? Aku baru tau" Nayeon terkekeh kecil berusaha bersikap biasa saja.

It's [not] Fine [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang