Di ruang tengah, Nayeon sedang mengulik informasi seputar Haeun dari putranya. Sepertinya telah terjadi sesuatu di saat dia tak bersama mereka.
"Sean, kau mengenal orang yang tadi datang?" tanya Nayeon yang mendapat gelengan kepala dari Sean.
"Tidak. Memang mama tidak kenal dia?"
"Eum... Tentu saja mama kenal, dia teman papa"
"Apa kau pernah bertemu dengannya?" tanya Nayeon lagi.
"Ya, kemarin malam. Saat aku, papa, dan uncle Jimin makan di restoran tante itu tiba-tiba datang"
"Datang? Dia duduk bersama kalian?"
"Tidak duduk, tante itu langsung pergi setelah menyapa dan berbicara beberapa hal"
"Oh... Begitu ya" Nayeon menggigit kuku jarinya.
"Memang kenapa ma? Dia orang baik atau jahat? Kenapa dia tidak masuk kedalam? Dia kan sudah datang" tanya Sean tanpa henti.
"Eum... Dia menyukai papa jadi mama tidak suka. Mama hanya berjaga-jaga saja" Nayeon hanya menjawab apa yang ingin dia jawab. Tak apa kan dia berbicara seperti itu dengan Sean? Sean kan bisa dijadikan tameng jika wanita itu berusaha mendekati Jungkook lagi. Sean bisa menjauh kan kedua orang itu.
"Tapi papa hanya menyukai mama. Mama tenang saja" ujar Sean sembari tersenyum manis, membuat Nayeon merasa tenang.
Nayeon mengusap pipi Sean sebagai apresiasi karena bocah itu sudah memenangkan ibunya.
'Semoga saja yang kau katakan benar Sean'
"Mama, katanya tante Jihyo akan mengajak Seyun dan Seyi main kesini. Kenapa mereka belum datang?"
"Tunggu ya, sebentar lagi juga sampai"
Tak lama setelah itu terdengar suara pintu terbuka. Ternyata itu Jungkook yang datang bersama Jimin. Kenapa mereka pulang di siang hari seperti ini?
"Papa" Sean langsung berlari dan memeluk ayahnya.
"Kau sudah sembuh?" tanya Jungkook sekedar untuk melontarkan pertanyaan.
"Sudah. Tapi kan harus belajar di rumah dulu" Sean merengut.
"Ya benar, kau harus belajar di rumah dulu" Jungkook mengusap kepala Sean.
"Hey, bukankah lebih senang belajar di rumah?" tanya Jimin.
"Senang, tapi bagaimana kalau nanti teman-temanku jauh lebih pintar. Aku kan ingin mendapat peringkat pertama. Bagaimana kalau nanti aku tak pintar seperti papa dan mama" Sean mendongak menatap Jimin.
Jimin terdiam mendengar jawaban dari anak temannya itu.
"Ya, tak heran kenapa dia selalu bertanya dengan rasa ingin taunya dan sangat ambisius. Dia anak Jungkook dan Nayeon" gumam Jimin.
Jungkook yang mendengar itu ikut tersenyum.
"Uncle bicara apa? Kenapa seperti orang berbisik?" tanya Sean sambil menyipitkan matanya.
"Uncle hanya mengagumi mu" Jimin tersenyum sambil mencubit pipi bocah itu.
"Woah... Kau sudah tau uncle akan datang ya. Terimakasih sambutan nya" ujar Jimin yang kemudian mendekati meja yang telah berisi banyak hidangan.
"Itu untuk Seyun" sahut Sean.
Jimin yang tadi sudah mengangkat dan hampir menggigit sebuah cupcake pun tak jadi memakannya.
"Oh... Seyun akan datang kesini?" Jimin kembali meletakkan cupcake kembali ke tempatnya semula.
"Ambil saja kalau kau ingin memakannya" ujar Nayeon sambil tersenyum melihat tingkah Jimin.